Mohon tunggu...
Elna Lalita
Elna Lalita Mohon Tunggu... Ibu anak satu -

Ibu anak satu. Doyan ngemall, makan, nyanyi, dan menari.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Puasa, Harus Ya?

7 Mei 2019   19:33 Diperbarui: 7 Mei 2019   19:45 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo kompasianer!

Sudah lama saya nggak nongkrong ke sini. Terakhir, enam tahun yang lalu. Waktu itu masih jadi mahasiswa. Belum kefikiran nikah. Belum kenal suami juga. Tiap ramadhan / bulan puasa kegiatannya ya di kos aja. Maklum, mahasiswa perantauan. Waktu awal ramadhan, kegiatannya nambah jadi pengusaha palugada (apa yang lu mau, gue ada). Jadi katering dadakan lah (bikinin pesenan ta'jil), jualan ta'jil di komplek kosan, ngeMC, sampai ikut lomba nyanyi lagu keislaman. Uangnya ditabung buat bukber di akhir bulan. Sama nraktir bapak ibu sedikit-sedikit waktu mudik lebaran.

Kegiatan palugada itu masih sampai sekarang. Tapi di post kali ini, saya pengen cerita yang lain.

Saya bukan orang yang expert dalam hal berpuasa.

25 tahun hidup ini, saya pernah beberapa ramadhan, hampir tidak berpuasa sama sekali (setelah baligh tentunya).

Yang pertama, waktu saya SMA kelas X.

Awal ramadhan, saya kecelakaan. Lengkapnya, motor saya mengalami tabrakan saat hendak berangkat ke pesantren kilat. Saya mengalami gegar otak ringan. Motornya gimana? Tenaaang. Si pinko masih sehat sampai sekarang. Mejeng syantik di parkiran kantor.

Waktu itu saya dirawat selama seminggu di rumah sakit. Setelahnya, berobat jalan. Jadi, secara medis saya dilarang berpuasa. Sedih kalau ingatnya.

Yang kedua, tahun lalu. 2018.

Waktu itu, saya hamil anak pertama saya. HPL tepat seminggu setelah lebaran. Jadi waktu ramadhan, saya ada di akhir dari trimester terakhir saya. Apakah ibu hamil boleh berpuasa? Boleh. Tetapi ada keringanan. Misalnya, secara medis berbahaya untuk ibu/bayi/keduanya. Kalau saya sih pengennya kalau ga mepet-mepet banget pengennya puasa aja. Soalnya kalau nggak puasa, kita diwajibkan untuk meng-qada' atau membayar fidyah, atau keduanya. Lebih jelasnya di gambar ini :

screenshot-20190507-171016-instagram-5cd1599f6c329d240c166c84.jpg
screenshot-20190507-171016-instagram-5cd1599f6c329d240c166c84.jpg
Kenyataannya, saya nggak kuat puasa. Baru setengah hari, kepala langsung keliyengan. Dengan terpaksa, saya harus mengambil kemudahan ini.

Tanggal 21 Juni, HPL, saya cek darah. Ternyata HB saya rendah. Saya lupa berapa. Yang pasti jauh lebih rendah daripada normal HB ibu hamil (yang memang rendah). Langsung saya (dan keluarga besar menyemangati) melakukan segala hal untuk menaikkan HB. Makan sate kambing, makan bayam, minum buah bit, dan sebagainya.

Tanggal 25, ketuban rembes dan flek. Saya langsung ke rumah sakit. Sesuai prosedur, saya cek darah lagi. Ternyata hasilnya nihil. HB tetap rendah. Tidak ada perubahan. Saya langsung diinfus untuk menambah HB dan disiapkan kantong darah. Malamnya, lahirlah putri cantik saya melalu operasi C-Sectio... Oiya, kantong darahnya terpakai.

dokpri
dokpri
Alhamdulillah... 

Mungkin itu salah satu alasan kenapa Allah meringankan kewajiban puasa bagi ibu hamil.

Saat ini, putri saya berusia 10 bulan. Sudah MPASI, tetapi masih minum ASI (foto terkini ada di foto pertama artikel ini).

Maka harapan saya, pada ramadhan 2019 ini, saya bisa ikut berpuasa. Meskipun, ibu menyusui mendapatkan keringanan berpuasa, seperti halnya ibu hamil. Karena puasa ramadhan itu seru!

Selain bisa berpuasa, tentunya saya berharap IKU (Indikator Kinerja Utama) saya sebagai ibu juga baik. Putri saya sehat. Saya juga sehat. Suami juga sehat. Semuanya sehat (AAMIIN).

Dan untuk tambahan, semoga di bulan ramadhan ini saya bisa berbuka puasa dengan nasi gandul, panganan favorit saya.

Sumber : Hipwee
Sumber : Hipwee
Kalau Anda, apa harapan Anda?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun