Karena mereka bukan hewan peliharaan, koeksistensi paksa dengan ribuan pengunjung setiap hari berdampak negatif pada kesejahteraan mereka.Â
Setelah berhari-hari terus menerus terpapar rangsangan berbahaya -- seperti flash kamera atau kontak langsung dengan orang yang tidak tahu cara memanipulasinya - mereka terus-menerus ketakutan, dengan tingkat stres yang meningkat untuk jangka waktu yang lama.
Quokka (Setonix brachyurus) telah dipajang untuk anak-anak dan orang dewasa untuk "bermain" atau berfoto bersama. Selain marsupial terkecil di dunia, mereka sangat tidak berbahaya, menjadikannya daya tarik wisata ke kebun binatang.
Spesies Australia yang terancam punah
Praktik-praktik ini bermasalah di beberapa tingkatan. Pertama-tam  sebagai spesies liar, quokka membutuhkan ruang bebas manusia untuk dapat berkembang secara damai. Paparan terus-menerus terhadap kebisingan yang tidak dikenal dan kontak membuat mereka takut, yang menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.
Di alam liar, quokka biasa dapat hidup hingga 10 tahun. Memakan tumbuhan dan beberapa buah beri liar, mereka menghuni padang rumput Australia. Namun, meningkatnya urbanisasi dan penebangan berlebihan telah membuat mereka dianggap sebagai spesies yang terancam punah, menurut laporan IUCN terbaru.
Namun, di penangkaran, harapan hidup mereka lebih pendek. Karena tingkat stres yang tinggi yang mereka hadapi setiap hari, marsupial ini mengubah pola makan mereka dan kehilangan nutrisi yang mereka butuhkan untuk hidup. Akhirnya, mereka mati, menjadi subjek beberapa selfie oleh turis internasional.
Khawatir dengan situasi ini, pihak berwenang Australia telah menjatuhkan denda hingga 2.000 dolar nasional kepada siapa pun yang mengambil, menangkap, atau mencoba mencuri spesimen yang tersedia di kebun binatang. Bahkan sanksi belum cukup untuk menghentikan tren ini.
Dilansir dari:Â ngenespanol.com
(Elmo Julianto/ Kompasiana.com)