Mohon tunggu...
Elok Setiawardani
Elok Setiawardani Mohon Tunggu... -

Baru sadar kalau suka dan sempat menulis belum lama, syukurlah bertemu kompasiana. Menulis,berbagi ilmu dengan kompasioner, tanpa menyerah! :) salam kompasiana..http://eloktenan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kepepet Itu Juga Indah

11 Maret 2010   12:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:29 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

“ Waktu itu saya sedang mentraktir pacar saya makan bareng, eh nggak taunya duitnya kurang, duch untungggg… aja ada handphone saya, saya tawarin temen untuk beli pulsa elektronik ke saya, pulsa saya transfer dantemen saya tinggal bayar via mobile banking, jadi dech saya ke kasir bayar traktiran pake debit card” he2….

Kira-kira begitulah kalimat yang saya dengar dari seorang ABG, di salah satu iklan yang diputar di radio.

"He2... kepepet jaman sekarang nech", pikir saya
Maka sayapun jadi teringat kembali semangat- semangat semacam itu, biasa saya dengar di seminar-seminar entrepreneurship, merupakan judul buku juga; The Power of Kepepet :)
Yup, saya jadi ingat kira-kira 13 tahun yang lalu, saya pun melakukan hal seperti itu, beti lah! beda-beda tipis maksudnya dan meski hingga kini, sejujurnya perihal itu tidak mereda bagi saya ha2...

Ketika itu saya masih kuliah di Yogya, saya akan mengirimkan surat lamaran kerja, dari sebuah iklan lowongan yang saya dapat di Kompas. Waktu itu jamannya kirim surat lamaran kerja masih pakai pos, nggak di email atau tinggal nelp atau chat pake bbm kayak sekarang he2...

Sementara saya harus mengirimkannya dengan pos kilat khusus karena waktunya mepet. Tetapi untuk mengirimkannya kira-kira dibutuhkan Rp 5000,- ah uang saya yang tersisa di ATM tinggal Rp 19.000. Sementara seingat saya ATM dekat kos saya hanya bisa mengeluarkan pecahan Rp 20.000, waduh ...

Entah darimana akhirnya wangsit itu ada saja he2.., saya lihat teman kos yang sedang menghitung uang recehan setelah dia berjualan Indomie di kos kami, Sebenarnya dia berencana akan ke supermarket untuk kembali berbelanja Indomie dan telor andalan dagangannya. Tetapi saya coba saja meminta pertolongannya, "apa salahnya dicoba?" pikir saya. Akhirnya saya bilang padanya bahwa saya bermaksud pinjam uangnya Rp 10.000 saja untuk "mancing" uang saya dari ATM he2...

Awalnya dia ragu, mengingat dia juga sedang menunggu transferan dari orang tua, uangnya yang tersisa Rp 15.000 itupun untuk modal belanja Indomie dan telor lagi. Tapi alhamdulilah dia mau membantu saya, maka saya bawalah uang recehan dia senilai 10,000 rupiah itu ke teller bank. Belum lagi ketika antri setor uang di teller, bertemu pula dengan teman kuliah saya, dia sempat nyeletuk " wah lok ampuh tenan kamu, waktunya orang tong pes, kamu masih sempat nabung! " ha2...

Ah biarlah saya simpan rahasia ini berdua teman kos saya itu.

Seusai dari teller, buru-buru saya lari ke samping gedung bank, dimana terdapat barisan ATM. Saya mulai antri disana. Kata teman saya " duch lok kalo ada apa-apa atau lagi hang ATM ini, bisa mampus kita berdua" ha2...

Alhamdulilah, pecahan Rp 20.000,- itu keluar juga! maka segeralah saya bagi berdua teman saya, mengembalikan uangnya Rp 10,000 dan Rp 10,000 sisanya nya, buru-buru saya larikan ke kantor pos.

Berkat teman saya tercinta itu, seminggu setelah wisuda saya telah menjadi bagian dari ibukota, berjuang, mengasah kreatifitas juga untuk sesuap nasi sebuah Mercy halaaahh.... :)

Teman, Bersyukurlah bagi kalian yang jarang kepepet, karena persiapan yang prima atau karena solusi yang kalian miliki melimpah.

Tetapi jikalau harus berhadapan dengan sesuatu yang mendesak alias kepepet. Jangan keburu patah arang, tetaplah bersemangat, gali kreatifitas yang melimpah dari diri dan sekitar kita, jangan lupa Bismillah ..

Bila kita mau, rasanya ide itupun tak kalah melimpahnya.

Yang penting jauhi kreatifitas dengan cara-cara tercela (halah udah serupa nenek -nenek saja nasehat saya he2..)

Sebab dengan kondisi yang tidak selalu manis, disitulah sebenarnya, kreativitas kita terasah.

Maka jika dihadapkan pada perihal kepepet, kitalah yang pegang kendalinya. Silahkan pilih; akan ikut terpuruk, dengan kondisi kepepet, menyerah dan merana atau menjadikan kepepet sebagai cambuk untuk bercita-cita maju,

Teman, semoga saja buatmu...kepepet itu juga indah !


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun