Mohon tunggu...
Elmi Safridati
Elmi Safridati Mohon Tunggu... Guru - Guru
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis dan menorehkan sesuatu di medsos menjadi salah satu kesibukan saat ini, walaupun masih dalam tahap belajar. Semoga semuanya bermanfaat. Terima kasih untuk Omjay dan semua guru yang telah mengajarkan ku, semoga ilmu yang sudah diajarkan, berbalas pahala. aamiin...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerber Kisah Hidup Pelangi Senja Memasuki Usia Remaja (Bagian ke-3)

17 Juni 2022   07:16 Diperbarui: 17 Juni 2022   07:21 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu Pelangi : Kalau begitu, apa kamu mau tidak jajan, tidak ada kami kirimin sambal, cuma kami kasih beras, terus uang untuk beli minyak kompor, sama untuk beli sambal, iti aja, kamu mau. Apa kamu mau hidup susah di negeri orang.

Pelangi : Iya Bu...ga papa saya mau. ( Jawab Pelangi sambil tertunduk )

"Kalau begitu jual semua kambing-kambingmu dan minta uang kelompok tani mu serta jual antingmu itu untuk membeli semua kebutuhan sekolahmu ya" kata ibunya. "Iya Bu aku mau" jawab Pelangi. Setelah semuanya di jual pada hari pasar yakni hari Rabu, akhirnya Pelangi mendapatkan uang untuk membeli semua kebutuhan sekolahnya, seperi baju, tas, sepatu, buku dan lainnya. 

Malam harinya Pelangi mengemas semua barang-barang yang akan dibawa ke sekolah yang dituju. Karena sekolah itu cukup jauh dari kampungnya memakan waktu 3 jam perjalanan dengan bus. 

Setelah semua kebutuhannya untuk sekolah dikemas keesokan harinya Pelangi di daftarkan pada sebuah sekolah yg sudah lama mati, dan baru tahun itulah dibuka. Yang mana uang pendaftaran di sekolah itu waktu itu  cuma seribu rupiah.

Setelah resmi terdaftar alangkah bahagianya  Pelangi saat itu. Sejak saat itu dia mulai sekolah dan tinggal di asrama yang dekat dari sekolahnya. Hari demi hari dijalani oleh Pelangi bersama dengan teman-temannya. Tak terasa putaran waktu begitu cepat,  satu tahun sudah berlalu, tibalah saatnya yang ditunggu-tunggu yakni waktu pembagian raport. 

Pagi itu semua siswa/i tak sabar menunggu pengumuman para pemuncak kelas. Setelah lonceng berbunyi semua siswa/i  diminta untuk berkumpul di halaman sekolah. Setelah kepala sekolah memberikan pengarahan, maka diumumkanlah para pemuncak kelas yang mendapatkan juara. Semua berdebar-debar termasuk Pelangi dan salah satu dari nama yang terpanggil  adalah namanya Pelangi. 

Pelangi kaget dia tidak menyangka akan dapat juara kelas. Pelangi pun berjalan ke depan dari barisan berdiri dengan pemuncak kelas yang lain, sambil berucap dalam hati " alhamdulillah...terimakasih ya Allah". Setelah selesai pembagian hadiah untuk para juara kepala sekolah berkata, "mulai hari ini bagi para pemuncak kelas bapak bebaskan biaya SPPnya ya" ucap kepala sekolah. 

"Alhamdulillah "jawab Pelangi dalam hati dengan mata yang berkaca-kaca.  Pelangi bertekad akan berusaha keras dalam belajar agar bisa mempertahankan juara 2 yang sudah di raihnya, bahkan kalau bisa dia ingin mendapatkan juara 1 . ( Bersambung )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun