Pada film ini  diceritakan bahwa Surya ditawari oleh Rika untuk berperan dalam perayaan Paskah. Tidak disangka Surya malah mendapat peran utama menjadi Yesus. Hal ini menyebabkan konflik batin dalam dirinya karena dia harus memantabkan dirinya untuk memilih sesuatu yang sulit.Â
Surya juga berkonsultasi dengan ustad agar lebih mantab dengan pilihannya. Akhirnya Surya menerima peran menjadi Yesus, dia yakin keimanannya tidak berubah hanya karena memerankan Yesus.
Dalam film ini juga ditonjolkan konflik etnis dan intoleransi beragama. Dalam dialognya Soleh sering menyebut Hendra "Dasar Cina sipit" sedangkan Hendra juga memmbalas dengan "Islam teroris". Konflik lain juga saat Soleh datang ke restoran Hendra dan membuat keributan karena memaksa karyawannya masuk kerja pada hari pertama setelah lebaran. Padahal biasanya sang ayah Tan Kat Sun baru membuka restonya hari ke -5 lebaran.
Dalam film Tanda Tanya juga diceritakan adanya pandangan masyarakat yang menganggap bahwa umat muslim merupakan teroris. Karena adanya pandangan buruk tersebut, maka Banser NU dalam film Tanda Tanya mengambil sikap untuk membantu menjaga keamanan pada kegiatan beragama umat lain selain muslim.Â
Tindakan sukarela tersebut dilakukan untuk membersihkan pandangan dan penilaian masyarakat bahwa agama Islam bukanlah teroris. Sampai menjelang akhir film, pada malam misa Natal ada bungkusan mencurigakan. Soleh yang sat itu menjadi banser dan berjaga di gereja, melihat bungkusan tersebut. Dia membuka bungkusan itu dan ternyata isinya adalah bom. Soleh berlari sambil memeluk bom tersebut keluar gereja, dan meledaklah bom tersebut sehingga Soleh wafat.
Dari film "Tanda Tanya" dapat kita ambil pesan dan amanat yang coba disampaikan adalah sikap toleransi atas perbedaan. Sikap saling menghormati dan menghargai dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari bermasyarakat. Tuhan mengajarkan bahasa cinta melalui agama yang berbeda-beda. Sebab pada hakikatnya masalah iman adalah urusan personal.Â
Kita juga harus tidak mudah terpancing isu  yang menyebabkan saling memusuhi antar umat beragama. Yang bisa kita lakukan adalah saling memanusiakan agar bisa mewujudkan keamanan, kenyamanan dan ketentraman hidup berdampingan di bumi Indonesia yang penuh dengan keanekaragaman agama, ras, suku dan budaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H