Bagai hari-hari berlalu menunggu kapanÂ
mati.
Seperti itulah kasih gugur ibaratÂ
dedaunan di musim sunyi.
Terjebak dalam diam yang tak tahuÂ
kapan henti.Â
Seperti itulah mimpi menitih keruhnyaÂ
suratan hati.
Dalam keramaian ia tersakuÂ
membisu pada seru yang gerutu.Â
Seperti itulah alkisah dusta yang dituturÂ
menerus hingga menjadi saksi.Â
Ada sepotong pentas sandiwara di akhirÂ
usanah, tempat di mana kita memolesÂ
seringai berpura-pura, seolah semuaÂ
baik-baik saja.Â
Sungguh apalah arti hidup ini?Â
Semakin tua kita semakin banyak yangÂ
pergi.
Maut menjemput begitu dini.Â
Bukan raga yang berhenti berlari
tetapi jiwa yang hilang ditelan sepi
dalam keramaian yang tak pernahÂ
berhenti menjadi parodi....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H