"Perhatikan langkahmu selanjutnya. Karena kau takkan pernah memenangkan permainan ini. Mas Will takkan pernah jatuh ke tanganmu sampai kapanpun. Dan jangan pernah menganggap ini ancaman. Karena aku bisa melakukan lebih dari itu kepadamu." Selesai bicara, Laksmi langsung melangkah ke luar. Ditinggalkannya Diah yang terdiam duduk.Â
Perlahan Diah mengambil amplop itu dan membukanya dengan sangat hati-hati. Dadanya bergemuruh saat tahu apa isi amplop itu. Ya, isinya foto Diah dan Will saat menghabiskan waktu bersama. Ada di restoran, di pantai, di hotel bahkan di apartemennya sendiri. Diah merasa muak sekaligus ngeri akan ucapan wanita yang mengaku sebagai istri Will itu.
Dia meraih gawainya dari tas. Kebetulan sekali gawai itu berbuntyi. Dengan mata mulai basah, Diah menjawab panggilan di gawainya. Siapa lagi kalau bukan Will.  Airmata langsung membanjiri wajahnya yang mulus, seketika setelah gawainya mati. Diah tak bisa menahan tangisnya. Bukan karena sedih atau marah telah dibohongi, tetapi yang jauh lebih sakit adalah saat privasinya sudah tidak lagi  menjadi privasi.
Begitu Will datang ke resto, Diah dalam kondisi kepala tertunduk. Matanya masih basah. Make-up di wajahnya mungkin sudah luntur semua, karena air mata.Â
"Sayang..., kamu kenapa?" tanya Will heran saat melihat Diah tertunduk lesu. Diangkatnya wajah Diah dengan kedua tangannya menangkup pipi basah itu. Tetapi Diah menepis. Dia semakin heran. Selama enam bulan menjalin hubungan dengan Diah tak pernah Diah seperti ini.Â
"Sayang..., apa yang terjadi?" tanya Will sekali lagi.Â
Diah langsung membuka cincin di jari manisnya dan meletakkannya di atas amplop yang diberikan Laksmi tadi. Lalu dia berdiri dan langsuung meninggalkan resto dan Will yang masih tak mengerti dengan semua yang terjadi. Will langsung membuka amplop itu dengan rasa penasaran. Will mulai meraba-raba apa yang terjadi. Dan sepertinya dia mulai memahaminya. Dia mencoba mengejar Diah ke luar resto, tetapi Diah sudah tidak nampak lagi.Â
Akhirnya Will menyusul Diah ke apartemennya. Tetapi masih terkunci. Will mencoba membuka dengan kunci yang ada padanya, tetapi apartemen Diah kosong. Dengan kebingungan Will kembali mencari Diah ke berbagai tempat, tetapi tidak juga ditemukannya. Akhirnya Will memutuskan untuk pulang.Â
"Sudah pulang, Mas?" Tiba-tiba Laksmi muncul saat Will memasuki rumah. Tumben.
Will tak menyahut. Dia membuka dasinya dan langsung masuk ke kamar, tetapi ditengah jalan, kakinya terhenti mendengar ocehan Laksmi.
"Jadi, selingkuhanmu udah ketemu?"