Mohon tunggu...
Elma Rahayu putri
Elma Rahayu putri Mohon Tunggu... Editor - Content creator

Terus menulis, meskipun masih kaku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bersama millenial dakwah Bangkit

28 Maret 2021   19:58 Diperbarui: 29 Maret 2021   00:37 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Generasi millenial dalam beberapa kurun waktu menjadi bahan perbincangan banyak orang, mempertanyakan bagaimana peran millenial dalam kehidupan sosial.

Millenial pun dianggap  membawa pengaruh negatif, dikarenakan mereka hidup di era yang serba mudah, mudah mendapatkan informasi, mudah dalam berkreasi, dan berinovasi.

Generasi millenial sangatlah terbuka terhadap media sosial, dengan di tawarkan aplikasi di smartphone mereka seperti  Instagram, Twitter, Facebook, WhatsApp,line, telegram, Tik tok, bahkan banyak aplikasi lainnya.  Memudahkan mereka dalam berkomunikasi jarak jauh, membuat mereka mudah akrab dengan orang baru tanpa harus bertemu. 

Dalam aspek lain seperti dakwah, bagaimana sang millenial bisa ikut berkecimpung didalam urusan berdakwah, mewarnai dakwah dalam penyampaian pesan-pesan  dakwah sesuai dengan kebutuhan masyarakat online sekarang ini.

Tentunya dakwah ini adalah berisi ajakkan atau seruan seorang kepada kebaikan. Dan para pengemban dakwah pun memiliki keutamaan, Allah SWT mengistimewakan  sekelompok orang  atas seluruh umat manusia  terutama diberikan nikmat Islam dan terlebih khususnya dalam urusan berdakwah. Sebagaimana Allah SWT berfirman tentang kewajiban kita dalam berdakwah :

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS Ali Imran [3]: 104). 

 Millenial bisa masuk dalam lingkaran dakwah dengan memodifikasi penyampaian dakwahnya, salah satunya melalui media sosial.  Dakwah pada era digital ini memang memerlukan warna, agar penyampaian pesan dakwahnya mudah di terima oleh seluruh umat manusia. Apalagi media sosial saat ini di penuhi oleh para millenial. yang menyukai tulisan- tulisan yang tidak membosankan, dan tidak bersifat bertele- tele. Maka wajar millenial terkesan lebih menyukai hal yang instan.

Sebagai contoh  banyak anak millenial menggunakan Instagram sebagai media berdakwah, dengan membuat konten vlog dakwah, podcast, sampai dengan literasi yang mulai dimodifikasi dan menjadi dalam bentuk visualisasi.

Pada sejarahnya literasi itu sudah ada sejak lama, saat pada jaman Rasulullah Saw pun sudah ada literasi ini. pada saat itu  Nabi Muhammad Saw menyampaikan dakwah dalam bentuk tulisan pada para penguasa.

literasi pada jaman Nabi Muhammad Saw memiliki fungsi diantaranya :

  1. sebagai surat yang di tunjukkan secara langsung kepada penguasa, dan isinya  adalah ajakkan untuk masuk Islam.
  2. Kesepakatan damai dan hasil perundingan  konsesus antara kaum muslim dan non muslim
  3. Sebagai bentuk literatur, seperti : kitab Al-Qur'an, buletin yang  berisi  ajakkan  pemahaman  tentang ajaran islam.

Jadi dengan perkembangan media sosial ini, Harusnya kita sebagai pengguna harus bisa menggunakan  media sosial secara bijak, agar nantinya yang bermunculan adalah pengaruh yang positif. 

Berdakwah melalui media sosial memang adalah sebuah tantangan dan sekaligus peluang bagi kita generasi millenial,anak anak muda dalam membantu membangun masyarakat muslim yang yang madani, mencintai kerukunan, menjadi generasi muslim millenial yang penuh religius.

Sebagai contoh kisah pemuda Islam pada jaman Rasulullah yang menginspirasi kita semua.

  1. Usamah bin Zaid. Usianya 18 tahun. Namun ia mampu memimpin para anggotanya untuk menghadapi pasukan terbesar dan terkuat pada masa itu. Yang mana anggotanya adalah para pembesar sahabat, seperti Abu Bakar dan Umar
  2. Saad bin Abu Waqqash. Pada saat usia 17 tahun untuk yang pertama kalinya, ia mampu melontarkan anak panah di jalan Allah. Beliau termasuk dari enam orang ahlus syuro.
  3. Al Arqam bin Abil Arqam. Saat usianya 16 tahun, ia menjadikan rumahnya sebagai tempat berdakwah Rasulullah SAW selama 13 tahun berturut-turut.
  4. Zubair bin Awwam. Di saat usianya yang ke 15 tahun, ia menghunuskan pedang di jalan Allah. Dan diakui oleh Rasulullah SAW sebagai hawarinya.
  5. Zaid bin Tsabit. Di usia yang masih sangat muda 13 tahun. Ia sebagai penulis wahyu. Dalam 17 malam ia mampu menguasai bahasa Suryani, sehingga dijadikan penterjemah Rasulullah SAW. Beliau juga hafal kitabullah dan ikut serta dalam kodifikasi Alquran.
  6. Atab bin Usaid. Rasulullah SAW mengangkat Atab bin Usaid sebagai gubernur Makkah di usianya yang ke 18 tahun.
  7. Mu’adz bin Amr bin Jamuh, usianya 13 tahun. Beserta Mu’awwidz bin ‘Afra, usianya 14 tahun. Mereka membunuh Abu Jahal ketika perang Badar. Seorang jenderal kaum musyrikin.
  8. Thalhah bin Ubaidullah. Usianya 16 tahun. Ia merupakan orang Arab yang paling mulia. Bahkan beliau berbaiat untuk mati demi Rasulullah SAW pada perang Uhud. Dan beliau juga rela dirinya dijadikan sebagai tameng bagi Nabi SAW.
  9. Muhammad Al Fatih. Di usianya 22 tahun, beliau mampu menaklukan Konstatinopel, ibu kota Byzantium. Pada saat itu para jenderal agung sudah merasa putus asa.
  10. Abdurrahman An Nashir. Pada saat usianya 21 tahun, ketika masanya Andalusia mencapai puncak keemasan. Dia mampu menganulir berbagai pertikaian dan membuat kebangkitan sains yang tiada duanya.
  11. Muhammad Al Qasim. Di usianya yang ke 17 tahun, dapat menaklukan India sebagai seorang jenderal agung pada masanya.

Masih banyak  kisah yang mengukir sejarah Bangkitnya  Islam di seluruh dunia, dan tentunya perjuangannya mereka tidak ada tandingannya. Dibandingkan kita  yang tak lagi harus berjuang di Medan pertempuran untuk memperjuangkan agama Islam. Tapi tugas kita sebagai umat muslim tidak akan pernah  usai sampai disini,  tetap ada yang harus kita jalankan, yaitu salah satunya berdakwah.

Berdakwah melalui media sosial adalah cara yang  paling efektif saat ini, karena kita tidak lepas dari media sosial, per-harinya, pasti selalu ada saja kepentingan kita untuk membuka media sosial. Entah itu  berkomunikasi, dan browsing.

Lalu bagaimana cara kita berdakwah di media sosial, caranya adalah :

Jangan takut pesan dakwah kita tidak di terima orang, karena tugas kita bukan untuk merasa benar, melainkan saling menasihati dalam kebenaran.

Sebagaimana firman Allah:

{وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)} 

Demi masa, sesungguhnya seluruh manusia itu berada dalam kerugian. Kecuali mereka yang beriman, dan beramal shalih, dan saling menasihati dalam kebenaran, dan (saling menasihati) dalam kesabaran.” (Al Ashr: 1-3)

Tugas berdakwah ini bukan hanya tugas dari  ustadz dan ustadzah, dan para ulama, tapi. Seluruh umat muslim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun