Mohon tunggu...
Elok Vita
Elok Vita Mohon Tunggu... Guru - Biasa dipanggil El

Seorang perempuan yang sedang berproses setiap harinya.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kenapa Kita Perlu Social Media Detox?

26 Maret 2020   22:50 Diperbarui: 26 Maret 2020   23:05 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Siapasih anak muda yang jaman sekarang enggak kenal dan enggak punya sosial media? Hampir 80% anak-anak millennials, generasi z atau bahkan anak SD sekalipun sudah mengenal sosial media yang bernama Facebook, Twitter, atau yang sedang happening seperti Tiktok. 

Yess, sadar atau enggak sadar pertama kali setelah bangun tidur yang kita cari itu handphone, yang kita buka dari mulai WhatsApp, Twitter, Facebook dan yang lainnya. 

Ya dan tanpa sadar lagi, kita menghabiskan banyak waktu hanya untuk mencari informasi, scroll timeline atau hanya sekedar membalas cuitan atau komentar di sosial media temanmu.

Lalu apa pengertian singkat dari social media detox? Social media detox dapat diartikan proses kita membatasi atau juga berhenti sejenak aktivitas kita dari sosial media karena berbagai hal yang setelah dihitung-hitung lebih banyak dampak negatif dibandingkan dampak positifnya.

Siapa saja yang boleh melakukan social media detox ini? Siapapun yang merasa perlu. Lalu mengapa kita memerlukan detox ini? Kita perlu dan harus melakukan social media detox  jikalau:

1. Waktu Kita Banyak Terkuras Pada Sosial Media.

Kalau kamu merasa ketika bangun tidur yang dicari handphone mu dan membuka dari satu aplikasi ke aplikasi lainnya, itu menandakan bahwa kamu sangat bergantung pada sosial mediamu dan itu tidak baik.

2. Ketika Kamu Mulai Merasa Insecure.

Ketika sedang melihat Twitter dan Instagram temanmu dan kamu mulai membandingkan dirimu dan temanmu tersebut, itu saatnya kamu perlu social media detox. Karena membandingkan diri sendiri dengan orang lain sangatlah tidak sehat untuk jiwa/psikismu, ditambah jika kamu berujung marah/kesal bukannya malah semangat mengejar target seperti apa yang temanmu dapat.

3. Ketika Kehidupan Nyatamu Tertutup Oleh Kehidupan Fanamu.

Sibuk sama sosial media kadang jadi lupa sama dunia nyata kita. Orang-orang sekitar, keluarga, teman-teman bahkan pasangan kita sendiri. Contoh, ketika kita pergi makan kita malah sibuk memfotonya dan upload ke sosial media kita, padahal orang yang pergi bersama kita sudah menunggu makanan tersebut dan ingin segera melahapnya.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun