Akhirnya, setelah hampir sebulan, jalur alternatif itu selesai. Meski tak sebaik jalan utama, jalur tersebut cukup untuk dilalui sepeda motor dan gerobak warga. Rasa lega pun menyelimuti kampung. Â
Namun, Pak RT belum puas. Dia mengusulkan agar warga memanfaatkan jalur baru itu untuk kegiatan ekonomi. "Kita bisa buka pasar kecil di sini. Jadi, meski jalan utama ditutup, kita tetap bisa berjualan." Â
Saran itu disambut antusias. Dalam waktu singkat, jalur alternatif berubah menjadi pasar sederhana setiap akhir pekan. Hasil kebun, kerajinan tangan, hingga makanan tradisional dijajakan di sana. Warga dari kampung sebelah pun mulai berdatangan. Â
Perlahan, kehidupan warga kembali normal, bahkan lebih baik. Mereka tidak hanya bergantung pada jalan utama lagi. Semua ini berkat kepemimpinan Pak RT yang selalu mengutamakan kebersamaan. Â
Ketika jalan utama akhirnya dibuka kembali, warga menyadari satu hal: jalur alternatif dan pasar kecil mereka telah menjadi bagian penting dari kampung. Mereka berterima kasih kepada Pak RT yang selalu berada di depan, memimpin dengan hati dan kepedulian. Â
Di bawah naungan Pak RT, kampung kecil itu terus hidup dalam harmoni, membuktikan bahwa kebersamaan dan semangat gotong royong mampu mengatasi segala tantangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H