Kebiasaan unik yang mungkin juga dilakukan orang lain adalah malas ganti tas. Sekali pakai tas warna hitam, ya sudah, itu saja sampai negara api menyerang. Kata orang, sih, saya itu tipe orang yang setia. Setia sama satu barang maksudnya.
Sebenarnya, didalam tas yang selalu saya pakai setiap hari, kemana saja, ada berbagai perlengkapan darurat yang kadang malah sangat penting kalau tidak dibawa.
Misalnya, tisu basah, tisu kering, minyak kayu putih, betadine, potong kuku, gunting, peralatan makan portable, kipas angin portable, bolpoin, note kecil, earphone, dan apa lagi ya? Oh, dompet dan smartphone tentu saja.
Saya itu termasuk jenis orang yang alergian juga berkulit sensitif. Membawa perlengkapan seperti yang saya sebut barusam merupakan bentuk antisipasi loh.
Waktu itu, saya memakai tas yang baru dibeli dari online shop, kebetulan juga Senin adalah hari sibuk. Sama seperti kebanyakan orang, saya pun kesiangan dan tidak sempat memindah properti dari tas lama ke tas baru.
Mungkin karena awal pekan dan sekolah sempat tak berpenghuni di akhir pekan, jadilah banyak nyamuk yang kelaparan. Saya salah satu korban hisapan mereka.
Kulit saya bentol-bentol dan minyak kayu putih yang sangat saya butuhkan ternyata tidak ada di dalam tas. Ah, merah semua jadinya lengan saya
Oleh sebab itu, saya paling males kalau kemana-mana harus ganti tas. Selain itu saya juga selalu bepergian dengan adik saya. Kebetulan dia istimewa dan berkebutuhan khusus. Jadilah tas saya semacam tas ibu-ibu muda yang berisi komplit keperluan balita.
Bukan hanya itu, pernah suatu hari, saya dan adik saya Nia, pergi main ke mall, dia beli es krim sembari jalan menaiki eskalator. Duh, lagi-lagi saya harus menanggung bingung karena tisu basah yang biasanya standbye didalam tas entah kemana perginya. Ya sudah, terpaksa saya harus mencari toilet untuk membasuh wajah Nia yang cemot. Padahal biasanya, dalam situasi seribet apa pun, urusan Nia jadi gampang kalau properti lengkap.
Nah, sejak saat itu saya ogah harus ganti tas jika akan keluar rumah meski barang sebentar. Selain mindahin properti itu butuh waktu, juga khawatir ada barang yang tertinggal.
Eh, namun setelah masalah isi tas tidak lagi terulang, malah timbul kondisi baru. Kali ini masalah isi dompet yang tertinggal. Horor nggak sih?
Jadi ceritanya begini...
Waktu itu, saya harus jemput adik saya di stasiun, dia menginfokan jadwal kereta nya dadakan banget. Kira-kira 30 menit sebelum jadwal kedatangan. Beruntungnya, jarak dari rumah ke stasiun hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit kalau nggak macet.
Saat itu, saya sedang makan siang ketika ponsel saya berbunyi tanda ada panggilan masuk. Berhubung takut terlambat, saya memutuskan segera menyudahi acara makan siang itu lalu bersiap-siap pergi dan hanya membawa SIM, STNK serta ponsel.
"Cuma jemput doang 'kan? Nggak usah bawa dompet deh, ada uang cadangan kok di jok motor. Yang penting bawa hp aja." Begitu batin saya saat akan berangkat menuju stasiun.
Nah, ketika sedang asyik menunggu kedatangan kereta yang ternyata ditunda, si ibuk telpon, "Kereta adek udah dateng, kak? Kamu langsung pulang 'kan?"
"Belum, bu. Kereta nya ditunda, nggak tahu kenapa. Memangnya ada apa?"
"Ibuk butuh uang tunai untuk bayar arisan nanti sore? Kemaren kamu bilang mau kasih ibu hari ini 'kan?"
"Duh, kok aku lupa sih." Sungut dalam hati. "Oh, iya ya, aku lupa. Nanti aku ambil di ATM dulu ya bu. Tapi aku nggak bawa kartu ATM nya nih. Jadi setelah sampai rumah, aku keluar lagi deh ke ATM."
"Yah, nggak keburu. Ini udah jam berapa, kak. Lagian mendung juga. Nanti kamu malah kehujanan."
"Terus gimana dong, ibuk butuh berapa, sih? Aku pinjem adek dulu aja deh ya."
"300 ribu aja."
"Oke deh, buk.Aku tutup dulu, ya teleponnya. Â Ini kereta adek udah dateng."
"Udah dulu, ya bu, kereta nya sudah datang nih"
"Ya sudah, hati-hati. Jangan lupa uanganya."
"Iya, ibuk."
Melihat barang bawaan si adek yang mirip orang pulang kampung saat lebaran --padahal Cuma nggak pulang sebulan dari kost-an, saya jadi nggak enak hati untuk meminjam uang. Tapi, daripada mendapati ibu bermuram durja, mending coba aja kan ya?
"Dek, langsung pulang atau kamu mau mampir-mampir dulu?"
"Pulang aja, deh kak. Capek, mana kereta nya delay pula. Pengen mandi aku."
"Oh, oke".... "Eh, kamu ada uang tunai tiga ratus ribu nggak?"
"Ah, uangku kayaknya tinggal dua ratus lima puluh ribu deh, tadi beli pulsa dulu di kost. Kenapa?"
"Enggak, ibuk butuh uang untuk bayar arisan, kakak mau ambil di ATM tapi nggak bawa kartu."
"Loh, kakak bawa ponsel kan? Ada kuota internet nya nggak?"
"Bawa kok, ponsel mah barang wajib yang harus dibawa tau."
"Nah, pakai mobile banking BCA bisa kok, kak. Sekarang, kan ada fitur CARDLESS dari BCA Mobile, bisa tarik tunai, transaksi di cabang atau setor tunai tanpa kartu."
"Masa sih? Beneran? Coba ini, gimana tuh caranya?" Kata saya sambil menyodorkan ponsel kepada si adek.
"Hayuk, deh, kita praktik langsung di mesin ATM nya aja. Gampang kok."
Barulah setelah itu kami berboncengan mengendarai motor mencari ATM BCA terdekat di sepanjang perjalanan pulang.
***
Setelah sampai di ATM, kami langsung mencari tempat parkir motor yang aman baru kemudian si adek eksekusi cara tarik tunai tanpa kartu di mesin ATM.
"Nah, gini nih caranya. Perhatiin ya."
"Pertama, kakak buka menu "Cardless" di BCA mobile dan  pilih "Tarik"."
"Ini sebenarnya fitur pengganti dari Setor Tarik, kak."... "Nah, fitur CARDLESS BCA ini punya tiga menu andalan, yaitu tarik tunai tanpa kartu, setor tunai tanpa kartu dan transaksi di cabang tanpa kartu."
"Oh, gitu ya." Balas saya manggut-manggut pertanda takjub akan fitur terbaru BCA Mobile
***
Karena baru pertama kali mencoba dan ternyata caranya sangat mudah, saya sampai terkagum-kagum, loh. Hidup di zaman yang berdampingan dengan kecanggihan teknologi itu luar biasa keren nya ya.
Selain bisa ambil uang di ATM tanpa harus menggunakan kartu, ternyata fitur terbaru BCA Mobile juga beragam. Bisa untuk pembayaran berbagai kebutuhan sehari-hari seperti bayar tagihan telepon, kartu kredit, BPJS, beli token listrik atau bahkan transfer sesama BCA maupun antar bank.
"Ah, si kakak payah nih. Masa zaman now nggak ngerti fitur keren semacam ini. Jangan ngaku generasi simpel kalau belum nyobain fitur Cardless nya BCA."
"Hahahaha.... Generasi simpel banget, sih kamu dek. Nggak sia-sia ya, kakak sekolahin kamu sampai Malang. Up to date banget. Duh, aman nih kalau gini, ibuk nggak bakal bermuram durja dan tetep bisa bayar arisan nanti. sore"
"Ya udah, ayo pulang, gerah akutuh."
***
Dari berbagai pengalaman hidup ini saya belajar, bahwa selain isi tas yang krusial, mambawa ponsel dan dompet lengkap beserta isinya jika hendak bepergian itu ternyata wajib hukumnya.
Dan berkat fitur CARDLESS di BCA Mobile, saya jadi paham, kalau hidup itu harus dibikin simpel. Sesimpel BCA memberi kemudahan bagi nasabahnya ^^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H