Mohon tunggu...
Elnado Legowo
Elnado Legowo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Kata-kata memiliki kekuatan untuk mengesankan pikiran tanpa menyempurnakan ketakutan dari kenyataan mereka. - Edgar Allan Poe

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sosok Hitam Besar di Rumah Kakek

30 Desember 2021   13:24 Diperbarui: 30 Desember 2021   21:08 1069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: sosboks.blogspot.com

Dia memiliki karakter yang sangat agresif, tidak bersahabat dengan manusia, dan haus akan darah. Perihal itu menjadikannya sangat ditakuti, sehingga orang-orang tidak berani menceritakan atau membahasnya. Walhasil, legendanya menjadi redup dan tidak populer selayaknya makhluk-makhluk supernatural atau mitologi lainnya.
 
Ada banyak orang yang berusaha menaklukkan dan mengusir sosok tersebut. Tetapi nahasnya, mereka hanya mampu mengusir sosok itu untuk jangka waktu yang singkat, dan semuanya terbunuh dengan tragis saat menghadapi sosok tersebut. Perihal itu terus terjadi setiap waktu, sampai akhirnya orang-orang mulai menyerah dan menolak untuk berurusan dengan sosok itu. 

Mereka mulai menjauhi jalan dan mengunci diri di dalam rumah saat malam tiba, terutama di malam bulan purnama yang dipercaya sebagai waktu dari sosok itu berkeliaran mencari mangsa. 

Itu adalah langkah yang bijak dan aman, selama mereka belum menemukan cara untuk menaklukkan atau mengusir sosok tersebut secara permanen. Meski sudah berabad-abad berlalu, walakin masih belum ada orang yang berhasil menemukan caranya.
 
Sampai pada suatu malam hari di tahun 1953 - saat Kuswan atau kakek masih menginjak usia 15 tahun - di mana keadaan Jayaprasasti Selatan masih banyak hutan belantara, jalan masih terbentuk dari tanah, perumahan penduduk belum padat, suasana tempat yang jauh dari kepadatan publik seperti di Jayaprasasti Utara maupun di Jakarta, serta minimnya lampu penerang jalan yang membuat keadaan lingkungan jadi sangat gelap di waktu malam. 

Seperti anak-anak pada umumnya, Kuswan dilarang keras oleh kedua orang tuanya untuk keluar selepas magrib, demi tidak berjumpa dengan sosok hitam besar. 

Didikan yang keras dari kedua orang tuanya telah membuat Kuswan menjadi anak yang patuh, sehingga dia tidak berani melanggar larangan-larangan yang diberikan oleh mereka. Namun nahas, pada suatu ketika terjadi sebuah peristiwa tragis yang menimpa Kuswan.
 
Ketika di tengah malam yang sunyi, Kuswan terbangun dari tidurnya karena sakit perut, akibat memakan makanan pedas. Lantas, Kuswan hendak membangunkan kedua orang tuanya untuk meminta izin ke kamar kecil. Karena pada masa itu, kamar kecil terletak di luar rumah; lebih tepatnya di pinggir sungai atau di dekat sumur. Namun mereka sudah tertidur terlalu lelap, sehingga memaksa Kuswan untuk pergi seorang diri ke kamar kecil, sekaligus melanggar larangan dari kedua orang tuanya.

Setibanya di dalam kamar kecil - terletak di pinggir sungai yang berjarak sekitar 10 meter dari rumah, serta menghadap ke kebun bambu yang lebat dan tinggi - Kuswan segera membuang hajatnya sehingga membuat perasaannya menjadi lapang. 

Akan tetapi, perasaan lapang itu berganti menjadi sebuah kecemasan, setelah angin bertiup kencang hingga menggoyangkan pohon-pohon bambu di depan kamar kecil, sekaligus mengantarkan bau sigung yang menyengat ke hidungnya. 

Awalnya Kuswan mengira bahwa bau itu datang dari ampasnya, tapi dia segera menyadari bahwa ternyata bau itu datang dari luar kamar kecil.

Tidak lama kemudian, terdengar suara langkah kaki berat yang menggetarkan. Kuswan merasa penasaran dengan suara tersebut, sehingga dia mengintip keluar melalui sela pintu kamar kecil. 

Sontak dia terkejut bukan main. Kuswan mendapati sebuah sosok bayangan hitam; bertubuh besar; memiliki tinggi mencapai tiga meter; tampak seperti manusia, tapi bukan manusia sama sekali; bermata merah darah menyala; tidak berpakaian; sekujur tubuhnya dipenuhi oleh rambut hitam yang lebat dan diselimuti oleh asap misterius berwarna abu-abu gelap yang menyamarkan; serta mengeluarkan suara dengkuran hewan yang tidak pernah dikenali oleh telinga manusia dan terdengar mengerikan.

Kuswan tidak yakin dan tidak dapat memahami sosok yang sedang dilihatnya, sehingga membuatnya hanya bisa mengintip dengan gemetar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun