Setelah membaca fenomena "Mantan Teman Ahok", di berbagai berita online, cetak, dan opini para netizen di media sosial, saya malah tertawa. Karena bagi saya kasus ini adalah tak lebih dari sebuah konspirasi murahan. Kenapa murahan? Karena cara menyerang Ahok yang sangat konyol.Â
Mantan relawan yang kena pecat, kemudian mengakui tentang kebobrokan cara mengumpulkan foto kopi KTP, yang dilakukan oleh mereka sendiri juga. Lain hal jika para mantan ini tidak melakukan manipulasi tersebut, itu baru keren. Maka mereka akan disebut sebagai "pembela kebenaran" ketimbang "pahlawan kesiangan". Ini hal pertama kenapa isu ini disebut murahan.
Hal kedua, kemudian tak perlu memakan waktu lama dan tak perlu telisik sini sana, keluar isu bahwa Pospera dan PDIP berada dibalik aksi para mantan, dengan logikanya untuk menjegal Ahok. Kenapa begitu mudahnya keterlibatan Pospera terendus? Kenapa Junimart Girsang pakai segala keceplosan di ILC?
Apakah upaya penjegalan terhadap seorang Ahok yang begitu punya taring, harus dilakukan dengan sebercanda itu? Tidakkah itu justru hanya akan membuat upaya terlihat sepele dan simpati ke Ahok justru semakin deras mengalir? Apakah hal ini tidak dicermati oleh seorang Junimart atau Napitupulu?
Anggaplah upaya mantan teman Ahok dan para pem-back up nya sukses. Lalu Ahok gagal nyagub via independent, apakah serta merta Ahok akan lari ke PDIP minta dukungan? Atau, apakah PDIP punya calon yang mumpuni untuk maju, jika Ahok mundur? Bahkan seorang Yusril pun belum sanggup menyaingi pesona Ahok, apalagi calon yang lain.
Apa untungnya untuk PDIP jika Ahok gagal jadi gubernur 2017? Ini pertanyaan yang sangat menggelitik.
Lalu mari berandai-andai jika Ahok gagal nyagub, apakah 2019 Ahok akan diam? Apakah tak ada desakan dari pendukungnya untuk maju pilpres?
Dan jika Ahok tanpa jabatan di 2019, bukankah itu justru akan semakin memuluskan langkahnya bersaing dengan Jokowi 2019? Saat ini, opini saya, hanya Ahok atau Ridwan Kamil lah pesaing terberat Jokowi di 2019 nanti. Jika dua orang ini diam di 2019, maka hampir bisa dipastikan Jokowi memegang periode ke-2 masa jabatannya.
Ini semua sungguh mencurigakan. Terlalu murah dan terlalu gampang, di tengah masyarakat melek politik Indonesia yang juga gampang terprovokasi, kemudian ramai perang opini. Makanya saya sebut ini semua cuma konspirasi. Konspirasi untuk justru menaikkan pamor Ahok itu sendiri.Â
Bahwa jika Ahok makin nampak terzalimi, maka makin banyaklah mengalir simpati. Jika ahok makin menuai simpati, makin besar peluang menang di pilgub 2017 nanti. Kalau menang, maka sifat konsisten dan saklek si Ahok, diramalkan akan membuat dia menolak jika dicalonkan jadi capres 2019 nanti. Karena diyakini "keras"nya Ahok akan membuat dia komit pada dirinya sendiri untuk menyelesaikan amanah di DKI.Â
Nah jika Ahok tidak maju di pilpres 2019 nanti, maka makin besar peluang 2 periode Bapak Jokowi. Nah si PDIP berkuasa kembali. Tinggal Ridwan Kamil yang perlu diwaspadai. Tapi semua ini cuma teori konspirasi. Teori yang saya yakini sekali karena isu yang nampak murahan tadi.Â
Teori ini takkan terpikir oleh saya jika semua upaya penjegalan terhadap Ahok memakai cara yang intelek khas intelijen.
Belum lagi jika ditambah dengan isu Sumber Waras yang hanya berkutat seputar beda madep rumah sakit, beda alamat, dan beda NJOP. BPK seharusnya bisa lebih baik daripada ini.
Kesimpulan saya cuma 2. Jika orang orang di balik mantan teman Ahok memang bermain konspirasi untuk menaikkan pamor Ahok demi kepentingan yang lebih besar di 2019, maka mereka cerdas. Tapi jika tujuannya memang untuk menjegal Ahok, maka mereka lugu.
Akhir kata saking konyolnya isu2 yang menjegal Ahok ini, saya juga jadi malas nulis serius serius. Hehe. Wassalam...
PS: Opini saya juga netral, dan sayapun warga Depok. Saya hanya mencoba menyebarkan virus lebih kritis dalam beropini politik. Masyarakat jangan gampang terpancing isu murahan. Piss✌
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H