Siapasih anak muda yang jaman sekarang enggak kenal dan enggak punya sosial media? Hampir 80% anak-anak millennials, generasi z atau bahkan anak SD sekalipun sudah mengenal sosial media yang bernama Facebook, Twitter, atau yang sedang happening seperti Tiktok.Â
Yess, sadar atau enggak sadar pertama kali setelah bangun tidur yang kita cari itu handphone, yang kita buka dari mulai WhatsApp, Twitter, Facebook dan yang lainnya.Â
Ya dan tanpa sadar lagi, kita menghabiskan banyak waktu hanya untuk mencari informasi, scroll timeline atau hanya sekedar membalas cuitan atau komentar di sosial media temanmu.
Lalu apa pengertian singkat dari social media detox? Social media detox dapat diartikan proses kita membatasi atau juga berhenti sejenak aktivitas kita dari sosial media karena berbagai hal yang setelah dihitung-hitung lebih banyak dampak negatif dibandingkan dampak positifnya.
Siapa saja yang boleh melakukan social media detox ini? Siapapun yang merasa perlu. Lalu mengapa kita memerlukan detox ini? Kita perlu dan harus melakukan social media detox jikalau:
1. Waktu Kita Banyak Terkuras Pada Sosial Media.
Kalau kamu merasa ketika bangun tidur yang dicari handphone mu dan membuka dari satu aplikasi ke aplikasi lainnya, itu menandakan bahwa kamu sangat bergantung pada sosial mediamu dan itu tidak baik.
2. Ketika Kamu Mulai Merasa Insecure.
Ketika sedang melihat Twitter dan Instagram temanmu dan kamu mulai membandingkan dirimu dan temanmu tersebut, itu saatnya kamu perlu social media detox. Karena membandingkan diri sendiri dengan orang lain sangatlah tidak sehat untuk jiwa/psikismu, ditambah jika kamu berujung marah/kesal bukannya malah semangat mengejar target seperti apa yang temanmu dapat.
3. Ketika Kehidupan Nyatamu Tertutup Oleh Kehidupan Fanamu.
Sibuk sama sosial media kadang jadi lupa sama dunia nyata kita. Orang-orang sekitar, keluarga, teman-teman bahkan pasangan kita sendiri. Contoh, ketika kita pergi makan kita malah sibuk memfotonya dan upload ke sosial media kita, padahal orang yang pergi bersama kita sudah menunggu makanan tersebut dan ingin segera melahapnya.  Â
4. Tidak Menjadi Diri Sendiri.
Sosial media sangat berkaitan dengan yang namanya trend. Jika kamu sudah ada di titik, ingin selalu mengikuti trend tanpa menjadi diri sendiri itu berarti kamu juga memerlukan social media detox.Â
Hanya ingin mengikuti trend atau ingin menjadi viral tanpa perduli apakah konten ini mempresentasikan diri kamu atau tidak bahkan mengabaikan etika dan norma-norma di masyarakat, it's a really really toxic.
Lalu bagaimana caranya?
Coba kamu berhenti membukanya atau bahkan menghapus aplikasinya sementara waktu, dimulai dari sehari lanjut 3 hari lalu seminggu. Alihkan waktunya untuk melakukan hal-hal menyenangkan lain yang tidak sempat kamu lakukan karena sibuk berselancar di sosial media seperti baca buku, nulis blog, bersih-bersih kamar atau mempelajari skill baru yang bermanfaat buatmu atau bahkan lebih mendekatkan diri kepada yang Maha Esa.
Lihat perubahannya, catat apa perbedaannya. Lakukan healing untuk dirimu sendiri sesekali, jika dirasa perlu dan bermanfaat.Â
Semoga membantu.
Selamat mencoba :')))) Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H