Eh, namun setelah masalah isi tas tidak lagi terulang, malah timbul kondisi baru. Kali ini masalah isi dompet yang tertinggal. Horor nggak sih?
Jadi ceritanya begini...
Waktu itu, saya harus jemput adik saya di stasiun, dia menginfokan jadwal kereta nya dadakan banget. Kira-kira 30 menit sebelum jadwal kedatangan. Beruntungnya, jarak dari rumah ke stasiun hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit kalau nggak macet.
Saat itu, saya sedang makan siang ketika ponsel saya berbunyi tanda ada panggilan masuk. Berhubung takut terlambat, saya memutuskan segera menyudahi acara makan siang itu lalu bersiap-siap pergi dan hanya membawa SIM, STNK serta ponsel.
"Cuma jemput doang 'kan? Nggak usah bawa dompet deh, ada uang cadangan kok di jok motor. Yang penting bawa hp aja." Begitu batin saya saat akan berangkat menuju stasiun.
Nah, ketika sedang asyik menunggu kedatangan kereta yang ternyata ditunda, si ibuk telpon, "Kereta adek udah dateng, kak? Kamu langsung pulang 'kan?"
"Belum, bu. Kereta nya ditunda, nggak tahu kenapa. Memangnya ada apa?"
"Ibuk butuh uang tunai untuk bayar arisan nanti sore? Kemaren kamu bilang mau kasih ibu hari ini 'kan?"
"Duh, kok aku lupa sih." Sungut dalam hati. "Oh, iya ya, aku lupa. Nanti aku ambil di ATM dulu ya bu. Tapi aku nggak bawa kartu ATM nya nih. Jadi setelah sampai rumah, aku keluar lagi deh ke ATM."
"Yah, nggak keburu. Ini udah jam berapa, kak. Lagian mendung juga. Nanti kamu malah kehujanan."