Mohon tunggu...
Elang Putera
Elang Putera Mohon Tunggu... profesional -

Game-Poetry-History-Love story

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Badai di Kanvas Malam

9 Mei 2012   15:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:30 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ku dengar ...

Bisik sang bayu meniup marah

Ku dengar...

Gemerisik pepohonan resah

Ada apakah?

Ku hirup dalam-dalam udara malam

Ku rasakan panas meraba ubun-ubunku

Gelegar halilintar yang meraung di kegelapan

Seperti menyumpah penghuni alam

Langit yang hitam bagai kanvas di awang-awang

Tanpa rupa menyimpan sejuta tanya

Wahai sang penguasa hidup

Wahai sang pemberi nafas

Bangunkan kami dari mimpi panjang

Usaplah wajah kami dengan sinarmu

Derma lah kami melalui lisanmu

Selamatkan kami dari murkamu

Belajarlah berhenti menghujat langit

Belajarlah berhenti memaki bumi

Belajarlah tersenyum menyambut pagi

Belajarlah mengalah pada matahari

Elang_84

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun