Mohon tunggu...
Elok Muzayyanah
Elok Muzayyanah Mohon Tunggu... Administrasi - IESP 17 Universitas Jember

“Education is not preparation for life. Education is life it self ” (John Dewey)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Covid-19: Pandemi Global yang Mematikan Perekonomian

1 April 2020   23:55 Diperbarui: 1 April 2020   23:58 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin ini lah salah satu alasan mengapa Indonesia hingga saat ini tidak melakukan lockdown karena saat melakukan lockdown maka akan memutus mata rantai kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat. Kita dapat belajar melalui India yang melakukan masa lockdown selama 21 hari, kini masyarakatnya menuntut karena kelaparan karena terputusnya mata rantai kehidupan mereka terutama kegiatan ekonomi meskipun pemerintah telah memberi kucuran dana untuk warganya yang dibawah rata-rata.

Penerapan lockdown akan berdampak sangat kompleks terhadap kegiatan ekonomi dan kehidupan ekonomi serta sosial masyarakat. Pemerintah dengan keordinasinya dengan Bank Indonesia sebagai otoritas moneter serta OJK telah bersinegri mengambil kebijakan upaya memitigasi penyebaran Coronavirus. Penerapan lockdown tidak hanya akan mematikan pasar komoditas saja melainkan seluruh pasar termasuk pasar keuangan.

Penyebaran Coronavirus yang sangat cepat menyebabkan munculnya ketidakpastian yang sangat tinggi dan menurunkan kinerja pasar keuangan global yang telah menekan banyak mata uang dunia termasuk rupiah serta memicu pengembalikan modal kepada aset keuangan yang dianggap aman.

Prospek pertumbuhan ekonomi dunia turun akibat terganggunya mata rantai permintaan dan penawaran global yang melemahkan keyakinan pelaku ekonomi dalam melakukan kegiatan ekonomi di pasar keuangan. Melambatnya prospek pertumbuhan ekonomi global menurunkan prospek pertumbuhan  ekspor barang, ekspor jasa dan sektor pariwisata akibat terhambatnya proses mobilitas antar negara sejalan dengan upaya memitigasi resiko penyebaran COVID 19, selain itu investasi non bangunan juga menurun dan terganggunya mata rantai produksi termasuk kebutuhan impor.

Bank Indonesia dengan keordinasinya bersama pemerintah dan OJK telah mengambil langkah-langkah guna menstabilisasi mata uang yang telah terdeprsiasi akibat Coronavirus, mengambil langkah-langkah guna menstabilkan perekonomian domestik dan perekonomian global. Pandemi Coronavirus telah membuat sebagian dunia usaha mati termasuk UMKM yang juga mengalami keresehan karena kegiatan produski mereka terganggu dengan kebijakan pembatasan dari pemerintah, padahal UMKM merupakan penyumbang PDB terbanya di Indonesia. UMKM terancam pailit karena pandemi ini.

Oleh karena itu Bank Indonesia menurunkan tingkat suku bunga acuan guna menarik bank-bank komersil untuk menurunkan tingkat suku bunganya sehingga dapat melonggarkan kredit terhadap masyarakat. Selain itu, pemerintah juga memberikan kebijakan bahwa perbankan dianjurkan untuk memberikan keringanan kepada nasabah mereka.  Ini tentu sangat berpengaruh terhadap roda perekonomian negara. 

Kebijakan Bank Indonesia dalam menurunkan suku bunga merupakan hal yang wajar dikarenakan penurunan suku bunga ini untuk menstabilkan daya beli masyarakat, jika Bank Indonesia tetap mempertahankan tingkat suku bunga yang tinggi guna mernarik investasi maka daya beli domestik akan mengalami penurunan mengingat kondisi perekonomian domestik yang sedang tidak stabil akibat dari adanya pandemi global ini. Penurunan tingkat suku bunga oleh Bank Indonesai juga guna menjadi relaksasi ekonomi yang tidak stabil, menjadikan penurunan tingkat suku bunga sebagai stimulus kebijakan moneter dalam menstabilkan perekonomian global dan perekonomian domestik

Penurunan tingkat suku bunga oleh Bank Indonesia merupakan salah satu instrumen guna mengatasi dampak dari pandemi global dan ketidakpastian global. Terdepresinya mata uang rupiah akibat menurunnya pergerakan mata uang rupiah di pasar keuangan global dan terjadi guncangan besar terhadap penawaran dan permintaan uang global karena  adanya ketidakpastian dan akibat dari menurunnya kegiatan ekspor impor antar negara yang disebabkan oleh adanya pandemi global. 

Kebijakan Bank Indonesia dalam menurukan tingkat suku bunga tidak hanya dilakukan oleh Bank Indonesia melainkan di seluruh Bank-bank negara didunia guna menstabilkan perekonomian domestik yang prospek pertumbuhannya merosot tajam karena Pandemi global ini. Bahkan The Fed telah memangkas suku bunganya menjadi 0.25%-0.00%. Saat ini, suku bunga acuan Indonesia masih berkisar di angka 4.5% meski angka ini adalah angka terendah dalam sejarah kebijakan Bank indonesia hal ini adalah salah satu upaya untuk mitigasi COVID 19.

 Kebijakan-kebijakan yang dilakukan Bank Indonesia selain menurunkan suku bunga yakni melakukan injeksi likuiditas baik di perbakan atau pasar valas,  melakukan pembelian SBN dipasar sekunder perbankan, mempermudah pasar keuangan valas dan perbankan, merelaksasi ketentuan-ketentuan investor asing untuk bisa melakuakan lindung nilai melalui rekening yang forsow untuk uderline di pasar valas. 

Merelaksasi ketentuan devisa netto untuk lindung nilai, makroprudensial melakukan pelonggaran bagi ekspor impor maupun UMKM melalui perbankan dan OJK. Bank Indonesia juga akan memperkuat instrumen term deposits valuta asing guna meningkatkan pengelolahan valuta asing di pasar domestik. Selain itu meningkatkan keordinasi antara kebijakan pemerintah. Bank Indonesia serta OJK juga bersinergi dalam mempertahankan mata uang tetap stabil di pasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun