Mohon tunggu...
eloknurrahmatillah
eloknurrahmatillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa semester 5

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Krisis Identitas di Era Digital: Bagaimana Media Sosial Membentuk Persepsi Diri Generasi Z

16 Desember 2024   15:03 Diperbarui: 16 Desember 2024   14:12 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Patimah dan Herlambang (2021) menambahkan bahwa untuk mengatasi dekadensi moral yang diakibatkan oleh media sosial, pendekatan pendidikan nilai-nilai kehidupan (Living Values Education) dapat menjadi solusi. Pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai seperti toleransi, kejujuran, dan penghargaan terhadap keberagaman dapat membantu remaja dalam menemukan jati diri mereka yang sesungguhnya tanpa harus terpengaruh oleh tren dan opini yang berkembang di dunia maya.

Secara keseluruhan, media sosial memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membentuk identitas diri Generasi Z. Meskipun dapat memberikan banyak manfaat, penggunaan media sosial yang tidak bijak dapat menyebabkan krisis identitas yang berdampak pada kesehatan mental dan kesejahteraan remaja. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk memahami dampak dari media sosial terhadap diri mereka, serta mengembangkan kesadaran diri dan penerimaan diri yang sehat untuk mengatasi tantangan yang muncul di era digital ini.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah studi pustaka, yang mengandalkan kajian terhadap berbagai literatur yang relevan untuk memahami fenomena krisis identitas di era digital, khususnya yang dialami oleh Generasi Z akibat pengaruh media sosial. Studi pustaka merupakan pendekatan yang efektif untuk memperoleh pemahaman mendalam mengenai topik yang diteliti tanpa memerlukan pengumpulan data langsung dari subjek penelitian. Dalam hal ini, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji berbagai sumber tertulis, seperti artikel ilmiah, buku, jurnal, laporan penelitian, dan sumber online lainnya yang membahas mengenai identitas diri, media sosial, dan dampaknya terhadap psikologi generasi muda.

Proses pengumpulan data dilakukan dengan menelusuri berbagai pustaka yang relevan dengan topik krisis identitas dalam konteks digitalisasi dan media sosial. Literasi yang dikaji mencakup kajian teori mengenai pembentukan identitas diri, teori-teori psikologi terkait persepsi diri, serta pengaruh media sosial terhadap pembentukan identitas remaja. Selain itu, artikel ini juga mencakup studi mengenai dampak negatif dan positif dari media sosial terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan remaja, serta bagaimana teknologi informasi mengubah cara generasi muda berinteraksi dengan dunia luar dan membangun citra diri mereka.

Analisis literatur dalam studi pustaka ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola-pola utama yang muncul dalam berbagai penelitian sebelumnya terkait fenomena krisis identitas, termasuk faktor-faktor yang memengaruhi persepsi diri generasi Z. Dengan mengkaji hasil-hasil penelitian yang telah ada, penulis dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana media sosial mempengaruhi pembentukan identitas diri dan apa saja faktor yang memicu terjadinya krisis identitas di kalangan generasi muda.

Dalam penelitian ini, pendekatan studi pustaka memungkinkan untuk mengeksplorasi berbagai perspektif yang ada mengenai hubungan antara media sosial dan krisis identitas, serta bagaimana generasi Z merespons tuntutan sosial yang hadir di dunia maya. Dengan menggabungkan teori-teori psikologi, sosiologi, dan komunikasi, penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih luas dan komprehensif tentang peran media sosial dalam membentuk persepsi diri generasi Z, serta tantangan yang mereka hadapi dalam membangun identitas diri yang sehat di dunia digital.


PEMBAHASAN

Pengaruh Media Sosial terhadap Pembentukan Identitas Diri Generasi Z

Krisis identitas yang terjadi pada Generasi Z sering kali dipahami sebagai dampak dari era digital yang sarat dengan paparan media sosial. Generasi Z, yang lahir dalam rentang tahun 1997 hingga 2012, tumbuh dengan akses internet dan penggunaan media sosial yang sangat intens. Hal ini memengaruhi bagaimana mereka membentuk identitas diri, seringkali melalui filter sosial yang tersedia di platform digital. Identitas diri generasi ini tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungan fisik dan keluarga, tetapi juga oleh interaksi sosial dalam dunia maya. Media sosial, terutama platform seperti Instagram, TikTok, dan Twitter, menjadi arena di mana Generasi Z membentuk dan mengonfirmasi citra diri mereka. Media sosial memungkinkan remaja untuk berinteraksi secara lebih luas dan cepat, namun juga menghadirkan tantangan besar terkait dengan ketergantungan pada citra dan pengakuan dari orang lain, yang dapat memperburuk krisis identitas mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun