Mohon tunggu...
Elok Indrawati
Elok Indrawati Mohon Tunggu... Freelancer - a learner, a dreamer, a planner

Sedang menerapkan slow living

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Fiksi Humor Ramadan: Salah Salim

12 April 2023   22:11 Diperbarui: 12 April 2023   22:12 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah ini terjadi saat masa SMA sekitar 2007. Entah ini lucu atau memalukan. Waktu itu kelas 2 SMA, kami berencana mengadakan buka puasa bersama teman-teman sekelas. Tidak seperti saat ini banyak tempat makan atau caf estetik yang bisa dijadikan tempat bukber, akhirnya kami memutuskan bukber di rumah salah satu teman. Setelah hari ditentukan, kami sepakat datang pukul 5 sore di rumah Erni.

Long story short, hari yang ditentukan tiba, tentulah kami semua semangat datang bukber. Selepas solat ashar aku bersiap-siap, memakai baju dan kerudung yang serasi. Karena rumahnya Erni lumayan jauh, dan aku belum pernah ke rumahnya akhirnya aku meminta tolong kakak laki-laki ku untuk mengantar sesuai petunjuk yang dikirim via SMS oleh seorang teman. Maklum jaman itu belum ada HP android, jadi belum bisa sharelock google maps via whatsapp.

Akhirnya aku dan kakak ku sampai di alamat yang kami tuju.  Kakak ku menurunkan ku tepat di pinggir jalan depan rumah Erni. Rumah Erni ternyata mudah di cari karena rumahnya dipinggir jalan. Rumahnya bercat hijau muda tanpa pagar. Aku tiba pukul 16.45. ku lihat ada beberapa motor yang terparkir di halam rumah Erni. Menandakan beberap teman sudah datang.

Setelah turun dari motor, aku berpesan pada kakak ku untuk menjemputku sebelum shalat isyak agar aku tak ketinggalan shalat tarawih. Kemudian aku berjalan menuju rumah Erni, diujung motor yang  berjejer terparkir dekat jalan ada seorang bapak-bapak yang berdiri memperhatikan ku. Kemudian aku berhenti di depan beliau.

"Assalamualakum... saya temannya Erni" sapaku sambil salim ke Bapak tadi. Kuambil tangan si bapak dan kutempelkan di hidungku.

"Hahahahah... Hahahahah... Hahahaha..." tiba-tiba si Bapak tertawa lantang terbahak-bahak sampai aku kaget.

Beberapa teman di dalam rumah juga kaget langsung melihat ke arahku. Kemudian muncullah  Erni di depan pintu melihatku dan aku melihat dia menyerongkan jari telunjuknya dan menempelkan di keningnya.

Hah... jadi..yang aku salami tadi bukan bapaknya Erni?

Aku ngibrit masuk ke dalam rumah Erni sambal diiringi tawa cekikikan teman-temanku yang lain.

 "Hihihi.. El.. gimana rasanya salim sama orgil?" Celetuk temanku. Ternyata Si bapak tadi adalah orang dengan gangguan jiwa, tetangga Erni.

Duh... malu sekali, niatnya bersikap sopan, eh... malah salah salim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun