Mohon tunggu...
El Pasya Athalla Nadhifa
El Pasya Athalla Nadhifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa di universitas pembangunan jaya

saya mempunyai hobi bermain game, namun saya juga tertarik dengan cara kerja otak manusia dalam mengelola emosi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kunci Bijak Dalam Menghadapi Banjir Era Digital

19 Desember 2023   21:51 Diperbarui: 19 Desember 2023   22:03 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kunci Bijak dalam Menghadapi Banjir Informasi Era Digital

Dalam era perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang terus berlanjut, sarana komunikasi massa telah memudahkan partisipasi masyarakat. Masyarakat bukan lagi menjadi objek pasif, melainkan sebagai subjek yang aktif dalam praktik komunikasi massa. Individu kini dapat melakukan komunikasi ke massa secara mandiri (personalized) melalui media sosial atau platform digital.

Dalam era informasi yang begitu masif dan cepat, penting untuk memahami peran filter informasi sebagai alat yang membantu menyaring, memverifikasi, dan mengelola aliran informasi yang diterima. Filter informasi diperlukan agar masyarakat dapat memilah-milah informasi yang benar, akurat, dan relevan, serta menghindari penyebaran informasi yang dapat menyesatkan atau merugikan.

Dengan adanya filter informasi, diharapkan masyarakat dapat menjadi konsumen informasi yang lebih cerdas, kritis, dan bertanggung jawab. Verifikasi informasi, pengecekan sumber, dan kewaspadaan terhadap informasi yang bersifat hoaks atau tidak terverifikasi menjadi langkah-langkah penting dalam menjaga integritas dan kualitas informasi yang diterima. Sebagai individu, kesadaran akan pentingnya filter informasi dapat membantu melindungi diri dari dampak negatif informasi yang tidak valid.

Selain itu, transparansi dan keterbukaan juga semakin terasa dalam era digital ini. Akses mudah terhadap berbagai informasi membuat masyarakat lebih rentan terhadap informasi, termasuk yang mungkin bersifat rahasia. Meskipun informasi menjadi lebih terpersonalisasi dan terbuka, kecepatan perolehan informasi seharusnya meningkatkan tingkat pengetahuan masyarakat.

Namun, banyaknya informasi yang diperoleh dengan cepat dapat membuat masyarakat cenderung lebih impulsif dalam membentuk opini atau menyimpulkan suatu informasi. Ironisnya, kecepatan dan volume informasi yang masuk tidak selalu diiringi oleh tingkat kehati-hatian dalam menyebarkan informasi yang belum tentu akurat. Hal ini menjadi sebuah paradoks di mana, meskipun informasi menjadi lebih terpersonalisasi, terbuka, dan cepat,

masyarakat juga menjadi lebih rentan terhadap penyebaran informasi yang mungkin tidak valid.

Salah satu aspek yang belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat dalam menghadapi banyaknya dan kecepatan informasi adalah verifikasi atau validasi informasi. Verifikasi merupakan langkah penting untuk menyaring apakah suatu informasi dapat dipercaya atau tidak, sehingga masyarakat diharapkan dapat mengembangkan keterampilan kritis dalam mengonsumsi informasi digital.

Ketika mengidentifikasi kebenaran dari suatu informasi, perlu dicermati dari berbagai sudut pandang karena sudut pandang individu atau kelompok dapat memengaruhi interpretasi kebenaran tersebut. Faktor-faktor internal dan eksternal, baik yang bersifat personal maupun kontekstual, turut memengaruhi pemahaman terhadap kebenaran suatu informasi.

Dalam era informasi yang semakin massif dan cepat, penting untuk memperketat proses verifikasi. Tingkat skeptisisme terhadap informasi seharusnya semakin tinggi, sebagaimana dilakukan oleh profesional media massa. Masyarakat perlu bijak dalam mengonsumsi informasi, merangkai informasi dengan cermat untuk memperoleh gambaran yang utuh. Pemahaman akan media mana yang dapat memberikan informasi yang komprehensif juga menjadi kunci.

Konsep "good will" dalam komunikasi tidak selalu mudah dipahami, dipelajari, atau dipraktikkan, meskipun dampaknya signifikan. Tidak semua informasi harus disebarluaskan kepada semua orang, bahkan informasi yang benar sekalipun. Sebagai penerima informasi yang baik, masyarakat harus memahami tanggung jawabnya untuk melakukan tugas verifikasi dan penelitian sebelum menyebarkan atau menerima suatu informasi.

Dampak minimnya filter informasi terlihat dari kebingungan dan keresahan masyarakat akibat informasi yang tidak terverifikasi dengan baik, terutama di media sosial. Ilmu komunikasi memainkan peran penting dalam mengajarkan prinsip-prinsip verifikasi informasi. Masyarakat dituntut untuk lebih teliti dan waspada, melakukan penelitian dan pengecekan terhadap sumber dan latar belakang pembawa informasi.

Masyarakat juga harus memahami bahwa tidak setiap informasi harus dipercayai tanpa penelitian lebih lanjut. Pengecekan sumber, kecocokan isi dengan fakta, serta pertimbangan terhadap kelayakan menerima, tujuan, dan efek informasi menjadi kunci dalam menyikapi banjir informasi yang ada. Adanya kehati-hatian ini menjadi langkah preventif untuk menghindari penyebaran berita palsu dan fitnah yang dapat merugikan.

Sumber : https://yusrintosepu.wixsite.com/yoes/post/pentingnya-filter-informasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun