Mohon tunggu...
Elpy SN Sariwanodja
Elpy SN Sariwanodja Mohon Tunggu... Mahasiswa - entrepreneur, postgraduate student, beginner content creator

wife , mom with 3 boys, entrepreneur, postgraduate student, beginner content creator

Selanjutnya

Tutup

Money

Perjalanan Wisata Sembari Mengintip Peluang di Tiga Provinsi

19 April 2022   14:15 Diperbarui: 19 April 2022   14:18 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Mengintip peluang ekspor di 3 kota, sebagai salah satu solusi kondisi pandemik

Penulis memutuskan pilihan berwisata bisnis ke tiga lokasi yaitu 1 kota administratif  dan 2 kabupaten yang terletak di tiga provinsi selain dikarenakan ketentuan penugasan kami adalah dengan ketentuan 3 provinsi yang tidak bertetangga langsung dengan provinsi Jawa Barat, juga dikarenakan banyaknya objek menarik yang masih terus bisa diolah di ketiga provinsi ini , semisal kab Bantul Yogyakarta , tercatat kurang lebih memiliki 55 destinasi wisata, belum termasuk didalamnya tempat menarik modern yang menjadi tujuan untuk berkumpul warga lokal dan warga pendatang. Belum hal lain yang merupakan hasil alam dari kabupaten Bantul ini berasal, seperti dikutip dalam laman resmi milik pemerintah kabupaten Bantul yang membahas salah satu dikecamatan di Bantul ini sebagai penghasil jamu terbesar di Yogjakarta.

Selanjutnya provinsi kedua adalah Jawa Tengah , yang mana telah juga kita ketahui bersama jika provinsi ini juga tidak kalah berpotensinya dengan provinsi yang kami sambangi sebelumnya, diantaranya selain objek wisata yang juga tidak kalah terkenalnya dengan Yogyakarta ini, menyediakan object yang masih bisa kami olah yaitu keragaman hasil kerajinan yang unik yang mengandung nilai jual tinggi dipasar lokal dan internasional. Selanjutnya menginjak keprovinsi terakhir kunjungan kami adalah kabupaten Ngawi jawa timur, yang memiliki kemiripan dengan 2 provinsi sebelumnya wisata alam dan modern banyak tersedia di Ngawi ini. Dengan tambahan adanya musium lokasi penemuan fosil manusia purba. Masih ingat dengan nama Trinil ? betul sekali ini ada kaitannya dengan penemuan fosil purba.

Sekitar satu juta tahun lalu, Trinil merupakan kawasan di lembah Bengawan Solo yang menjadi hunian kehidupan purba, tepatnya zaman Pleistosen Tengah. Nama itu kini menjadi nama museum yang terletak di Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar, atau sekitar 13 kilometer dari pusat Kota Ngawi. Selain wisata juga tak lupa kulinernya yang sungguh menggugah selera. Dan juga berbagai macam unit UMKM yang tak kalah menarik seperti di kedua provinsi sebelumnya.

Selain peluang usaha dari ketiga provinsi diatas, penulis juga mempunyai ketertarikan disektor ini dikarenakan penulis mempunyai latar belakang bisnis untuk eksport komoditi perkebunan yang telah dirintis sendiri sejak tahun 2017 dan melalui tangan eksportir lain sejak tahun 2004. Dengan harapan dapat berkolaborasi kedepan dengan para petani di wilayah ini, dikarenakan karena penulis melihat komoditi perkebunan yang sangat besar di ketiga provinsi ini.

Sesuai dengan data dari berbagai sumber laman resmi pemerintah yang berkepentingan mengolah data eksport dan informasi dari berbagai artikel yang dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan informasinya, penulis merangkum inilah 10 komoditas ekspor andalan Indonesia dari sektor pertanian dan perkebunan :

  • Kelapa Sawit :Pasar ekspor minyak kelapa sawit terbesar pun berasal dari negara Tiongkok, Eropa, India, Afrika dan Pakistan. Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah ekspor nomor satu dan telah menjadi ekspor nomor satu Indonesia selama bertahun-tahun. Sebagian besar produksi minyak sawit Indonesia diekspor. Tren ekspor minyak sawit terus meningkat. Ekspor minyak sawit telah menghasilkan ratusan triliun rupiah. Pasar ekspor minyak sawit terbesar juga terjadi di China, Eropa, India, Afrika dan Pakistan.
  •  
  • Kakao, Ekspor utama Indonesia lainnya adalah kakao dan produk sampingannya. Produksi dan ekspor kakao Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Bahkan di masa pandemi, ekspor kakao Indonesia tetap bisa menyumbang devisa negara. Pasalnya, nilai ekspor produk olahan Januari hingga Juni 2020 sebesar 549 juta dolar.
  • Kopi, Pasar ekspor kopi Indonesia berada di negara ASEAN, Jepang sampai Eropa. Kopi telah lama dikenal sebagai salah satu komoditas unggulan Indonesia. Berbagai jenis kopi khas Indonesia kini banyak diminum di berbagai negara. Sejauh ini, ekspor kopi Indonesia masih menunjukkan tren positif. Pada awal tahun 2020, ekspor kopi Indonesia menembus angka USD 560 juta. Pasar ekspor kopi Indonesia adalah negara-negara ASEAN, mulai dari Jepang hingga Eropa.
  • Kelapa, Kelapa Indonesia adalah negara kepulauan dengan garis pantai yang panjang. Indonesia juga kaya akan kelapa. Ekspor kelapa dan produk olahan Indonesia juga cukup tinggi. Ekspor kelapa juga merupakan sumber impor mata uang asing terbesar keempat di Indonesia.
  • Lada : telah diekspor ke berbagai negara mulai dari Vietnam, Tiongkok, India, Jerman hingga Amerika Serikat. Lada Indonesia juga mampu menguasai pasar rempah-rempah dengan julukan King of Sipce. Salah satu produsen cabai dunia yang paling terkenal di Indonesia adalah lada putih kental. Lada Lampung juga merupakan produsen lada utama di Indonesia. Paprika Indonesia diekspor ke berbagai negara seperti Vietnam, China, India, Jerman dan Amerika Serikat.
  • Vanilla Produksi vanili Indonesia cukup besar, dan Indonesia juga merupakan produsen vanili terbesar di dunia. Indonesia juga merupakan pengekspor utama vanili. Periode 2015-2019. Ekspor vanili dan produk vanili terus tumbuh. Hal ini menjadikan Indonesia pengekspor vanili terbesar ketiga di dunia setelah Madagaskar dan Prancis.
  • Rubber Indonesia merupakan salah satu produsen karet alam terbesar di dunia. Ekspor karet alam Indonesia juga cukup besar. Selama lima tahun terakhir, ekspor karet alam Indonesia tumbuh stabil meski di tengah krisis COVID-19, salah satunya ekspor karet Sumut yang meningkat 5,66% pada 2020.

  • Pala, Rempah Pala Indonesia merupakan komoditas utama. Namun, salah satu bumbu utamanya adalah pala. Pala Indonesia memiliki nilai tinggi di mata masyarakat dunia karena rasanya yang unik dan produksi minyaknya yang tinggi. Nilai ekspor pala telah meningkat selama 30 tahun terakhir. Pada tahun 2018, ekspor pala Indonesia sebesar 20.202 ton senilai $111.609 juta. Indonesia menjadi pengekspor pala terbesar pada tahun 2020, menurut Tridge.com.

  • Kacang Mete, Kacang mete :Komoditi kacang mete Indonesia ini pun tembus hingga ke India, Amerika Serikat, hingga ke negara-negara Eropa.
  • Kacang bergizi ini juga merupakan komoditi andalan di Indonesia. Pasalnya, ekspor jambu mete Indonesia pada 2018 sebesar 71.644 ton mencapai US$38,3 juta. Ekspor menyumbang hampir setengah dari total produksi mete Indonesia. Produk kacang mete Indonesia ini juga merambah ke negara-negara India, Amerika Serikat dan Eropa.

  • Teh, Teh Indonesia, minuman paling populer di dunia, sangat diminati di seluruh dunia. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pengiriman ekspor produk ini di Indonesia. Indonesia, misalnya, baru-baru ini mengekspor 176 ton ke Amerika Serikat untuk memasok waralaba kopi Starbucks. Ekspor ini juga merupakan ekspor pertama PTPN III ke Seattle, AS pada 2021. Selain Amerika Serikat, pengimpor teh Indonesia yang paling sering adalah Malaysia, Jepang, Pakistan, Jerman, Rusia, dan Inggris.

Dari ke 10 top ten diatas , 3 top ten tersebut diatas, peluang eksport tersebut pernah dilakukan penulis sejak tahun 2017 sampai sekarang. Hal ini menarik karena keinginan untuk membuat sistem model pemasaran yang berdasar digital data based. Memang butuh waktu diskusi yang Panjang untuk proses dari ide / gagasan hingga implementasi, bukan hanya waktu akan tetapi tenaga dan biaya yang tidak sedikit hingga gagasan ini menjadi siap diimplementasikan. Tetapi penulis yakin dari ide dan mimpi lah sebuah perubahan inovasi akan lahir. Dengan tujuan tentunya untuk kebaikan semua pihak. Sehingga hal ini tetap membutuhkan ide dan gagasan lain dari penelitian lain yang signifikan dengan ide penulis.

Masih dari laman yang sama https://www.ukmindonesia.id/ yang mana untuk membangunkan perekonomian yang melalui pintu eksport adalah ssatu jalan yang tercepat . Ada beberapa point yang disimpulkan dari hasil kajian ilmiah, kelima poin berikut ini adalah hasil dari Kajian CEDS UNPAD & BAPPENAS bersama beberapa pelaku usaha pada akhir 2019 lalu. Penulis mencoba mengembangkan poin-poin yang ada untuk kemudian menjadi bahan untuk publik terutama pengusaha sebagai dasar menentukan tujuan dalam konteks bisnis ekspor. Kelima point tersebut adalah :

  • Perluasan pasar ekspor ke pasar non-tradisional Indonesia tampaknya kesulitan mengakses negara-negara yang umumnya melebihi ekspor, seperti negara-negara tradisional Asia seperti China, Jepang, dan Korea. Selain itu, ekspor ke negaranegara seperti Cina sebenarnya merangsang keunggulan kompetitif untuk produk mereka dalam produk mereka. Hal ini karena sebagian besar ekspor Indonesia ke China merupakan produk intensif alam (value-added goods). Alternatif lain yang bisa diterapkan, biayanya tidak terlalu kabur. Misalnya, karena perdagangan intensif di negara-negara non-tradisional seperti: * Amerika Selatan (Amerika Latin): Brasil, Chili, Argentina, Kolombia, dll. * Amerika Utara: Tidak termasuk Amerika Serikat * Asia Tengah: Uzbekistan, Tajikistan , Kazakhstan, dll. * Afrika: Zimbabwe, Sudan, Senegal, dll. * Kawasan Eropa Timur: Slovakia, Hungaria, Kroasia, dll.
  • Mendorong ekspor jasa, Mengekspor jasa dapat menjadi senjata, bukan alternatif untuk meningkatkan nilai perdagangan. Salah satunya membuka poin/poin tertentu dalam sistem waralaba atau di luar negeri. Tidak harus sistem waralaba, tapi intinya adalah memulai bisnis di luar negeri dengan profitabilitas yang terbukti dan/atau manajemen bisnis yang sangat baik di Indonesia. Membuka cabang di luar negeri 33 akan berkontribusi pada pesatnya pertumbuhan bisnis Anda. Selain itu, pemilik bisnis langsung atau franchisor harus meningkatkan semua aspek bisnisnya dengan standar negara target. Penulis mencontohkan merek Kopi Kenangan (walaupun ini bukan sistem waralaba). Pendiri memiliki visi "suatu hari mengekspor produk Indonesia sebagai merek", dan salah satunya bertujuan untuk maju ke luar negeri dengan produk kopi. Nilai tambah berupa produk dan jasa. Nilai bisnis melalui citra merek.
  • Berpartisipasi dalam delegasi perdagangan dan program pameran. Indonesia memiliki program delegasi perdagangan ke berbagai negara tujuan ekspor potensial (NTEs) selama delegasi perdagangan ke negara tertentu melalui Kementerian Perdagangan. Pengusaha di negara operasi tergantung pada produk yang dimiliki oleh eksportir dan produk yang dibutuhkan oleh importir. Untuk pameran dagang atau trade show, salah satu rangkaiannya biasanya memiliki business mapping yang mempertemukan pembeli dan penjual di ruangan khusus dan waktu yang ditentukan oleh penyelenggara.
  • Pengalihan produk dari bahan mentah menjadi produk setengah jadi dan produk jadi. Sebagian besar komoditas Indonesia adalah komoditas seperti CPO, karet, batubara, kakao, dll, masih terkonsentrasi di negara-negara pengekspor tradisional seperti Amerika Serikat, Cina dan Eropa. Kelemahannya adalah industri manufaktur sebagai lini yang dapat memberikan nilai tambah pada produk belum kuat. * Distribusi regional industri tidak merata. * Produksi dalam negeri tidak dapat memenuhi permintaan atau permintaan bahan baku dalam negeri. * Tingginya impor produk industri menyebabkan fluktuasi indikator ekspor nonmigas. * Kandungan impor yang tinggi menyulitkan perencanaan dan pengendalian biaya produksi untuk menciptakan perusahaan yang efisien dan produktif.
  • Optimalisasi Perjanjian Perdagangan Bebas FTA adalah perjanjian perdagangan bebas antara satu negara dengan negara lain. Secara umum, keuntungan FTA bagi 34 pelanggar adalah tarif bea masuk yang dapat diperoleh hingga 0% atas barang yang dinegosiasikan dalam perjanjian perdagangan internasional (PPI). Pengusaha atau eksportir dapat mengambil manfaat dari perjanjian perdagangan bebas. * Penggunaan Surat Keterangan Asal (SKA) dalam bentuk tertentu dalam transaksi impor/ekspor. * Mengikuti peraturan SKA. Kedua data tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan layanan Free Trade Agreement (FTA) Center yang bukan merupakan badan struktural Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.

Beberapa fakta tentang FTA:

  • Perintah Perpres Nomor 79 Tahun 2017 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2018.
  • Ada tiga tujuan utama. Memperluas kerjasama perdagangan internasional. Mendorong pengusaha untuk mengekspor dan mencetak eksportir baru.
  • Pusat FTA saat ini berlokasi di 6 kota: Jakarta, Medan, Bandung, Semarang, Surabaya dan Makassar.
  • Setiap FTA memiliki akses ahli dalam perdagangan internasional, keuangan dan prosedur ekspor, dan strategi pemasaran. Layanan ini diberikan secara gratis.

Jika kemudian permasalahan yang penulis temukan di lokasi pengamatan dapat terselesaikan, menjadikan Indonesia khususnya Surakarta , Bantul dan Ngawi bisa konsisten menjadi daerah penyumbang komoditi eksport 10 Besar di Indonesia. Dikarenakan keunggulan utama ke 3 daerah ini dari sektor pertanian. Hal ini sejalan dengan artikel yang di lansir dari https://student-activity.binus.ac.id/bic/2021/07/topkomoditas-ekspor-dari-sektor-pertanian-dan-perkebunan-indonesia/ Top 10 komoditas eksport dari sektor Pertanian dan Perkebunan Indonesia. Artikel bahwa Indonesia kaya akan sumber daya alam, mulai dari hasil laut hingga pertanian. Keunikan alam Indonesia juga menjadikan negara ini unik dan kaya akan komoditas. Tanah yang subur membuat segala sesuatu yang tumbuh di Indonesia berkualitas baik, dan akhirnya banyak produk pertanian yang dapat memenuhi permintaan eksportir dalam dan luar negeri.

Sektor pertanian memang menjadi tumpuan penting keberhasilannya dalam memberikan kontribusi yang signifikan, salah satunya perkebunan yang terbukti menjadi sumber pendapatan devisa terbesar. Selaras dengan Informasi lain kami dapatkan Sektor Perkebunan Penyumbang Besar Devisa ke Indonesia, https://www.neraca.co.id/article/134576/sektor-perkebunan-penyumbang-besardevisa-ke-indonesia. "Dari timur ke barat kami minum kopi, dan Sulawesi Selatan terutama menghasilkan cokelat. Paprika dari Belitung dan Bangka juga merupakan pemasok lada kelas dunia. Jadi pertanian kita jauh lebih baik," kata Benny Soetrisno, Wakil Presiden Kamar Dagang (Kadin), dalam webinar yang diselenggarakan Departemen Pertanian pekan ini. Benny melihat kemajuan yang dicapai dan mengatakan bahwa semua pihak, terutama pengusaha, harus mendukung dan mendorong usaha yang bergerak secara besar-besaran di sektor pertanian. Indonesia juga memiliki keunggulan komparatif pada barang yang tidak dimiliki oleh semua negara.

Sebelumnya, Markas Ahli Menteri Pertanian dan Kehutanan Bambang juga mengakui bahwa potensi perkebunan seperti kakao, kopi, kelapa sawit dan teh sangat besar. Menurut Kementerian Perdagangan , nilai pasar minyak sawit di Indonesia sekitar $3,1 miliar, dan ada lima pasar: China, India, $2,3 miliar, Pakistan, sekitar $1,17 miliar, dan Malaysia. US$820,9 juta, Bangladesh - mencapai US$710,8 juta. Contoh lain adalah kakao. Ekspor juga sedikit meningkat pada tahun 2018, dari $1,22 juta pada tahun 2017 menjadi $1,25 juta pada tahun 2018, menurut laporan Direktorat Perkebunan (Ditjenbun) Departemen Pertanian (Ditjenbun 2019).

Ekspor tidak kecil, tetapi sebagian besar atau sekitar 97% adalah pertanian kecil dan hanya 3% yang dikembangkan oleh swasta besar dan perusahaan milik negara. Seorang pejabat dari Bambang menjelaskan, "Ini berarti kakao memainkan peran strategis yang sangat penting tidak hanya sebagai sumber pendapatan untuk ekspor, tetapi juga sebagai mata pencaharian utama 2 juta petani dan sebagai bahan baku industri." Oleh karena itu, Bambang mengatakan bahwa dengan fortifikasi, peremajaan dan pengembangan kakao sebagai tanaman antara untuk tanaman budidaya lainnya, dapat dilakukan upaya untuk meningkatkan hasil, hasil dan kualitas kakao. Ini termasuk perluasan lahan hutan sosial, serta kelapa dan karet.

Pemerintah bekerja sama dengan pemangku kepentingan terkait untuk menyediakan fasilitas budidaya, irigasi, distribusi dan perawatan pasca panen. Kegiatan perluasan, penguatan dan penanaman kembali dipantau secara ketat untuk memastikan bahwa petani selalu menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk budidaya kakao dengan benar. Pendekatan 40 pemberdayaan masyarakat mendorong petani untuk meningkatkan kemandirian, meningkatkan budaya kerja, dan menerapkan manajemen usaha kakao berbasis teknologi yang berdaya saing dan berkelanjutan.

Direktur Biro Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Dr. Kasan menambahkan, minyak mentah dan turunannya memegang peranan penting dalam ekspor nonmigas. Misalnya, antara Januari dan Mei 2020, ekspor CPO dan turunannya sebesar USD 7,6 miliar yang dapat berkontribusi pada ekspor non-gas. -12,5% dari ekspor minyak. Dari sisi nilai, ekspor meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

Namun, periode 2017-2019, Porsi ekspor menurun. "Kita perlu mewaspadai tren penurunan pangsa ekspor sawit Indonesia yang terjadi dalam tiga tahun belakangan ini," tutur Kasan. Sementara total ekspor bulanan CPO dan produk turunannya Indonesia tercatat anjlok semenjak merebaknya wabah virus korona (Covid19), dimana ekspor CPO dan produk turunannya ke dunia melemah sejak awal Januari 2020. Kondisi demikian menyebabkan penurunan yang cukup dalam jika dibandingkan bulan Desember 2019 lalu. Lebih lanjut kata Kasan, tercatat nilai ekspor minyak sawit Indonesia dan turunannya pada 2019 lalu mampu mencapai US$ 15,98 Miliar, atau sekitar 53,5% pangsa pasar dunia, nilai ini turun 12,32% dibanding pada periode yang sama tahun lalu, sementara tren ekspor sepanjang periode 2015-2019 tercatat melorot 0,04%. Melihat fakta ini, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menilai bahwa dalam dua tahun ke depan, bisnis yang masih bisa berjalan dengan baik adalah bisnis di sektor pertanian. Hal ini terlihat pada data ekspor. "Kontribusi terbesar adalah produk perkebunan Rp 138,76 triliun. Produk utamanya adalah minyak sawit, karet dan kakao.

Dapat disimpulkan bahwa, peluang ekspor tidak hanya di 3 provinsi ini masih banyak peluang ekspor yang kita masih terus bisa gali, banyak membaca berselancar didunia maya pun menambah wawasan dan informasi kita khususnya dibidang ekspor. Penulis mendapatkan banyak sekali permasalahan yang menyangkut terhentinya roda perekonomian rakyat paska pandemik ini, 3 lokasi tersebut diatas hanya contoh kecil yang terdampak pada kegiatannya, saat kunjungan dilakukan ke 3 lokasi ini bersuasana sepi dari kegiatan yang semestinya. Banyak yang diambil dari pengamatan ini diantara produk yang dipasarkan menurut penulis tidak kalah berkualitas tinggi yang layak jual keluar kota Surakarta bahkan di dunia. Penulis berkeinginan membuat portal atau sejenis starup / e-comerce sebagai salah satu solusi 32 untuk membuka portal eksport dan pasar partai besar. Dalam bahasan lain akan dibuat system model e-commerce ini. Detail mengenai ecomerce penulis bahas di Makalah SKB (Study Kelayakan Bisnis ).

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun