Mohon tunggu...
Elmi Safridati
Elmi Safridati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis adalah hobi yang tak bisa dipungkiri. Semoga apa yang tertulis bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan di Akhir Desember

27 Desember 2024   23:27 Diperbarui: 27 Desember 2024   23:27 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rintik hujan turun lagi dari langit kelabu,

Berirama merdu bagai melodi yang mengalun indah

Tetesan -tetesan air yang jernih dan suci,

Mengalunkan lagu cinta yang sangat abadi.

Suara hujan yang merdu dan sangat lembut,

Menghibur hati pilu dalam dalam kesunyian malam.

Rintik hujan yang syahdu dan semakin kencang,

Menyentuh jiwa dari hati yang terdalam.

Hujan, sungguh engkau membawa kenangan dari langit 

pekat,Membangkitkan cinta yang takkan pernah terlupakan.

Melodimu bagai alunan yang tiada henti,

Menggambarkan kasih sayang yang tak pernah terpisahkan.

Hujan, kau begitu bening dan suci,

Membawa kedamaian bagi semua penduduk bumi.

Irama merdu yang menari di atas genteng.

Mengisi hari bagai lukisan indah disisi hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun