Mohon tunggu...
Elok Firdaa
Elok Firdaa Mohon Tunggu... Freelancer - Renungi, jalani, nikmati dan syukuri. manusia bisa mengubah takdirnya jika ia mau untuk berusaha.

Mahasiswa Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 2018

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Titipan Rindu untuk Teman Bisuku

8 Desember 2020   20:32 Diperbarui: 8 Desember 2020   20:33 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai Nila, apa kabar? Enam tahun kita sempat duduk di bangku sekolah bersama. Dari pagi hingga siang hari. Dulu, aku belum mengenal terkait kelas inklusi. Dimana sekarang itu hal yang penting untuk diketahui seluruh masyarakat. Keadilan dalam mendapatkan pembelajaran tanpa memandang kekurangan dan kelebihan dan tanpa memandang kemampuan. Aku bisa bicara, namun kamu tidak lancar dalam berbicara. Dulu, yang aku tau yang terpenting kamu sekolah bergabung dengan kita. Dulu, aku sempat berfikir tidak baik pada keluargamu. Berfikir dan bertanya pada diri sendiri terhadap keluargamu. Kenapa tidak menyekolahkanmu pada sekolah khusus? Sekolah Luar Biasa tentunya. Supaya kamu dapat mendapat pembelajaran yang lebih baik lagi. Bukan berarti aku tidak suka akan kehadiranmu. Namun, aku berfikir sekolah ini kurang baik untukmu.

Sekarang aku sempat belajar sedikit terkait pendidikan inklusi. Aku baru ternyata sekolahan yang menerima anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak normal merupakan jenis dari pembelajaran berupa kelas inklusi.  Tidka ada sekolah yang tidak baik. Seluruh sekolah selalu memiliki tujuan memberikan pembelajaran yang terbaik bagi anak didiknya. Pembelajaran pada sekolah inklusi memerlukan kolaborasi tidak hanya antara guru dan orangtua, akan tetapi juga memerlukan kolaborasi bersama seluruh siswa dan masyarakat. Teman dekat anak berkebutuhan khusus adalah seluruh siswa di sekolah inklusi. Teman kelas dari anak berkebutuhan khusus harus mengerti kekurangan dari abk tersebut. Ketika abk mengalami kesulitan dalam belajar, teman-teman kelas harus dapat membantunya. Ketika abk mengalami down dalam pelaksanaan pembelajaran, teman-teman harus kembali memberikan semangat untuknya.

Sedikit cerita dari pengalamanku pribadi. Dulu, ketika sekolah dasar teman bisuku yang bernama Nila sering mendapat kesulitan dalam belajar dan sering mengalami down mental. Tak jarang ia tidak berangkat sekolah karena mutung. Lalu, apa yang saya dan teman-teman lakukan? Kami berusaha memberikan semangat kepadanya untuk tetap belajar. Sesekali kami bermain ke rumahnya sebagai pengakuan bahwa ia meskipun berbeda tetap teman kami. Mengobrol bersama orangtuanya dan bermain bersamanya. Jika di kelas, ketika ia mengalami kesulitan kami sebagai teman-teman membantunya. Ya walaupun tidak seluruh teman berbuat baik kepadanya. Inilah salah satu kesalahan kami, begitupun denganku. Kami kurang mendapat arahan terhadap ia yang berkebutuhan khusus. Kebaikan kami semata-mata karena kesadaran akan adanya teman yang harus selalu disayangi. Sebagian teman juga ada yang berlakuk kasar padanya bahkan berantem pun sering. Tak jarang denganku, terkadang ketika merasa jengkel kami juga akan membiarkannya, hehe. Jahat kan. Itu dulu. Sebab masih anak-anak dan belum terlalu paham akan pentingnya pendidikan inklusi.

Oleh karena itu, kenapa seluruh siswa harus mengetahui pentingnya pendidikan inklusi dan harus memberikan sosialisasi terkait sikap yang harus diberikan kepada anak berkebutuhan khusus. Memberikan edukasi terkait sikap yang harus diberikan kepada anak berkebutuhan khusus. Bahwasanya mereka sama seperti kita, sama-sama memiliki hak untuk belajar dan sama-sama berhak memiliki kasih sayang yang sama.

Mungkin, jika dulu saya atau kami bersikap lebih baik lagi padanya dan benar-benar membantu proses pembelajaran yang ia dapatkan kemampuan yang ia miliki akan semakin baik lagi. Walaupun sebenarnya sekarang ia lebih baik dari kami.

Berbicara pendidikan inklusi. Pendidikan inklusi merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang diberikan pada anak berkebutuhan khusus. Pendidikan inklusi ini yang sering atau banyak sekali dilakukan di Indonesia. Pendidikan inklusi seperti yang dijelaskan oleh Hildegun Olsen (Tarmansyah,2007) merupakan lembaga pendidikan yang mengakomodasi anak tanpa memandang kondisi fisik, intelektual, sosial emosional, linguistik maupun kondisi lainnya. Menurut Sapon Shevin (O'Neil,1994) pendidikan inklusi adalah sistem layanan pendidikan yang memasyarakatkan anak berkebutuhan khusus untuk bersekolah di sekolahan umum sehingga mendapat fasilitas dan sikap yang sama seperti anak normal lainnya.

Pendidikan inklusi mempunyai tujuan supaya setiap anak dapat melaksanakan hak nya dalam belajar baik bagi anak normal maupun anak berkebutuhan khusus. Tanpa adanya perbedaan itulah yang membuat manusia memiliki tingkatan yang sama walaupun salah satu anak yang berkebutuhan khusus memiliki satu atau beberapa kelainan yang tidak sama dengan anak normal. Adanya pendidikan inklusi juga membuat anak berkebutuhan khusus dapat merasakan fasilitas belajar yang sama dengan lainnya. Selain itu, sikap yang diberikan oleh teman-teman normal pada anak berkebutuhan khusus dapat menunjang semangat belajarnya. Ketidakmampuan yang dimiliki anak berkebutuhan khusus juga menjadi jalan kebaikan untuk anak normal dalam saling tolong menolong. Hal ini menjadikan besarnya rasa keperdulian antar sesama manusia.

Dari tulisan ini, semoga teman-teman dapat menyayangi dan menghargai teman kita yang memiliki kekurangan. Bahwasanya mereka sama seperti kita, sama-sama memiliki hak untuk mendapatkan pembelajaran yang layak.

Jangan jauhi mereka, tapi bantu mereka untuk mewujudkan mimpi dan cita-cita nya seperti kita yang sedang berusaha mewujudkan mimpi dan cita-cita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun