Mohon tunggu...
Elmorito Vanderaz
Elmorito Vanderaz Mohon Tunggu... karyawan swasta -

:)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Candaka : Sebuah Kisah Memalukan Remaja SMA

29 Agustus 2015   14:31 Diperbarui: 29 Agustus 2015   14:38 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Baiklah anak-anak, minggu depan kita akan praktek senam aerobik. Kelompok dan anggotanya sudah saya buat, masing-masing kelompok terdiri dari 8 orang sesuai urutan abjad di absen kelas"

"Sial ! , pasti segroup sama cewe-cewe lagi"

"Can ayo, kita mandi.. terus makan"

"Oke Jimmy..  gw mau lihat dulu anggota kelompoknya" 

        Jimmy layaknya seorang kakak di mataku, pertama kali kami bertemu di sebuah angkutan umum saat pertama kali masuk SMA Negeri. Kami duduk berhadapan di dekat pintu keluar dan masuknya penumpang, dengan tampangnya yang sedikit sombong dia menghisap sebatang rokok. Saat itu kami tidak tahu kalau satu sekolah karena masing-masing dari kami masih memakai seragam almamater SMP dan tentu saja dengan atribut Masa Orientasi Siswa (MOS) SMA yang memalukan.

Setelah selesai makan dan sebelum pulang kami biasanya berkumpul di suatu warung belakang sekolah. Bersama teman-teman yang lain, kami menghisap rokok dan sedikit berbincang masalah wanita atau beberapa guru yang tidak sengaja kami buat menangis dan juga marah dikelas.

"Sob, gini-gini aja nih.. ayo patungan ah. Gw ada tempat baru yang jual minuman sedikit lebih murah"

"Jimmy.. gw minjem duit lu aja dulu, sisa duit gw buat naik angkot"

"Santai Can.. hei Dra, 30.000 dapet berapa?"

"Cukup Jim!, bisa dapet 3"

"Okelah gw 17.000 nih sama Candaka berdua..sisanya Irva sama Aji dong ayo"

"Oke, gw sama aji 20.000 lebihnya buat beli rokok sama kacang"

"Siapa yang jalan Jim?"

"Lu lah..sama Andra, kan lu udah gw pinjemin"

"Sial ! pinjem motor lu ya Ji"

"Ya..tapi hati-hati klo ada polisi, soalnya pajaknya belum dibayar, sama knalpotnya racing"

"Ini motor biasa buat balap malem lu yah?"

"Iya Dra, pelan-pelan aja bawanya Can...soalnya udah korekan biar ngga boros"

Begitulah seorang Andra, salah satu teman kami dari kelas lain. Dulu dia pernah bercerita tentang mimpinya dengan banggga; dia membeli satu gentong minuman namun diperjalanannya dia ditangkap oleh polisi kemudian setelah terbangun dari mimpinya ternyata celana dan kasurnya basah. Sontak saja kami semua tertawa terbahak-bahak, tentu saja selain dari ceritanya yang lucu kemudian terpikirkan bagaimana mungkin seseorang bangga kalau dia bermimpi membawa minuman satu gentong.

Saya, Jimmy,Andra bersama dua teman kami Irva dan Aji akhirnya pergi ke suatu gang sepi sebelah warung yang didalamnya ada jalan berundak turun menuju suatu pemukiman penduduk dekat dengan sungai. Terasa angin sepoi-sepoi dan pepohonan rindang, tentu saja dengan pemandangan sungai dan atap-atap rumah penduduk yang padat. Jalan gang ini memang jarang sekali dilewati karena ada jalan lain alternatif yang bisa dilalui oleh kendaraan. Andra mengajukan sebuah tantangan dimana kami semua harus minum dengan sedotan, kalau bisa sampai habis dia akan menambahkan satu botol lagi minuman yang sama.

"Kentang Dra..lu janjikan tadi !"

"Oke Can! Irva ayo anterin gw"

"Gw balik ya..ntar sore jam 5 gw ada kursus bahasa inggris"

"Yah..gw pinjem motor lu dulu ji"

"Lu sama Irva bareng aja sama gw sekalian.. naik bertiga, sekalian balik gw ah"    

Tinggallah kami berdua, Saya dan Jimmy...disela menunggu kedatangan Andra dan Irva yang cukup lama, kami sedikit menceritakan masalah pacar. Entah bagaimana kami akhirnya tertidur nyenyak di pinggir jalan dengan seragam olah raga. Kami akhirnya dibangunkan oleh Andra dan Irva yang berjalan kaki, oleh sebab itu mereka berdua lama untuk kembali. Saat membuka mata, Saya dan Jimmy terkejut karena sudah dikelilingi beberapa ibu-ibu dan anak-anak berkisar 2 tahun umurnya.

"Kenapa itu ya temennya?"

"Ini bu abis olah raga kecapean, abis test lari-lari 12 kali kelilling lapangan"

"Oh gitu.. udah makan belum?"

"Udah bu..ini sebentar lagi mau pulang ko"

"Jim..Chan..! ko lu bisa pada tidur gini sih?"

"Lu Va..sama Andra kelamaan tahu!"

"yaahh..kan gw sama Irva jalan, udah nih kita abisin dulu 1 lagi..hahaha, masih pada kuat ngga lu?"

"Lu duluan aja Jim"

"Lu aja duluan Va..gw baru bangun"

"sini gw aja duluan, hehe"

"Candaka emang ya..ga ada matinya"

"Diem lu..abis ini lu Va"

Habis sudah minuman racun itu, Jimmy sedikit terlihat oleng jalannya dan ingin muntah. Setiap beberpa langkahnya Dia selalu jongkok dan berpegangan pada tembok gang. Andra dan Irva berjalan terlebih dahulu menuju sekolah untuk mencuci muka dan bersih-bersih sebelum pulang. 

Aku membantu Jimmy untuk berjalan, cukup jauh kami tertinggal. Langkah demi langkah kami berjalan dan Jimmy kembali menghentikan langkahnya, tepat di depan sekolah lain dimana ada beberapa pedagang kaki lima dan anak-anak murid sekolah tersebut yang sedang menyantap mie ayam sepertinya. Sekolah kami memang berdekatan dengan sekolah swasta yang kebanyakan muridnya perempuan.

"Uhuuuaakhh...Sial !"

"Wuaahaha!, jackpot Jimmy lu.."

"Kampret lu!..bantuin gw"

"Slow Jim, gw pijitin biar keluar semua.."

"Itu ada orang ya Can?

"Iya, lagi makan mie kayaknya tuh..hahaha, sial kita..liat pada nutupin muka pake buku..pada buang muka semua Jim..lu ngga kenapa-kenapa kan?"

"Ayo cabut aja Can"

"Sini gw bantuin jalan Jim"

"Kebanyakan ini Can!"

"Ini mah emang kerjaan si Andra!, masa yang terakhir masih harus pake sedotan juga minumnya"

Sesampainya kami di depan sekolah, Jimmy akhirnya berjalan sendiri menuju mushola untuk mandi dan berganti baju. Kami berdua tidak bertemu Andra dan Irva, sepertinya mereka berdua sudah pulang. Sudah sore rupanya, kami berdua tidur-tidur setelah mandi dan berganti baju. Terlihat adik kelas keluar untuk beristirahat, dan sosok guru itu...iya, itu rupanya guru killer matematika..Bapak Umar !

"Bangun Jimmy! si Umar datang!"

"Hah...! yang bener lu?"

"Iya.."

"Mau pada kemana ini?"

"Pulang pa.."

"Sholat ashar dulu Jimmy..bareng kita jamaah, lepas lagi sepatunya!"

"Udah sore pa!"

"Kalau kamu di dalam perjalanan mati, kamu belum sholat ashar Candaka!"

"Wah..iya Pa Umar!"

"Gimana Jim?"

"Udah ikutin aja maunya Can"

Jimmy memang sosok kaka untuk Ku, mungkin kami nakal tapi Jimmy adalah seseorang yang berpikiran kedepan dan lumayan playboy. Dia lulus pesantren dan bahasa inggrisnya mengagumkan, selain perempuan kami selalu bertukar pikiran tentang cita-cita kami. Bercerita tentang kehidupan kami dan keluarga. Tebaklah...siapa juara adzan di sekolah kami? tentu saja Jimmy orangnya. 

Sekarang Jimmy sudah jauh di negara lain, kami masih sering berbincang melalui media BBm dan Skype. Beberapa tentang karir dan keadaan keluarga kami, sambil bernostalgia bagaimana Jimmy membuat anak sekolah lain yang sedang makan menjadi tidak berselera dengan makanannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun