Mohon tunggu...
fazlurrahman elrazie
fazlurrahman elrazie Mohon Tunggu... -

fazlurrahman elrazie. kini masih sebagai seorang mahasiswa yang mencari sebuah harapan, keinginan, mimpi dan cita-citannya didalam proses perjuangannya. tentang semua hal itu, kini ia siap terus berjuang dan berperang untuk menjadikannya harapan itu sebagai sesuatu yang akan nampak dipermukaan. go fight jurnalis muda!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Otot Kawat, Balung Besi, Ndas Tank

21 Februari 2010   12:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:49 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat pagi duniaaa... awal ku menyapa pagi ini. segelas kopi hangat  dan terhitung tiga batang rokok  tersisa dari keperkasaanya dua bola mata yang tak mau terpejam meski lelah ini memeluk erat seluruh tubuhku (lebaaay). Ingin rasanya memanjakan lelahku tergeletak di atas birunya hamparan yang menyejukkan bersama kicauan burung yang memainkan indahnya pesona pagi ini. Namun aroma perjuangan itu kini masih mampu mengobarkan semangatku untuk tidak melewatkan pesonanya (pagi ini). Untuk berjuang bersama mimpi-mimpiku. Yap! maksimal lima tahun. Kurencanakan itu terhitung dari sekarang untuk hari esok dan seterusnya dengan harapan. 2013 ku siap menatap hidup baru. Ingin rasanya lebih cepat dari itu,  namun dari hal-hal yang ku anggap terlalu tinggi itu. Ku ambil sesuatu yang  ku anggap bijak yang harus ku perjuangkan. Kadang, ingin rasanya akupun menjadi mereka-mereka yang dengan didengar kata demi katanya saja mampu menjadikan orang-orang disekitarnya disibukkan dengan menelaah kata demi katanya untuk dijadikannya oleh mereka sesuatu yang berharga. Ya! ketika mereka (tak segan ku menyebut mereka si pintar) berbicara, jauh dibelakangnya, orang sepertiku masih mencoba menelaah kata demi kata. Sungguh naas,  untuk mengerti bahasa merekapun (yang pintar) butuh ribuan kamus untuk memahaminya.  Padahal yang jelas, letaknya bukan dibahasa yang mereka pergunakan dan juga bukan karena perbedaan bahasa. Pernah ku mendengar bedanya orang pintar dan tidak itu dikarenakan mereka (yang pintar) berkenalan terlebih dahulu dengan yang namanya 'membaca'. hmmm... Ingin rasanya aku juga turut berkenalan dengannya (membaca) dan kemudian dikenalkannya oleh ia (membaca) kepada yang dinamakan 'menulis'. Agar aku nantinya dapat bercengkrama mesra dalam harmoni yang tak terbatas dengan mereka yang dinamakan membaca dan menulis. LANGKAH PERTAMA (dari perenungan lelahku). Yang harus dibenahi: Otot kawat, Balung besi, Ndas tank! (ndas; kepala) (!) Otot kawat, balung besi: bak gatot kaca yang selalu siap berjuang demi harapan dan kewajibannya!, pantang menyerah!... Ndas tank: (bisa diistalahkan sama dengan; muka tebal) harus pede tentunya!, yap! selalu pede dalam menyampaikan gagasan dan ide-idenya (gak pemalu lagi) serta mewujudkan harapannya dengan tegap berdi namun tak menantang lawan. piss! akhir kata untuk sebuah perdamaian. ^_^ please visit here: http://esperanzadelucha.blogspot.com

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun