Mohon tunggu...
Suryan Masrin
Suryan Masrin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis Pemula, Guru SD Negeri 10 Muntok (sekarang), SD Negeri 14 Parittiga, pemerhati manuskrip/naskah kuno lokal Bangka, guru blogger

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Manuskrip Cerita tentang Tradisi Sure

15 Januari 2019   19:37 Diperbarui: 15 Januari 2019   19:45 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Suryan

Tulisan ini sebelumnya sudah pernah dipublis di media, namun kali ini isi dari tulisan hanya sebagai terjemahan dari manuskrip yang ditulis dalam versi jawi atau biasa dikenal di Bangka dengan sebutan arab gundul (karena tidak memakai tanda baca atau harakat).

Sebenarnya tidak ada maksud apa-apa dari tulisan jawi tersebut, hanya sekedar berupaya mencoba melestarikan tradisi tulis jawi yang telah ada dahulu di Bangka. Termasuk penulisan sejarah atau cerita tentang Bangka juga pernah ditulis dengan jawi; yakni karangan Haji Idris tahun 1861 dan Abang Arifin tahun 1878.

Untuk memudahkan pemahaman dati bacaan tulisan manuskrip tersebut maka kembali saya tampilkan tulisan ini. Agar tidak membingungkan bagi yang ingin membaca dan mengamati manuskrip tersebut.

"Sure adalah salah satu tradisi yang masih dijaga dan dilestarikan oleh Urang Jerieng di Kecamatan Simpang Teritip Bangka Barat, yang dilakukan setiap tanggal 10 Muharram (kalender Hijriyah). Tidak banyak lagi masyarakat di Bangka Belitung yang masih melestarikan tradisi sure ini. Untuk itulah perlu dilakukan pendokumentasian, agar dikemudian hari generasi selanjutnya dapat mengetahui tradisi yang ada di Bangka Belitung, khususnya di Kecamatan Simpang Teritip.

Sure dalam pengartian Urang Melayu Jerieng adalah upacara nge-bubur campur-campur (Melayu Jerieng menyebutnya dengan bubur sure) yang biasanya dilakukan di halaman masjid secara bersama-sama (gotong-royong). Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan bubur seure tersebut berasal dari tanaman hasil pertanian, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, dan lainnya. Secara teknis bahan-bahan untuk membuat bubur sure adalah: beras, labu, ubi (megale), bijur, ikan teri kering (bilis), pisang, kemilik, dan lain sebagainyua. Dahulunya harus 44 macam bahan untuk campurannya, namun sekarang yang penting lebih dari 3 macam sudah memenuhi. Untuk bahan-bahannya diperoleh dari masyarakat setempat yang  dikeluarkan dengan suka rela. Biasanya setelah bubur masak, dilakukan ritual agama (selamatan/Nganggung) dan selanjutnya bubur tersebut dibagikan kepada masyarakat untuk dibawa pulang dalam tempat yang telah mereka sediakan."

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua, dan semoga juga tradisi tulisan manuskrip jawi (arab gundul) kembali dilestarikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun