Mohon tunggu...
Elok Ayu Sekar Valentien Adha
Elok Ayu Sekar Valentien Adha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Belajar dan Terus Belajar!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Teori Belajar Asosiasistik

8 Oktober 2022   11:30 Diperbarui: 8 Oktober 2022   11:32 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori belajar asosiasistik merupakan bagian dari teori Behaviouristik, dimana dalam teori tersebut mempelajari perubahan tingkah laku dikarenakan adanya stimulus dan respon. Sedangkan arti teori asosiasistik sendiri ialah sebuah teori yang mempelajari proses belajar dengan cara hukum asosiasi. Hukum asosiasi ini, menurut Aristoteles adalah sebuah ingatan mengenai suatu hal yang cenderung dapat menimbulkan ingatan-ingatan lain yang serupa maupun berlawanan dengan kejadian awal.

Teori asosiasistik ini dikemukakan oleh Ivan Pavlov berdasarkan eksperimennya terhadap seekor anjing, dimana yang menjadi titik fokusnya adalah pada jumlah air liur anjing yang dikeluarkan. Percobaan tersebut yakni :

  • Percobaan pertama, Pavlov meletakkan makanan di dekat anjing tanpa ada bunyi lonceng. Maka anjing itu akan mengeluarkan air liur yang cukup banyak.
  • Percobaan kedua, Pavlov membunyikan lonceng tanpa memberi makanan. Dan respons hanya diam tidak berminat dan tidak mengeluarkan air liur.
  • Percobaan ketiga, Pavlov meletakkan makanan dan membunyikan lonceng, dan respons anjing yakni mengeluarkan air liur yang cukup banyak pula.
  • Dan percobaan terakhir, Pavlov hanya membunyikan lonceng saja namun anjing tetap mengeluarkan iar liur. Hal ini disebabkan karena anjing berfikir bahwa saat dibunyikan lonceng, itu tandanya ia akan diberi makan.

Dari eksperimen tersebut, dapat disimpulkan bahwa perilaku berasal dari respon akibat adanya stimulus. Dimana stimulusnya berupa makanan dan lonceneg, responnya yakni anjing mengeluarkan air liur, dan perilakunya ialah anjing memakan makanan tersebut.

Meskipun eksperimen yang dilakukan oleh Pavlov ini objeknya adalah seekor anjing, namun teori ini tidak hanya berlaku pada seekor anjing saja, namun bisa juga kita terapkan dalam pembelajaran sehari-hari.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun