Membaca dan menulis adalah proses memahami makna. Anak membutuhkannya sebagai bagian dari ketrampilan hidup dan memudahkan memenuhi kebutuhan untuk mencari informasi dan menyampaikan gagasan. Lantas, kapan sebaiknya orang tua mengajarkan anak membaca ? Ada yang berpendapat membaca bukanlah kompetensi anak-anak di usia PAUD hingga TK karena membaca terlalu membebani otak mereka. Sementara, pendapat lain memandang sebaliknya, yakni semakin dini seorang anak belajar membaca, maka akan semakin mudah dan baik anak memahami dunianya.
Perlu kita tahu kegiatan membaca sangat berkaitan dengan perkembangan bahasa, terutama Bahasa lisan yang terjadi secara alami melalui interaksi selama masa tumbuh kembangnya. Anak bisa mempelajari dari percakapan orang di sekitar, dari buku, cerita atau TV.
Perkembangan bahasa anak dimulai dari tahapan mengeluarkan bunyi, kemudian membentuk kata dengan arti, lalu menyusun kalimat, hingga mampu membuat percakapan atau cerita. Jadi, kegiatan bahasa tidak melulu langsung mengenal huruf lalu mengejanya.
Orang tua bisa membekali anak dengan kemampuan pra membaca, yaitu kemampuan dasar yang perlu dimiliki anak sebelum memulai belajar membaca. Kegiatan ini berguna untuk melatih anak secara bertahap agar siap untuk memulai kegiatan membaca.
Berikut ini beberapa kegiatan pra membaca yang bisa orang tua lakukan :
1. Bernyanyi.
Kegiatan ini dapat menambah kosakata anak dengan menyenangkan. Misalnya orang tua bisa menyanyikan lagu anak-anak seperti balonku ada lima. Secara tidak langsung anak mengenal kata balon dan juga beberapa nama warna.
2. Mendengarkan cerita.
Orang tua bisa membacakan buku cerita bergambar. Dari kegiatan membaca cerita anak dapat menyadari hubungan antara gambar dan bacaan. Hal ini dapat memberikan pemahaman kepada anak bahwa setiap kata memiliki makna.
3. Berlatih mengobservasi
Saat jalan -- jalan di taman, orang tua dapat mengajak anak melihat dan mengamati benda -- benda yang ditemui. Misalnya saat melihat bunga, pohon, batu, orang tua bisa mengajarkan kosakata baru dengan melihat benda -- benda tersebut.
4. Membedakan warna, bentuk dan ukuran.
Kegiatan ini adalah tahap awal pengenalan huruf dan melatih visual diskriminasi. Anak akan mengenal gambar terlebih dahulu sebelum nantinya tahu bahwa bentuk dan warna yang ia lihat punya sebutan, sebutan itu memiliki makna dan makna itu nantinya akan ia pahami.Â
5. Bermain peran
Kegiatan ini dapat memperbanyak kosakata dan melatih kemampuan verbal anak. Orang tua dapat menemani anak bermain peran menggunakan mainan mereka misalnya menjadi penjual dan pembeli.
6. Mengenal huruf dan bunyinya.
Orang tua dapat mengenalkan huruf melalui media sand paper letter. Konsep material ini mengajarkan anak mengenal huruf dengan pendekatan konkret. Sand paper letter ini dapat diraba oleh anak, sehingga anak tahu bentuk hurufnya seperti apa. Anak jadi lebih mengingat bentuk huruf karena adanya memori otot terhadap gerakan.
7. Menyusun atau menuliskan Nama.
Nama sebagai kata familiar yang sering diucapkan, sehingga anak lebih mudah memahami huruf-huruf pembentuk katanya.
Itulah tujuh kegiatan pra membaca yang bisa orang tua terapkan kepada anak. Kegiatan tersebut bisa orang tua lakukan bersama anak sedini mungkin, agar anak lebih siap saat belajar membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H