Mohon tunggu...
Elpha Ma Dulas
Elpha Ma Dulas Mohon Tunggu... -

SD Kanisius Gayam III Yogyakarta SMP Pangudi Luhur II Yogyakarta SMA MArsudi Luhur II Yogyakarta SMA Institut Indonesia 1 Yogyakarata Universitas Negeri Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Terancam Turun dari Posisi Runner Up

30 Maret 2011   04:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:18 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kenyataan pahit tertuju untuk PSIM Jogja, yang gagal memenuhi ambisinya untuk mencuri poin di kandang Gresik United .

Bertanding di Stadion Petrokimia Gresik, Laskar Mataram menyerah 0-2 (0-1) dari Laskar Joko Samodro. Dua gol kemenangan tuan rumah dicetak Luis Pena (42) dan Basuki (89).
Kegagalan meraih poin di Gresik ini disesalkan kubu PSIM Jogja. Terlebih lagi target meraih satu poin sudah dipancang kuat demi ambisi untuk mempertahankan posisi di papan atas klasemen sementara wilayah II. Kekalahan ini juga mengancam posisi PSIM Jogja di runner up. Sebab, tiga laga selanjutnya Abda Ali dkk harus kembali bertanding di kandang lawan.
Dengan kekalahan ini, PSIM Jogja masih tertahan di runner up wilayah II dibawah Mitra Kukar yang kemarin mengalahkan Persik Kediri 2-1. Kekalahan dari GU ini membuat upaya PSIM mengejar pemuncak klasemen Mitra Kukar gagal. PSIM Jogja mengemas nilai 33 dari 19 laga. Sedangkan Mitra Kukar mantap di puncak dengan 38 poin.
Meski kalah, kubu Laskar Mataram menerima hasil mengecewakan ini dengan legawa. Pelatih PSIM Jogja Maman Durahman menilai kekalahan memalukan ini lebih banyak disebabkan faktor buruknya kinerja anak buahnya sepanjang pertandingan. Dia menyebut para pemainnya sering melakukan kesalahan sendiri yang berbuah peluang bagi GU.
’’Anak-anak tampil jelek di awal-awal pertandingan. Mereka bertanding seperti demam panggung. Yang pasti, kami hari ini memang tidak bertanding dengan kekuatan yang sebenarnya,’’ kilah pelatih berusia 62 tahun itu.
Alasan yang dikemukakan Maman memang ada benarnya. Karena, dalam laga ini PSIM tidak diperkuat empat pemain pilarnya sekaligus. Nama-nama pemain andalan seperti kapten Eko Budi Santoso, Jefri Prasetiyo, Steven Anderson, dan Elthon Maran tidak bisa bermain. Itulah yang membuat permainan PSIM jadi kurang menggigit dalam laga ini.
“Kami kurang beruntung. Anak-anak gagal memanfaatkan peluang,” kata Pelatih PSIM Jogja Maman Durahman. Bertanding tanpa empat pemain pilarnya, kubu PSIM Jogja tetap menampilkan permainan ngotot dan menyerang sepanjang laga. Barisan depan yang diisi duet Engkus Kuswaha dan Indra Gunawan beberapa kali mengancam gawang GU yang dikawal Wawan Hariono.
Sejumlah peluang kembali dihasilkan anak asuh Maman Durahman, namun selalu gagal di penyelesaian akhir. Di babak pertama, Indra Gunawan yang sudah berhadapan dengan Wawan Hariono gagal memanfaatkan peluang emas.
Sebaliknya, kubu GU yang dikomandoi Agustiar Batubara dan Uston Nawawi menampilkan pola menyerang. Barisan belakang yang digalang Anderson “Leke” dan Agustiar Batubara sukses mengamankan pertahanan. Sedangkan barisan tengah yang dipimpin Uston Nawawi sukses mengalirkan bola-bola ke barisan depan yang ditempati Luis Pena.
Bermain dengan kekuatan terbaiknya, GU tampil menekan sejak awal. Peluang-peluang pun langsung dimuntahkan barisan serangan GU di awal-awal babak pertama. Tak sia-sia, pada menit ke-12 Luis Pena berhasil memecah kebuntuan melalui golnya dari tendangan keras menyusur tanah.
Setelah terciptanya gol Pena, pertandingan mulai berjalan keras. Benturan antar pemain kerap terjadi dalam laga yang berjalan di bawah guyuran hujan lebat itu. Puncaknya, Fadli Sanusi dikartu merah wasit setelah dengan sengaja menyikut penyerang PSIM Engkus Kuswaha. Anak kandung pelatih Sanusi Rahman itu pun langsung diganjar kartu merah. ’’Kartu merah itu memang jadi kerugian besar bagi kami. Tapi, kartu itu didapatkan karena pemain kami diprovokasi dengan diludahi dua kali,’’ sebut pelatih GU Sanusi Rahman.
Di babak kedua, GU praktis bermain dengan 10 pemain. Namun itu tidak bisa dimanfaatkan kubu lawan. Malahan, di menit ke-65 ganti pemain PSIM Yusuf Hamzah yang harus diganjar dua kali kartu kuning. Dengan sama-sama memainkan 10 pemain, kedua tim pun mulai saling melancarkan serangan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun