Tanggal 21 Juni, HPL, saya cek darah. Ternyata HB saya rendah. Saya lupa berapa. Yang pasti jauh lebih rendah daripada normal HB ibu hamil (yang memang rendah). Langsung saya (dan keluarga besar menyemangati) melakukan segala hal untuk menaikkan HB. Makan sate kambing, makan bayam, minum buah bit, dan sebagainya.
Tanggal 25, ketuban rembes dan flek. Saya langsung ke rumah sakit. Sesuai prosedur, saya cek darah lagi. Ternyata hasilnya nihil. HB tetap rendah. Tidak ada perubahan. Saya langsung diinfus untuk menambah HB dan disiapkan kantong darah. Malamnya, lahirlah putri cantik saya melalu operasi C-Sectio... Oiya, kantong darahnya terpakai.
Mungkin itu salah satu alasan kenapa Allah meringankan kewajiban puasa bagi ibu hamil.
Saat ini, putri saya berusia 10 bulan. Sudah MPASI, tetapi masih minum ASI (foto terkini ada di foto pertama artikel ini).
Maka harapan saya, pada ramadhan 2019 ini, saya bisa ikut berpuasa. Meskipun, ibu menyusui mendapatkan keringanan berpuasa, seperti halnya ibu hamil. Karena puasa ramadhan itu seru!
Selain bisa berpuasa, tentunya saya berharap IKU (Indikator Kinerja Utama) saya sebagai ibu juga baik. Putri saya sehat. Saya juga sehat. Suami juga sehat. Semuanya sehat (AAMIIN).
Dan untuk tambahan, semoga di bulan ramadhan ini saya bisa berbuka puasa dengan nasi gandul, panganan favorit saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H