Saat melihat nenek memainkan lagu itu dengan mata yang penuh cinta, sang kakek teringat kembali akan semua memori indah yang mereka lewati bersama di masa muda.Â
Mereka telah melewati masa-masa suka dan duka, tetapi selalu saling berpegangan tangan untuk menghadapi segala rintangan dalam hidupnya.
Lagu yang melankolis berlanjut sampai ke akhir. Sesekali sang nenek menutup matanya, merasakan setiap kata dalam lirik lagu itu berpadu dengan sentuhan jari-jarinya pada setiap tuts piano.Â
Saat suara terakhir menghilang, sang kakek mendorong kursi rodanya mendekati nek Juminah kemudian memeluknya dengan penuh kasih sayang.
"Terima kasih telah memberikan harmoni dalam setiap ruang dan waktu dalam hidupku," bisik si akek dengan suara yang serak.
Nek Juminah itu membuka matanya, raut wajahnya mencerminkan kebahagiaan yang tak terkatakan.Â
Mereka saling berpegangan tangan dengan lembut, menatap satu sama lain dengan mata yang penuh arti.Â
Keberadaan satu sama lain adalah penegasan akan kekuatan cinta dan kesetiaan yang tak tergoyahkan.
Harmoni dalam setiap ruang dan waktu telah mereka ciptakan, menjadikan hidup mereka seperti sebuah sinfonia yang indah dan abadi.Â
Dan di malam itu, mereka mengulang kisah indah mereka dengan gurat kebahagiaan yang tak terlukiskan.
Bukan hanya mereka yang larut dalam kebahagiaan. Tetapi seluruh keluarganya yang hadir ikut bahagia dan terharu menyaksikan kesetiaan nenek dan kakek itu pada malam itu.