Mohon tunggu...
Elok Ayu Sekar Valentien Adha
Elok Ayu Sekar Valentien Adha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Belajar dan Terus Belajar!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Paradigma Pendidikan Vokasi (SMK) yang Katanya Begitu Lulus Langsung Kerja?

7 Juni 2023   10:33 Diperbarui: 7 Juni 2023   15:24 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

PARADIGMA PENDIDIKAN VOKASI (SMK). YANG KATANYA, BEGITU LULUS LANGSUNG KERJA?

Oleh :

Husna Lathifunisa Arif

Prodi S1 Pend. Teknologi Informasi

NIM 22050974084

  1. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan hal mutlak yang diperlukan masyarakat generasi ini sebagai salah satu cara alternatif untuk meningkatkan kemajuan bangsa. Pendidikan sebagai upaya etis dari manusia, untuk manusia dan untuk masyarakat luas bertujuan mengajak partisipasi dalam pembangunan dan berupaya mengejar taraf hidup yang lebih baik. 

Indonesia dengan segala problematika pendidikannya seperti kurikulum, kualitas, kualifikasinya di dunia kerja, bahkan kualitas kepemimpinannya baik di jajaran tingkat atas atau bawah memunculkan banyak kritik. Berbagai kasus pengaduan telah diterima di lapangan, mereka beranggapan bahwa kasus yang terjadi bukan sepenuhya  kesalahan sistem pendidikan yang dianut di Indonesia melainkan dari sumber daya manusianya sendiri yang belum mampu bersaing apik di dunia kerja.

Pendidikan vokasi yang pada esensinya bertujuan sebagai sarana  pelatihan untuk mengajarkan kompetensi kerja sesuai prinsip kejuruan terutama untuk memberikan keterampilan kerja untuk siswanya agar sesuai dengan kebutuhan dunia industri. Pelatihan diklat vokasi juga bertujuan untuk menyiapkan lulusan agar dapat beradaptasi dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi di dunia industri sehingga aspek pembangunan berkelanjutan.

Tak dapat dipungkiri, kini sekolah menengah kejuruan (SMK) menjadi pilihan paling diminati masyarakat dalam menentukan pendidikan. Dengan embel-embel lulusan SMK bisa langsung kerja, masyarakat berbondong-bondong menyuarakan ketertarikannya. Namun, realita lapangan yang kini sedang dihadapi ternyata masih belum memenuhi harapan yang digadang-gadang dapat mengurangi jumlah pengangguran.

Berdasarkan sumber: BPS, Sakernas Agustus 2022, diolah Pusdatik Kemnaker. Total 186.425 lulusan SMK di Jawa Timur berhasil menamatkan pendidikannya, angka total untuk lulusan SD-SMA sebanyak 984.171 orang dan angka 85.123 untuk lulusan diploma/sarjana. Total secara keseluruhan disimpulkan pada data kategori Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tercatat sebanyak 1.255.719 orang. 

Rendahnya hasil belajar dan kompetensi siswa merupakan masalah yang belum terselesaikan. Kurangnya motivasi dan efisiensi yang menjadi modal utama pembelajaran juga tetap membutuhkan kreativitas siswa itu sendiri agar tercipta pembelajaran yang berkualitas. Bukan berarti semua siswa berlaku demikian, siswa yang terpilih karena minat dan kompetensinya terbukti lulus dan mendapat pekerjaan.

Di sisi lain, penyerapan lapangan kerja terhadap lulusan SMK juga terkesan mendiskriminasi. Terbatasnya keterlibatan DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri), kurangnya pengembangan bidang keahlian serta kebijakan "pukul rata" antara lulusan universitas dengan siswa lulusan SMK merupakan tantangan bagi stakeholder pemerintah Indonesia agar dapat melakukan upaya untuk menangani permasalahan tersebut.

  1. PEMBAHASAN

Terbatasnya keterlibatan dunia industri dapat menghambat siswa berakibat kurangnya penguasaan keterampilan dan kualitas berdampak pada perekonomian nasional. Hal ini juga ada kaitannya dengan beberapa faktor dari lembaga terkait sebab sarana dan prasarana pendidikannya yang belum sesuai dengan dunia kerja. Permasalahan lainnya yaitu kurikulum pendidikan kejuruan yang masih tebatas teori dan hanya 58 persen untuk bobot mata pelajaran kejuruan.

Lulusan pendidikan kejuruan merupakan sumber tenaga kerja berkualitas yang diharapkan dapat diterima DUDI. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya penyusunan kebijakan dan strategi untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi, namun kenyataannya menurut KADIN(Kamar Dagang dan Industri) tingkat penyerapan tenaga kerja lulusan SMK hanya 40%. sedangkan pengangguran terbuka untuk lulusan SMK 11, 2 dari perguruan tinggi teknik dan sejenisnya adalah 6,0%. Menurut berbagai sumber, rendahnya konsumsi lulusan VET di DUDI disebabkan adanya kesenjangan antara dunia pendidikan dan DUDI, perbedaan standar kualifikasi lulusan (SKL) dan Keterampilan Kerja Nasional Indonesia . 

  1. PENUTUP

Pendidikan vokasi di Indonesia memang belum memenuhi harapan, walaupun pemerintah dan instansi terkait sudah berupaya maksimal. Namun setidaknya pendidikan vokasi mampu memberikan lulusannya di dunia kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Indonesia, K. K. (2023, 03 20). Keadaan Angkatan Kerja di indonesia Februari 2022. Retrieved from https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0CAQQw7AJahcKEwjIs9W59IT-AhUAAAAAHQAAAAAQAw&url=https%3A%2F%2Fwww.bps.go.id%2Fsubject%2F6%2Ftenaga-kerja.html&psig=AOvVaw0VZh2Mz6gi9dzvk-vuGj77&ust=1680307585044483: https://satudata.kemnaker.go.id/data/kumpulan-data

Kementerian Pendidikan, K. R. (2022). Kurikulum Merdeka Pesatkan Laju Minat Siswa SMK . Retrieved from https://bbppmpvbispar.kemdikbud.go.id/portal/index.php/2022/09/11/kurikulum-merdeka-pesatkan-laju-minat-siswa-smk/

Ketenagakerjaan, D. S. (2022). Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia. Retrieved from https://www.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=YzgxNjMxZjc1MGVlMWVjZTJjM2ViMjc2&xzmn=aHR0cHM6Ly93d3cuYnBzLmdvLmlkL3B1YmxpY2F0aW9uLzIwMjIvMDYvMDcvYzgxNjMxZjc1MGVlMWVjZTJjM2ViMjc2L2tlYWRhYW4tYW5na2F0YW4ta2VyamEtZGktaW5kb25lc2lhLWZlYnJ1YXJpLTIwMjIu

Majid, N. W. (2019). Prospective vocational teachers in 21st century. INTEGRATED (Information Technology and Vocational. Retrieved from https://ejournal.upi.edu/index.php/integrated/article/view/16704/pdf_1

Nasution, E. (n.d.). Problematika Pendidikan di Indonesia. Retrieved from https://core.ac.uk/download/pdf/229361428.pdf

Rembagy, M. (2008). Pendidikan Transformatif Pergulatan Kritis Merumuskan Pendidikan di Tengah Pusaran Arus Globalisasi.

Santoso, S. I. (1987). Pendidikan di Indonesia Dari Masa ke Masa.

Sulistyanto, Mutohhari, F., Kurniawan, A., & Ratnawati, D. (2021). Kebutuhan kompetensi di era revolusi industri 4.0: review perspektif pendidikan vokasional. Jurnal Taman Vokasi, 9(1), 2021, 25-35. Retrieved from http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/tamanvokasi

Utomo, W. (2021). Paradigma Pendidikan Vokasi: Tantangan, Harapan Dan Kenyataan. Almufi Journal of Measurement, Assessment, and Evaluation Education (AJMAEE). Retrieved from https://almufi.com/index.php/AJMAEE/article/view/86/41

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun