Mohon tunggu...
ELRaymond
ELRaymond Mohon Tunggu... Lainnya - Rohaniwan

Seorang Imam Gereja Katolik Roma. Sejak 2008 bergabung bersama Societas Verbi Divini (SVD). Ditahbiskan sebagai imam pada 2018 dan mulai bekerja sebagai missionĂ¡ris di Angola Afrika Barat sejak 2019.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Renungan Harian 15 Desember 2021, Lukas 7:19-23

15 Desember 2021   04:43 Diperbarui: 15 Desember 2021   04:58 2248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menunggu dalam ketidakpastian adalah suatu pekerjaan yang bukan saja membosankan namun tak jarang pula mengesalkan. Itulah yang hemat saya, sedang dialami oleh Yohanes Pembaptis. 

Benar bahwa ia adalah utusan Allah; suara aungan singa di hamparan padang gurun yg hadir dan berseru untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan. Tetapi sungguhkah ia tahu dengan pasti siapakah yg disebut Messias itu? Tentu tidak. . . Ia buta dalam pengetahuan. Akan tetapi, ia tak gelap dalam iman. 

Maka, meski dalam ketidakpastian, ia memberanikan diri, mengutus kedua muridnya untuk bertanya kepada Yesus; "Engkaukah yang akan datang itu, atau haruskah kami menantikan seorang lain...?" Dan Tuhan pun menjawab kecemasan itu, bukan sebatas berkata bahwa; 

"Akulah Tuhan..." Seperti yang tertera pada bacaan I, tetapi lebih dari pada itu, Ia memberi tanda; "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan yang kamu dengar; orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan, dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik..." 

Jawaban Yesus ini tak lain adalah sebuah perintah, yang sebenarnya pun merupakan salah satu cara ttg bagaimana seseorang mempersiapkan diri menyambut kedatangan-Nya di hari Natal nanti. Laku tobat dan sesal serta perubahan diri ke arah yang baik memang menjadi tuntutan dasar, dan salah satu cara lainnya pula yg hendak digemakan dalam Injil hari ini adalah tentang bagaimana memupuk keberanian untuk bertutur tentang pengalaman iman personal bersama Tuhan! Inilah yang acap kali dilupakan. 

Seperti kedua murid yang diutus kembali bersaksi tentang apa yang mereka dengar dan lihat, begitu pun dengan kita, diutus untuk bersaksi atas  kebaikan yang Tuhan telah tunjukkan dalam hidup kita. 

Pengalaman iman ini patut dibagikan, sebab selain memuliakan Tuhan, juga memperkuat iman bagi setiap insan yang kehilangan harapan. Ingat... Yang dibagikan adalah pengalaman iman, sesuatu yang memperteguh harapan dan menguatkan iman serta mendatangkan kebahagiaann, bukan suatu kesaksian personal yang lebih cenderung mencari popularitas diri... 

Apa lagi kabar berita yang mendatangkan perselisihan dan berujung pada konflik untuk mencari keuntungan pribadi sambil mengadudomba orang lain... Hendaknya kita belajar dari spritualitas Yohanes pembaptis; "Ia harus semakin besar dan aku semakin kecil...." 

-elraymond- 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun