Mohon tunggu...
Elmira Aretha Putri Taufanti
Elmira Aretha Putri Taufanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Media Sosial sebagai Pedang Bermata Dua bagi remaja

16 Juni 2022   10:48 Diperbarui: 16 Juni 2022   11:07 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelanjutan dari dampak globalisasi masih dirasakan masyarakat hingga saat ini melalui perkembangan teknologi informasi di dalam kehidupan masyarakat saat ini, terutama dalam kegunaannya untuk mendapatkan informasi dan untuk tujuan menghibur diri sendiri, yakni melalui kemunculan dan penggunaan media sosial seperti aplikasi yang sering digunakan saat ini, yaitu Instagram, Twitter, Whatsapp, dan lain sebagainya

Akibat dari adanya media sosial yang banyak digunakan oleh manusia belakangan ini, banyak sekali manfaat-manfaat yang dapat diberikan begitu juga dengan dampak atau fenomena-fenomena yang mucul setelah adanya media sosial dalam kehidupan manusia, seperti perubahan tingkah laku dan sikap yang dapat diambil contoh seperti perilaku obsesi terhadap media sosial, sikap narsistik, dan gangguan kepribadian akibat media sosial yang bisa jadi saling berkaitan satu sama lain.

Manfaat yang media sosial timbulkan pun banyak sekali dan berkaitan dengan segala aspek kehidupan karena pada dasarnya informasi yang terdapat di media sosial pun munculnya dari berbagai bidang kehidupan dan memunculkan banyak persepsi baru pula dari masyarakat yang mendapatkan informasi tersebut oleh karena itu merupakan salah satu alasan banyak yang menggunakan media sosial khususnya remaja.

Remaja sebagai generasi pengguna media sosial yang paling banyak, didasari oleh rasa keingintahuan mereka yang sangat besar karena mereka sedang mengalami masa peralihan dan perkembangan dalam segala aspeknya, baik yang berkaitan dengan fisik, cara berpikir, maupun mental mereka. Perubahan dan peralihan yang terjadi tersebutlah yang membuat mereka membuka mata lebih jauh mengenai kehidupan yang berbeda dengan cara pandang mereka tentang kehidupan sebelum menginjak remaja, oleh karena itu mereka cenderung ingin mencoba dan mencari tahu banyak hal baru termasuk dengan menggunakan media sosial dengan tujuan mencari informasi dan hiburan. Namun, karena masa peralihan itu pula, para remaja memiliki emosi dan mental yang belum stabil, maka dari itu dampak yang ditimbulkan oleh media sosial dapat berbahaya bagi mereka jika mereka kurang bijak untuk menggunakannya. Kesehatan mental saat ini sedang dalam perhatian yang cukup bagus oleh masyarakat dan lebih dipandang sebagai permasalahan yang penting. Oleh karena itu, baik bagi masyarakat mengetahui dampak yang dapat ditimbulkan oleh media sosial yang berkaitan dengan kesehatan mental, misalnya media sosial dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka dengan ujaran-ujaran yang terdapat di media sosial, pencapaian orang lain yang membuat mereka iri dan merasa tidak percaya diri, stress yang berkelanjutan jika mereka tidak bisa mengikuti gaya hidup orang-orang yang ada di media sosial, dan masih banyak lagi. 

Namun, disamping memiliki dampak negatif, media sosial tetap memiliki dampak positif yang sangat bermanfaat dan harus diperhatikan pula oleh banyak orang yang sangat berkaitan dengan interaksi di media sosial dalam pengaruhnya terhadap kesehatan mental.

Dampak buruk dari suatu hal menjadi topik yang sangat menyenangkan untuk dibahas karena kita akan menghilangkan rasa penasaran kita dengan mengetahui penyebab timbulnya dampak buruk, yang dalam konteks ini mengenai media sosial dan remaja. Seperti globalisasi yang sampai saat ini sudah sering dibicarakan akan munculnya dampak buruknya, tetapi di dalam kehidupan tetap saja dampak buruk globalisasi masih berpengaruh hingga saat ini, dan media sosial pun turut seperti itu. 

Remaja kerap kali dijadikan sasaran dari dampak buruk media sosial. Pernyataan tersebut dibuat bukan tanpa alasan, tetapi selain karena remajalah pengguna media sosial paling banyak, remaja juga masih merasa bahwa mereka di dunia yang baru, dunia yang belum pernah mereka injaki sebelumnya yang menyebabkan perasaan hati mereka cenderung mudah berubah-ubah atau bahasa kekiniannya labil, maka dari itu kalangan remaja adalah kalangan yang paling rentan terkena dampak buruk media sosial.

Fenomena yang ada di media sosial dapat berupa dampak buruk ataupun dampak positif dari media sosial itu sendiri dan dapat bermacam-macam bentuknya, mungkin saja kita pernah mengalami fenomena-fenomena tersebut secara sadar ataupun tidak sadar. Fenomena yang ada pun dapat saling berkaitan antara satu sama lain dan menciptakan fenomena baru yang dapat menambah baik dampak positif, ataupun negatif pada media sosial yang berkaitan dengan kesehatan mental.

Penyebab munculnya fenomena-fenomena itu pun berasal dari banyak hal, salah satunya adalah adiksi atau rasa ketagihan terhadap media sosial itu sendiri yang menjadi penyebab dampak buruk insomnia dan kurang dekat dengan anggota keluaga karena terlalu sering melihat unggahan di media sosial. Secara sadar atau tidak sadar, banyak sekali dari remaja atau bahkan kita sendiri mengalami fenomena ini ditambah lagi dengan adanya kebosanan akibat hampir seluruh kegiatan dilakukan di rumah menjadikan media sosial menjadi penghilang rasa bosan yang sedang dirasakan.

Selain itu terdapat fenomena narsistik yang menjadikan muculnya obsesi untuk selalu diperhatikan, dilihat, dan juga bisa dikatakan sebagai haus akan pujian dari orang lain yang yang dapat menjadikan seseorang mempunyai sikap iri dan benci jika ada orang lain yang mendapatkan perhatian lebih dibandingkan dirinya. Fenomena adiksi atau obsesi yang disebabkan media sosial juga berkaitan dengan fenomena lain yaitu fenomena antisosial. Internet menjangkau orang yang jauh dan menjauhkan orang yang dekat sangat mengambarkan tentang fenomena ini. Dari kaitan fenomena tersebut juga dapat diartikan jika para pengguna media sosial kerap kali menghindari atau bahkan tidak suka berinteraksi dengan individu lain dalam dunia nyata.

Sebenarnya masih banyak lagi fenomena di media sosial yang berdampak negatif bagi kesehatan mental dan kepribadian seseorang. Namun, alangkah lebih baik jika kita melihat fenomena tersebut dari dua sisi. Hal ini karena bisa jadi fenomena media sosial yang ada justru berdampak positif bagi kesehatan mental penggunanya secara individu atau bahkan berdampak positif dalam bidang lain untuk lingkup yang lebih besar. Hal ini didapatkan jika seseorang dapat menggunakan media sosial secara baik, benar, dan juga bijak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun