Mohon tunggu...
Elok Muhibbatul Farida
Elok Muhibbatul Farida Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Menulis adalah salah satu cara untuk mengembangkan pemikiran kita

Selanjutnya

Tutup

Money

Perkembangan Indonesia Untuk Menjadi Pusat Industri Produk Halal Dunia

13 November 2019   22:06 Diperbarui: 21 November 2019   20:36 1029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahukah Anda, saat ini halal telah menjadi tren gaya hidup (life style) dunia. Produk-produk halal tak lagi hanya dikonsumsi oleh umat Muslim sebagai salah satu pemenuhan standar hukum syariah. 

Akan tetapi,  umat non-Muslim pun rupanya juga sangat tertarik dengan berbagai macam produk halal tersebut,  alasannya karena produk halal telah melalui proses sertifikasi yang ketat sehingga telah terjamin kebersihan, keamanan dan kualitas dari keseluruhan rantai produksinya. Fenomena ini pun telah diapresiasi oleh negara-negara di dunia secara universal.

Sejalan dengan hal tersebut, industri halal global terus mengalami perkembangan yang pesat. Tercatat dalam State of The Global Economy Report 2018/19 bahwasanya pendapatan pada industri produk halal telah diproyeksikan akan mencapai $ 3,007 Triliun pada Tahun 2023. Industri produk halal ini terdiri dari beberapa kategori produk dan layanan,  yaitu halal food, islamic finance, halal travel, modest fashion,  halal media and recretion, serta halal pharamaceuticals and cosmetic.

Industri produk halal memiliki pangsa pasar yang luas, dapar dilihat dari jumalah penduduk Muslim dunia sebagai konsumen utamanya yang saat ini berjumlah 1,8 milliar yakni sekitar 24% dari total penduduk dunia, yang mana penduduk Muslim mengalami tingkat pertumbuhan yang lebih cepat dan populasi umur yang lebih muda dibanding dengan penduduk dunia yang lain. 

Dan jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat hingga 70% pada Tahun 2060 menjadi 3 miliar. Selain itu, seperti yang sudah kita ketahui bahwa produk halal turut diminati oleh penduduk non-Muslim di berbagai negara.

Hal ini dikarenakan banyaknya negara dengan penduduk minoritas Muslim yang ikut serta mengembangkan industri produk halal mereka baik tingkat domestik maupun internasional, contohnya seperti, Thailand yang telah mengukuhkan dirinya sebagai negara pemilik dapur halal dunia, Korea Selatan yang terkenal dengan industri kecantikannya yang menguasai kosmetik halal dunia, dan Republik Rakyat Tiongkok yang telah mendominasi industri tekstil halal dunia.

Selanjutnya pasti muncul pertanyaan dalam benak kita, bagaimana dengan Indonesia? Indonesia adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS)  pada Tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia mencapai 237,6 juta jiwa dengan populasi penduduk Muslim mencapai 207 juta jiwa atau sekitar 87%. Data tersebut menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu pasar produk halal terbesar di dunia. Dengan keadaan tersebut Indonesia secara ototmatis menjadi target incaran produk impor negara-negara lain. Selain itu,  Indonesia juga menjadi negara yang banyak mengkonsumsi atau menggunakan produk halal dalam setiap kategori yang terdapat di industri produk halal global. Hal ini telah dibuktikan melalui data dari State of The Global Islamic Economy Report 2018/19 dengan rincian sebagai berikut:

1. Peringkat pertama pada kategori Top Muslim Food Expenditure dengan total nilai belanja sebanyak $170 miliar

2. Peringkat kelima pada kategori Top Muslim Travel Expenditure dengan total nilai belanja sebanyak $10 miliar

3. Peringkat ketiga pada katogeri Top Muslim Apparel Expenditure dengan total nilai belanja sebanyak $20 miliar

4. Peringkat keenam pada kategori Top Muslim Media Expenditure dengan total nilai belanja sebanyak $10 Miliar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun