Dalam menjalani sebuah kehidupan hampir setiap orang mengalami masalah. Mulai dari masalah yang sepele hingga masalah yang besar. Berbagai masalah yang kita hadapi kadang membuat kita kesulitan untuk menyelesaikannya dan membuat fikiran kita kewalahan dan merasa ter-ancam karena tekanan batin.
Sama seperti dengan tubuh kita, yang akan bereaksi saat kita dalam bahaya. Secara tidak sadar, kita akan langsung membangun sistem pertahanan diri supaya hidup tidak terganggu dengan adanya bahaya atau ancaman dari luar.
Setiap orang pun memiliki cara tersendiri untuk melindungi dirinya. Ada yang melampiaskan amarahnya ke orang lain, da nada juga yang menyibukkan diri untuk meredam amarahnya tersebut.
Mekanisme pertahanan diri bukanlah semata-mata cara untuk menyelesaikan masalah, melainkan hanya reaksi alami dari jiwa seseorang terhadap masalah yang dihadapi.
Beberapa jenis reaksi psikologis untuk pertahanan diri
1. menyangkal atau penyangkalan
Orang-orang yang melakukan penyangkalan atau menyangkal akan tahu bahwa apa yang sedang ia lakukan itu salah ataupun merugikan, akan tetapi ia menggunakan berbagai alasan untuk hal yang ia utarakan bisa diterima.
2. represi
Seseorang akan merasa bahwa situasi atau konflik sudah berada di luar kendalinya. Ia justru akan melupakan atau tak mau mengakuinya sama sekali. Contoh dari represi yaitu saat kita kehilangan seseorang yang dekat dengan kita. Daripada kita menerima kenyataan dan merasa sangat kesepian, kita justru menganggap bahwa orang tersebut masih dalam keadaan hidup.
3. Â regresi
Mekanisme regresi ditandai dengan mundurnya kondisi psikologi seseorang kembali ke masa-masa saat ia masih kecil dahulu. Contohnya saat kita merasa gugup dengan banyaknya tugas, kita malah mengalihkan semua itu dengan menangis terisak-isak seperti anak kecil. Atau ketika anda sedang putus cinta, anda tidak akan mau makan atau keluar dari kamar (mengurung diri).