Beberapa jam yang lalu, saat jam istirahat kantor suami saya menelpon. Kebiasaan cengengas-cengenges (senyum terus tanpa kata) nyeletuk bak hiasan rumah tangga idaman. Karena suami lagi nemenin saya puasa hari kamis, auto minta dimasakin yang dia mau.Â
Nada tanyanya mau masak apa?, saya baru teringat kalau kemarin belum jadi masak jamur. Padahal sudah ke rumah sayur dan sempat pilah pilih jamur, nyatanya tidak jadi karena jamurnya kurang fresh dan ada ulatnya.
Suami saya pun ingin pindah menu, al hasil pengen dimasakin bothok. Setelah saya pikir-pikir, di rumah ada kelapa, munculah ide masak bothok jamur, ikan teri, dan kemangi. Cocok nih buat buka puasa pikir saya.
Lalu saya berpikir, dari jaman dulu waktu masih kecil dan baru pertama kali makan bothok, sama sekali tidak pernah terpikir kalau makanan bothok ini berasal dari mana? Apa bahan pokok bothok? yang saya ingat hanya enaknya saja, karena ibu saya sering masak bothok.
Setelah mengupas kelapa, hati saya tergerak untuk browsing asal muasal bothok. Ternyata bothok sudah ada dari jaman dulu, tentunya di Pulau Jawa. Karena ampas kelapa yang masih ada gizinya tidak terpakai, alangkah lebih baiknya dimasak dibungkus daun pisang, di kukus, lalu tersajilah bothok yang enak. tetapi bothok ada campuran macam-macam, seperti daun singkong rebus, ontong atau bunga pisang, dan sekarang di era yang modern ini bothok berkembang lebih banyak variasinya.
Saya berpikir kembali kalau bikin bothok tanpa dibungkus daun pisang bagaimana? Mungkin tidak apa-apa yaa?, anggap saja ini bothok modern tanpa dibungkus daun pisang.
Salam, ibu rumah tangga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H