Pada zaman dahulu, di kota Mekkah, hiduplah seorang sahabat Nabi Muhammad Saw, yang bernama Abu Hurairah. Abu Hurairah selalu berusaha keras dalam mendekatkan dirinya kepada Allah SWT, dengan beribadah secara tekun dan ikhlas kepada-Nya.
Pada tahun pertama hijrahnya Nabi Muhammad Saw, dari Mekkah ke Madinah. Abu Hurairah memiliki kesempatan untuk beribadah di bulan Ramadan. Pada suatu malam, sambil berjalan menuju masjid, di tengah perjalanan Abu Hurairah bertemu dengan Nabi Muhammad Saw.
Nabi Muhammad Saw, menjumpainya, kemudian berkata kepada abu Hurairah, "Hai Abu Hurairah, apakah kamu ingin aku tunjukkan satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan?"
Mendengar pertanyaan nabi Muhammad Saw, Abu Hurairah pun sangat terkejut dan bertanya kembali, "Ya Rasulullah, malam yang seperti apakah itu?"
Nabi Muhammad Saw menjawab, "Malam yang aku bicarakan adalah malam Lailatul Qadr yang terjadi di malam ganjil di 10 hari terakhir pada bulan Ramadan."
Abu Hurairah yang gemar beribadah, tentu saja ia merasa sangat gembira mendengar hal tersebut. Kemudian, Nabi Muhammad Saw, memberikan beberapa tips kepada Abu Hurairah agar bisa mendapatkan keberkahan dari malam Lailatul Qadr. Dia pun menunggu perkataan nabi Muhammad Saw, berikutnya.Â
"Segera setelah masuk malam yang ke-21 pada bulan Ramadan, carilah Lailatul Qadr di 10 malam terakhir itu. Jangan tidur pada malam-malam tersebut, tetaplah beribadah dan bermunajat kepada Allah SWT. Bacalah Al-Quran dan lakukan amalan-amalan shalih lainnya. Dan, jika kamu ingin kembali ke rumahmu, setelah shalat tarawih, jangan lakukan hal itu, tetaplah tinggal di masjid," ujar Nabi Muhammad Saw.
Mendengar perkataannya nabi, Abu Hurairah sangat antusias. Maka abu Hurairah pun selalu bersiap untuk mencari Lailatul Qadr, dan memutuskan untuk mengikuti saran Nabi Muhammad Saw. Ia beribadah dengan tekun di 10 malam terakhir bulan Ramadan, bahkan tidak tidur di malam-malam tersebut.
Akhirnya, pada malam yang ke-27 bulan Ramadan, saat ia sedang beribadah di masjid, Abu Hurairah merasakan kehadiran malaikat dan cahaya yang sangat terang. Pada saat itu, Abu Hurairah tahu bahwa Allah SWT, telah mengabulkan do'anya untuk menemukan Lailatul Qadr.
Dengan perasaan yang penuh syukur dan haru, Abu Hurairah merasakan kedamaian dan kebahagiaan yang besar di dalam hatinya. Sejak saat itu, Abu Hurairah selalu mencari Lailatul Qadr setiap tahun di bulan Ramadan.
Kisah Abu Hurairah ini, menunjukkan kepada kita, bagaimana Allah SWT selalu memberikan kesempatan bagi hamba-Nya yang berusaha mendekatkan diri kepada-Nya. Dan, malam Lailatul Qadr adalah kesempatan bagi setiap muslim untuk mendapatkan keberkahan dan keberlimpahan rahmat dari Allah SWT.
Jadi bagi muslim yang beriman, yang ingin bertemu dengan malam Lailatul Qadar, mari persiapkan diri untuk beritikaf ( berdiam diri ) di mesjid selama sepuluh malam terakhir pada bulan ramadhan.Â
Dengan melakukan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semoga Allah SWT, memberikan kesempatan kepada kita semua untuk berjumpa dengan malam Lailatul Qadar.Â
Yang mana menurut salah satu kisah dari para orang-orang terdahulu, yang pernah berjumpa dengan malam Lailatul Qadar, bahwa pada malam itu. Salah satu tanda-tandanya ialah bahwa semua tumbuhan yang ada di bumi ini tunduk bersujud kepada Allah SWT, dan air yang ada di bumi beku dalam sekejap.Â
Malam Lailatul Qadar itu tidak lama akan tetapi hanya sekejap saja. Dan hanya akan diberikan oleh Allah SWT kepada orang-orang yang dikehendakinya. Semoga kita salah satunya. Aamiin ya rabbal'alamiin. Wallahu a'lam bisshawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H