Pada dasarnya setiap manusia itu pandai menulis. Tentu pernyataan ini tak sekedar omongan belaka. Flashback ke masa lalu, zaman pra sejarah, manusia pandai meninggalkan jejak melalui coretan di batu tanpa mengenal teori menulis. Beralih kembali ke masa kini, manusia yang tak mengenyam sekolah tentu pandai menulis.Â
Mereka hanya sekedar menulis, juga tanpa mengenal teori menulis. Manusia yang sekolah sudah pasti pandai menulis dan mengenal teori menulis. Manusia yang sekolah dan berpengetahuan sudah barang pasti tak hanya sekedar bisa menulis, melainkan juga menghasilkan sebuah tulisan. "Menulislah, maka engkau akan dikenang" (Suryan Masrin).
Untuk masuk ke ranah terakhir, yakni bisa menulis dan menghasilkan sebuah tulisan musti melewati berbagai tahap dan proses yang harus dilalui. Oleh sebab itu, tulisan ini akan membawa kita pada arah tersebut, melalui ilmu yang disampaikan oleh Bapak Anwar Djaelani dalam Daring Belajar Menulis bersama Om Jay dan PGRI (Rabu,15/7/2020), yang kemudian saya kemasan dalam rangkuman dan resume. Tema yang diangkat oleh pak Anwar kali  ini  adalah "Cakap Menulis; Dari Artikel ke Buku".
"Menulis artikel adalah sebuah ketrampilan. Kita akan terampil jika rajin berlatih. Sikap giat berlatih akan muncul hanya jika ada motivasi yang kuat. Bagi umat Islam, misalnya, motivasi bisa muncul dari keinginan untuk mengamalkan QS Al-Alaq 1-5. Di situ, ada petunjuk agar kita aktif membaca sekaligus ada pula rangsangan untuk gemar menulis".
Semangat bisa semakin tinggi jika melihat fakta menarik di sekitar kita. Bahwa, aktif menulis artikel bisa bermuara kepada lahirnya buku demi buku. Terampil menulis artikel dapat bermuara untuk juga pada  cakap menulis buku. Untuk menajamkan keterampilan menulis itu harus dilakukan beberapa hal;
Perlu pembiasaan; sering-seringlah menulis, apapun itu, nanti akan terbiasa dan menjadi kebiasaan.
Banyak membaca; membaca  adalah modal utama penulis. Dengan sering membaca seseorang akan, pertama, mendapatkan pengetahuan / wawasan baru. Kedua, terbit ide untuk menulis sesuatu sebagai pengembangan dari apa yang sudah dibacanya. Ketiga, kaya dengan perbendaharaan kata.
Bersemangatlah di saat menulis; sungguh, tulisan itu sangat besar pengaruhnya. Lihat ungkapan salah seorang pendiri Pesantren Gontor, KH Imam Zarkasy (1910-1985) berikut ini. Bahwa, andai tak punya murid, "Saya akan mengajar dunia dengan pena". Â
Artikel adalah sebentuk karya tulis.
Mari, maju dengan menulis, tema untuk dikembangkan menjadi artikel cukup mudah kita dapatkan karena banyak tersedia di sekeliling kita. Tema bisa berasal dari isi koran, majalah, televisi, dan internet.
Tentang Niat dan Pembiasaan