Mohon tunggu...
Elmira Zuhuro
Elmira Zuhuro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran Gigi

-

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cara Merawat Kesehatan Gigi dan Mulut yang Benar

16 Juni 2022   12:17 Diperbarui: 16 Juni 2022   12:50 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kesadaran masyarakat Indonesia akan kesehatan gigi dan mulut masih rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan tingginya prevalensi karies di Indonesia. Prevalensi karies gigi di Indonesia menurut Pusdatin Kemenkes (2018) sebesar 88,8% dengan prevalensi karies akar 56,6%. Prevalensi karies pada anak-anak berusia 5-9 tahun juga sangat tinggi yaitu sebesar 92,6%. 

Perawatan gigi sejak harus sudah ditanamkan sejak dini untuk menghindari penyakit-penyakit yang menyerang gigi, seperti gigi berlubang (karies), pembengkakan gusi, gusi mudah berdarah, gusi mengeluarkan nanah, dll. Banyak sekali kebiasaan-kebiasaan salah dalam merawat gigi yang masih dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Dalam artikel ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang cara merawat gigi dengan baik dan benar.

1.Sikat gigi dua kali sehari
Pasti sudah banyak masyarakat yang mengetahui bahwa dalam sehari harus menyikat gigi minimal 2x sehari. Menyikat gigi idealnya dilakukan saat malam sebelum tidur dan pagi hari setelah sarapan. Akan tetapi, masih banyak orang yang menyikat giginya saat bangun tidur sebelum sarapan dan tidak menyikat giginya setelah sarapan. 

Kesalahan tersebut dapat menyebabkan sisa-sisa makanan sarapan tertinggal di gigi dan baru dibersihkan saat malam sebelum tidur yang mana akan mengakibatkan sisa-sisa makanan tadi sudah tidak bisa dibersihkan secara sempurna.


2.Pemilihan sikat gigi dan pasta gigi
Pemilihan bulu sikat juga penting. Pemilihan bulu sikat dapat disesuaikan dengan kekuatan gusi dan gigi. Untuk orang yang sudah pernah melakukan penambalan pada giginya, disarankan untuk memilih bulu sikat yang halus supaya tidak merusak tambalannya. Untuk yang memiliki gigi yang sensitive atau gusi yang mudah berdarah juga disarankan untuk memilih bulu sikat yang halus. Pada saat memilih sikat gigi, pilih yang permukaan bulu sikatnya rata dan ujung bulu sikat membulat.


3.Cara menyikat gigi yang benar
Masih banyak orang yang masih sembarangan dalam menyikat gigi. Cara menyikat gigi yang salah dapat berakibat pada masih tertinggalnya sisa-sisa makanan di dalam mulut yang akan meningkatkan risiko gigi berlubang. Cara menyikat gigi yang benar adalah pertama-tama sikat bagian luar permukaan gigi depan secara perlahan dengan Gerakan naik turun. 

Untuk gigi bagian belakang disikat degan Gerakan membulat baik bagian dalam maupun luar. Untuk menyikat gigi bagian belakang yang menghadap ke atas (bagian untuk mengunyah makanan) dilakukan dengan Gerakan maju mundur. Untuk gigi depan bagian dalam dilakukan dengan cara menggunakan setengah bagian depan bulu sikat gigi dengan Gerakan naik turun. 

Usahakan jangan menyikat gigi terlalu keras terlebih untuk orang yang memiliki gigi sensitive atau orang yang gusinya mudah berdarah. Untuk orang yang giginya pernah ditambal juga disarankan menyikat gigi tidak terlalu keras karena akan merusak tambalan.


4.Berkumur setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang manis
Makanan yang manis seperti coklat dan permen jika tidak segera disikat atau berkumur akan menyebabkan kerusakan pada gigi. Minuman ringan dan kopi juga dapat menimbulkan lapisan tipis pada gigi sehingga warna gigi menjadi kusam yang akhirnya membentuk plak dan menjadi karang gigi. 

Kebiasaan iberkumur setelahh mengonsumsi makanan atau minuman manis masih belum diterapkan oleh banyak orang karena dianggap merepotkan. Padahal, kebiasaan ini sangat penting karena makan manis merupakan salah satu penyebab utama gigi berlubang.


5.Pergi ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali
Kebiasaan ini juga masih sangat jarang dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Kebanyakan masyarakat Indonesia hanya pergi ke dokter gigi jika merasakan sakit gigi. 

Padahal, pergi ke dokter gigi 6 bulan sekali dapat mengurangi risiko terjadinya banyak penyakit gigi dan mulut dan kesehatan gigi dan mulut akan terus terjaga. 

Dokter gigi akan segera menangani tanda-tanda penyakit gigi dan mulut sebelum semakin parah jika seseorang rutin pergi ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali. Contohnya yaitu pada tahap awal karies gigi tidak terasa sakit karena belum terkena saraf pada gigi, jika seseorang pergi ke dokter gigi maka dokter gigi dapat menangani karies tersebut sebelum karies semakin parah dan terasa nyeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun