Mohon tunggu...
Suryan Masrin
Suryan Masrin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis Pemula, Guru SD Negeri 10 Muntok (sekarang), SD Negeri 14 Parittiga, pemerhati manuskrip/naskah kuno lokal Bangka, guru blogger

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Manuskrip Karya Ulama Aceh Ada di Peradong

4 Desember 2018   14:50 Diperbarui: 4 Desember 2018   14:53 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagian dari manuskrip salinan dari kitab karya ulama Aceh (dokpri)

Salahsatu manuskrip yang ada di Peradong Kecamatan Simpang Teritip Kabupaten Bangka Barat, sebagaimana dalam artikel sebelumnya telah penulis sebutkan berjumlah 4 buah koleksi Bapak Muhammad Alimun (Manuskrip, Naskah Kuno di Peradong). 

Manuskrip ini merupakan salinan dari kitab karya ulama Aceh, Nuruddin Ar Raniry yang berjudul "Asrar al Insan". Manuskrip ini disimpan oleh almarhum  Muhammad Alimun (Atok Bok/Buter) yang sekarang di pegang oleh keluarganya, di dusun Menggarau Peradong Bangka Barat

Dalam manuskrip ini mengandung isi tentang rahasia manusia dalam mengetahui ruh dan tuhan atau ma'rifatullah (mengenal Allah) dengan gaya tasawuf/sufistik. 

Kondisi manuskrip ini masih utuh, tulisan masih lengkap dan bisa terbaca, hanya dibagian lembar pertama setelah kover ujung kertas tidak utuh lagi, sehingga tulisannya tidak bisa terbaca secara utuh. 

Untuk kover sendiri kondisi masih utuh, berbahan kulit. Manuskrip ini diprediksi sebagai karya ulama Aceh, Syaikh Nuruddin Ar-Raniry yang telah disalin ulang.

Untuk kertas manuskrip ini bukan dari Belanda, melainkan dari Italia yang digunakan oleh Andrea Galvani Pordenone, sebagai mana yang terlihat dalam kertas tersebut pada saat diterawang dengan cahaya. Menurut Russell Jones kertas ini beredar sekitar tahun 1870-1884 (abad ke-19) .

Manuskrip ini berjumlah 259 halaman berdasarkan penomoran halaman yang tercantum dan ditulis dalam masnuskrip tersebut. Baris dalam setiap lembar, dalam manuskrip tersebut bersusun 17 baris secara normalnya. Untuk ukuran kover manuskrip 19x28 cm, ukuran kertas 17x24 cm, dan tebal manuskrip 3,5 cm.

Kandungan Isi

Kandungan isi manuskrip yang telah teridentifikasi sebagai kitab Asrar Al Insaan (lengkapnya judul tersebut berdasarkan kitab karya Syaikh Nuruddin Ar Raniry adalah Asrar Al Insan fi Ma'rifat Al Ruh wa Al Rahman: Rahasia Manusia dalam Mengetahui Ruh dan Tuhan) yang terdiri dari dua bab, bab yang pertama terdiri dari 6 pasal. 

Pasal pertama tentang Ruh Al-Azam dan mengapa ruh itu diberi nama bermacam-macam. Pasal kedua tentang sifat dan hakikat Ruh Al-Azam dan segala sesuatu yang berhubungan dnegan itu. Pasal ketiga tentang hal ihwal kalbu (hati) dan semua namanya serta mengapa disebut kalbu (hati).

Pasal keempat tentang keadaan nafsu dan tabiatnya. Pasal kelima tentang keadaan akal, apakah itu, dimana tempat kediamannya, dan bagaimana tabiatnya. Dan terakhir pasal keenam tentang rahasia roh, kalbu, nafsu, akal, sirr khafi (tersimpan), waridat (yang dalam hati), khatarat (niat kehendak), ilham, dan wahyu yang datang dari Allah Ta'ala kepada hamba-Nya.

Dalam bab yang kedua terdiri dari 5 pasal. Pasal pertama tentang bagaimana terjadinya badan dan hal-hal yang berhubungan dengan itu, Pasal kedua tentang perintah kepada roh dan hal-hal yang berhubungan dengan itu. Pasal ketiga tentang peristiwa roh yang diajak bicara oleh Tuhan, ketika ia dikeluarkan dari rusuk Adam. 

Pasal keempat tentang sifat roh tatkala dikeluarkan oleh Allah Ta'ala dari rusuk nabi Adam dan ditaruh ke dalam rahim Siti Hawa dan perintah roh kepada nutfa (air mani) serta beberapa rahasia yang ditaruh Allah Ta'ala ke dalam badan. Terakhir pasal kelima tentang martabat roh, tempat kembalinya setelah berpisah dari badan (Tudjimah dalam Fang, 2011: 397).

Kepastian kesamaan isi kandungan kitab dapat dibuktikan setelah penulis melakukan pengkajian dan penelaahan terhadap isi kandungan manuskrip tersebut. Ini penulis telaah berdasarkan halaman yang telah diurut dalam manuskrip tersebut, mudah-mudahan dalam pengurutan nomor halaman yang ada di dalam manuskrip tersebut telah benar adanya.

Dalam manuskrip ini, diberi nama Asrar Al Insaan tanpa ada tambahan kata fii Ma'rifat ar Ruh wa al Rahman sebagaimana judul pada kitab aslinya. Berdasarkan dari pengamatan penulis, tebakan terselesainya menyurat (menyalin) kitab ini pada 14 Rabiul Awwal tahun 1304 H (1886 M), hari Sabtu pukul 12 siang, sebagaimana tercantum dalam manuskrip tersebut (halaman 247). 

Tebakan angka tahun ini didasarkan pada kaidah penulisan angka arab yang ada beberapa jenis kala itu. Ini juga kemungkinan yang mempengaruhi gaya penulisan angka dalam manuskrip tersebut.

Kaidah dalam penulisan angka arab untuk 0 (nol) bakunya ditulis dengan simbol '.' (titik), namun dalam beberapa kaidah lain dituliskan mirip seperti angka nol pada umunya, hanya sedikit lebih kecil buka lingkarannya. Untuk penulisan angka 6 dalam angka arab terkadang lebih mirip sebagaimana angka 6 pada umumnya. Dalam penulisan manuskrip ini juga jarang sekali digunakan simbol '.' (titik) kecuali hanya untuk tanda baca huruf.

Pedoman transliterasi dari aran ke latin (dok: agunkzscreamo)
Pedoman transliterasi dari aran ke latin (dok: agunkzscreamo)
Gambar

Selain itu, setelah bagian penutup kitab tersebut terdapat beberapa halaman lampiran dari penjelasan khusus, yang masih bagian dari isi kitab dan ada tambahan yang ditulis oleh penyurat yang dinamai dengan sa'ir as tsani (sair kedua) dan selesai ditulis di Peradong dengan jumlah 4 halaman. Isi dari sair tersebut merupakan rangkuman dari isi kandungan kitab tersebut.

Kandungan dalam manuskrip ini terbagi dalam dua bab, sama halnya dengan kandungan yang telah disebutkan oleh Tudjimah. Bagian bab yang pertama pada menyatakan segala nama ruh a'zhom (al Azam), sifat, dan hakikatnya. Pada bab ini menjelaskan enam pasal, yakni pasal pertama pada menyatakan nama ruh a'zhom dan dinamai akan dia dengan nama yang berlainan (bermacam-macam), lihat pada halaman 4. 

Pasal kedua pada menyatakan sifat ruh a'zhom, hakikatnya, dan barang yang ta'liq (mengikut) dengannya, lihat pada halaman 47. Pasal ketiga pada menyatakan ihwal qalbu (hati) dan segala namanya, apa sebab dinamai hati dan setengah daripada segala perangainya, lihat pada halaman 103.

Pasal keempat pada menyatakan setengah daripada ihwal nafsu dan tabiatnya. Pasal kelima pada menyatakan setengah daripada ihwal akal, apakah akal, tempat kediamannya, dan tabiatnya, lihat pada halaman 124. 

Pasal keenam pada menyatakan setengah daripada asrar (rahasia) ruh, qalbu (hati), nafsu, akal, sirr (pelan), khafi (tersembunyi), dan daripada waradat (yang dalam hati), hatharat (niat, kehendak), ilham, dan wahyu yang datang dari hadirat Allah Yang Maha Tinggi kepada 'abd (hamba)-Nya, lihat pada halaman 134.

Pada bagian bab yang kedua pada menyatakan martabat badan. Pasal pertama pada menyatakan bagaimana kejadian badan, dan barang yang mengikut dengannya, lihat pada halaman 153. 

Pasal kedua pada menyatakan perintah ruh akan badan dan barang yang mengikuti denganya, lihat pada halaman 158.  Pasal ketiga pada menyatakan segala daripada hal ihwal ruh diajak bicara oleh Allah Ta'ala, ketika ia dikeluarkan dari shulb (rusuk) Nabi Adam, lihat pada halaman 213.

Pasal keempat pada menyatakan setengah daripada kaifiat (keutamaan) ruh tatkala dikeluarkan Allah Ta'ala akan dia daripada rusuk Nabi Adam kepada rahim Siti Hawa, dan menyatakan perintah ruh akan nutfah (air mani), menyatakan setengah daripada rahasia yang ditaruhkan Allah Ta'ala dalam badan, lihat pada halaman 223. 

Pasal kelima pada menyatakan segala martabat ruh dan segala maklumnya, segala tempat kembalinya, kemudian daripada bercerai ia dengan badan, lihat pada halaman 247.

Dari ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa jika melihat angka tahun selesainya manuskrip tersebut, yakni tahun 1886 maka dapat dipastikan kalau Islam telah ada di Peradong sebelum angka tahun tersebut, bisa jadi bersamaan dengan hadirnya Islam di Muntok.

Semoga bermanfaat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun