Mohon tunggu...
Suryan Masrin
Suryan Masrin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis Pemula, Guru SD Negeri 10 Muntok (sekarang), SD Negeri 14 Parittiga, pemerhati manuskrip/naskah kuno lokal Bangka, guru blogger

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Norma Musa Mentok dan Sultan Hamengku Buwono IX

28 November 2022   21:49 Diperbarui: 28 November 2022   22:21 1930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 1949, Norma Musa adalah pemudi Mentok (Bangka) yang biasa melewati Pesanggrahan atau Wisma Ranggam atau Banka Tin Winning (BTW). Suatu ketika bung Karno memanggil dan mengajak makan hingga lama-kelamaan menjadi akrab dan sering berkunjung ke Pesanggrahan bersama Nin dan Mir (Maharani dan Rukiah), Norma Musa menemani Zus As anak Haji Agus Salim yang ikut menemani ayahnya dalam pengasingan di Bangka.

Selam enam bulan bersama tokoh RI di Pesanggrahan, Norma dan temannya turut melayani kebutuhan mereka (makan minum dan mencuci baju), bersama itu juga mereka belajar banyak hal termasuk tentang politik, bahasa Belanda, dan bahasa Inggris, bahkan juga diminta bergabung dalam diskusi serius walau hanya sebagai pendengar.

Norma Musa dan Hamengkubuwono IX, sumber: Wikipedia 
Norma Musa dan Hamengkubuwono IX, sumber: Wikipedia 

Beliau lahir di Mentok 3 Desember 1930 anak ke-6 dari 11 bersaudara. Garis waktu membawanya ke Jakarta untuk melanjutkan sekolah atas ajakan Bung Karno tinggal di rumah Haji Agus Salim dan Mr Roem lalu menjadi sekretaris pribadi presiden Soekarno di istana presiden

Norma Musa saat di samping Bung Karno sedang memimpin lagu-lagu perjuangan di lapangan Gelora Mentok, koleksi BH Suseno/ Disparbud Babar
Norma Musa saat di samping Bung Karno sedang memimpin lagu-lagu perjuangan di lapangan Gelora Mentok, koleksi BH Suseno/ Disparbud Babar

Pada tahun 1976 beliau menikah dengan sultan Yogyakarta Sultan Hamengkubuwono IX dan bergelar Raden Ayu Norma Nindyo Kirono.

Sumber 

AA Bakar, Kenangan Manis dari Menumbing, 1993

Bambang Haryo Suseno, Para Pembela Repulik dari Mentok dalam kapita selekta penulisan sejarah lokal 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun