Mohon tunggu...
rosaline halim
rosaline halim Mohon Tunggu... -

Hanya seorang pengembara di dunia yang sedang mengumpulkan bekal untuk perjalanan akhir.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

10 Mitos penyebab gemuk

26 Mei 2011   15:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:11 1287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Ada banyak mitos  yang menyebabkan kita membiarkan diri kita terjerumus ke dalam obesitas. Padahal obesitas adalah salah satu penyumbang penyakit kardiovaskuler, seperti stroke, jantung, dan diabetes.  Berikut ini adalah kumpulan mitos mitos yang dipercaya masyarakat sebagai pembenaran terhadap kegemukan, adakah diantaranya pernah anda dengar?

1. "Sudah berumur lanjut, wajar bila badan menggemuk." Ternyata ini adalah pemikiran yang keliru, untuk hidup sehat dan awet muda kita harus menjaga berat badan agar tetap stabil sepanjang usia.

2."Setelah nikah, akan kelihatan jelek bila terlihat kurus, karena nanti disangka hidup kurang sejahtera."

3."Makan harus dihabiskan kalau tidak dosa/pamali." Padahal justru dosa jika kita memaksa perut yang sudah kenyang untuk makan berlebihan. Sebaiknya mengambil dalam porsi kecil, sehingga kita bisa makan dalam jumlah yang tepat.

4."Banyak makan supaya cepat besar, pintar dan cakep." Padahal karena dari kecil banyak makan malah jadi obesitas saat besarnya.

5. "Gemuk itu sehat , subur , makmur , bakat & keturunan." Padahal gemuk menyebabkan penyakit.

6."Gemuk itu tanda makmur, makin gemuk makin makmur hidupnya." Gak banget kan! Padahal kalau makmur pasti langsing karena bisa ngegym.

7."Aku gemuk karena tulangku besar, biar makan sedikit juga tetap gemuk."

8."Tidak apa-apa gemuk saat kanak-kanak, nanti saat puber juga bisa kurus." Lah! Saya saat puber malah jadi tambah gemuk.

9."Selagi muda makan yang banyak, nanti tua pas dilarang, sudah puas!" Yaaa saya kan mau sehat dan tetap kuat di usia senja nanti.

10."Perut melayu, kalau tidak makan nasi rasanya belum makan" Nah lho akhirnya jadi kebanyakan makan.

Pola berpikir dan pola pengasuhan harus dirubah supaya kita bisa terhindar dari resiko penyakit kardiovaskuler dan diabetes yang belakangan ini banyak menjangkiti bangsa Indonesia. Akhirul kata benarlah wejangan Rosulullah SAW, "Makanlah sebelum lapar dan berhentilah sebelum kenyang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun