Mohon tunggu...
Suryan Masrin
Suryan Masrin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis Pemula, Guru SD Negeri 10 Muntok (sekarang), SD Negeri 14 Parittiga, pemerhati manuskrip/naskah kuno lokal Bangka, guru blogger

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jejak Islam di Peradong

22 Januari 2019   15:37 Diperbarui: 22 Januari 2019   16:18 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa manuskrip yang ada di Peradong (dok pribadi)

Belum diketahui secara pasti tokoh pendiri masjid Baitul Mu'minin tersebut, namun berdasarkan informasi di lapangan bahwa masjid/surau tersebut telah ada sejak masa Haji Sulaiman masih hidup, bahkan menurut informasi beliaulah yang mendirikannya.

Masjid Baitul Mukmin Desa Peradong yang didirikan pada tahun 1875, oleh Haji Sulaiman
Masjid Baitul Mukmin Desa Peradong yang didirikan pada tahun 1875, oleh Haji Sulaiman
Masjid Al 'Amal Dusun Menggarau yang didirikan oleh Muhammad Alimun (Atok Bok/Buter) pada tahun 1980-an
Masjid Al 'Amal Dusun Menggarau yang didirikan oleh Muhammad Alimun (Atok Bok/Buter) pada tahun 1980-an
g.Kopiah

Kopiah ini disebut sebagai kopiah Haji Sulaiman, dan ini merupakan perangkat yang selalu melekat pada beliau. Tidak banyak penjelasan mengenai kopiah ini, akan tetapi jika dilihat dengan seksama, kopiah ini terbuat dari bahan alam yang telah dianyam. Bagian anyaman dari bahan alam tersebut sebagai bagain dalam, kemudian bagian atas di letakkan anyaman seperti dari bahan lalalangan, terakhir dililitkan dengan sorban.

Kopiah Haji Sulaiman, yang dikenal sebagai tokoh agama dan penyebar Islam di daerah tersebut (dok pribadi)
Kopiah Haji Sulaiman, yang dikenal sebagai tokoh agama dan penyebar Islam di daerah tersebut (dok pribadi)

h.Bedug
Bedug adalah sebagai alat yang digunakan untuk memanggil atau memberitahukan waktu shalat lima waktu. Pemukulan bedug selalu diakhiri dengan pukulan setelah jeda sejenak sesuai dengan jumlah raka'at dalam shalat tersebut. Bahan bedug ini terbuat dari kayu yang telah dibelah-belah dan disusunkan membentuk seperti lingkaran dengan rongga lobang di kiri dan kanan.

Bedug tua yang ada di Masjid Baitul Mukminin Dusun Peradong
Bedug tua yang ada di Masjid Baitul Mukminin Dusun Peradong
Salahsatu rongga lobang tersebut ditutupi dengan kulit dari binatang, bagian inilah yang dipukul. Tidak ada penjelasan terperinci tentang bedug ini, hanya berdasarkan informasi dari masyarakat yang membuat bedug tersebut adalah Haji Sulaiman.

Oleh: Suryan

Pemerhati Manuskrip/Naskah Kuno dan Sejarah Lokal 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun