Mahasiswa Pecinta Alam atau yang sering disebut MAPALA merupakan sebuah organisasi atau komunitas Mahasiswa yang bergerak dalam bidang kepecintaalaman, sesuai dengan namanya.
Hampir diseluruh  kampus di Indonesia ditemukan kelompok atau organisasi ini, baik pada tingkat fakultas atau hanya di tingkat Universitas saja. Kebanyakan mahasiswa bergabung dalam organisasi atau komunitas ini dengan tujuan untuk penyaluran hobi dan pengisi waktu luang bagi sejumlah orang yang memiliki kecintaan pada kegiatan yang bertempat di alam bebas seperti mendaki gunung, Caving, arung jeram, aksi bersiih pulau, penghijauan hutan, atau kegiatan alam yang lainnya.
Pada beberapa universitas atau fakultas, yang kegiatan MAPALAnya selalu diiringi atau bersifat ilmiah, beberapa mahasiswa bergabung dengan alasan untuk memperoleh skill lapangan bersifat ilmiah sesuai dengan bidang mereka masing-masing.
Contohnya, MAPALA di Universitas atau sekolah tinggi seni atau fakultas Ilmu Budaya, beberapa kegiatannya selain mendaki gunung, penghijauan hutan juga belajar budaya, tarian, dan hal lainnya berbau seni yang mulai tidak diminati oleh generasi muda dalam rangka untuk  pelestarian. MAPALA di Fakultas saintek seperti FMIPA atau beberapa fakultas lainnya di beberapa universitas, selalu melakukan kegiatan lapangan berbau ilmiah, tidak hanya mendaki gunung untuk menikmati pemandangan, tetapi juga disertai belajar cara mengoleksi sampel tumbuhan maupun hewan untuk penelitian atau skill mengukur PH tanah dan air, pemetaan jalur, inventarisasi tumbuhan, atau skill perhitungan Zero Carbon. Â
Tidak hanya itu, di seluruh MAPALA pasti akan memberikan pembekalan kepada anggota terkait Navigasi Darat, bagaimana menentukan arah dengan kompas, menentukan arah dengan melihat lumut di pohon atau menentukan lokasi berdasarkaan vegetasi tumbuhan dan masih banyak lainnya. Selain itu, juga ada pembekalan medis lapangan, cara membuat simpul, cara bertahan hidup di alam ketika tersesat, bagaimana menghargai makanan, menghargai dan bersyukur dengan apa yang  disediakan oleh pencipta dialam untuk manusia, bagaimana kita menjadi orang yang peka dengan orang dan lingkungan sekitar kita dan masih banyak lainnya.
Memang, kebanyakan mahasiswa yang tidak bergabung dengan MAPALA akan berfikiran bahwa MAPALA hanya merupakan organisasi untuk menyalurkan hobi ke alam (mendaki gunung, arum jeram atau penghijauan hutan). Bahkan berdasarkan survei yang dilakukan, beberapa mahasiswa masih berfikiran bahwa MAPALA, masih selalu sebagai "Mahasiswa Paling Lama" dalam menyelesaikan studi dan bahkan berisikan kebanyakan mahasiswa yang dibilang jarang melaksanakan sholat 5 waktu bagi yang muslim.
Sebagai seseorang yang bergabung dalam MAPALA, khusus untuk MAPALA yang saya masuki di salah satu Universitas di Sumatera Barat (Kampus Hijau). Saya sedikit banyaknya mulai tidak setuju dengan 2 statement tersebut. Mengapa?
Mungkin, bisa jadi dahulunya kebanyakan mahasiswa yang tergabung dalam MAPALA beberapa lebih lambat dalam menyelesaikan studi, dikarenakan jadwal dan kegiatan lapangan yang terlalu padat atau memang ingin berlama-lama. Namun, nyatanya sekarang (sejak beberapa tahun belakangan) berdasarkan hasil observasi dan survei yang dilakukan, statement yang mengatakan bahwa MAPALA "Mahasiswa Paling Lama" dalam menyelesaikan studi, kurang terlalu cocok lagi untuk digunakan pada saat ini.Â
Karena saya lihat, kebanyakan senior saya dan teman sesama pecinta alam dari beberapa MAPALA bisa menyelesaikan studinya tepat waktu dan malah menjadi mahasiswa berprestasi dengan IPK diatas 3.5 dan waktu kurang dari 4 tahun. Bahkan untuk masalah sholat, selalu dimasukkan dalam rundown kegiatan dan tidak boleh dilanggar.Â
Beberapa oknum yang tergabung dalam MAPALA mungkin memang tidak melaksanakan sholat 5 kali sehari semalam. dan mungkin tidak bisa menyelesaikan studinya tepat waktu. Namun, makin kesini sudah mulai terlihat bahwa orang-orang yang bergabung di MAPALA pada beberapa universitas dan fakultas mulai menyeimbangkan antara hobby dan kegiatan yang dilakukan dengan kewajibannya kepada pencipta.
Semoga suatu saat nanti, semua orang yang tergabung dalam MAPALA bisa menyeimbangkan antara kegiatan di alam dengan tanggung jawab kepada tuhan sebagai ucapan rasa syukur diberikan kesempatan untuk menikmati lebih banyak keindahan ciptaannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H