Mohon tunggu...
Elma nur islamiyah
Elma nur islamiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

PMM UMM Membantu Menanamkan Critical Thinking di Panti Asuhan

27 Agustus 2023   10:26 Diperbarui: 20 September 2023   13:41 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa PMM bersama anak didik Panti Asuhan Darul Aitam Attaqwa (Foto: Dokumentasi Mahasiswa PMM)

Program pengabdian masyarakat oleh mahasiswa (PMM)  merupakan kegiatan rutin dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dengan menurunkan sejumlah mahasiswanya untuk ikut andil dalam kegiatan di masyarakat. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) yang bertujuan agar mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang terbuka akan fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat, serta menjadi bentuk kepedulian Universitas Muhammadiyah Malang kepada masyarakat secara langsung.

Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melaksanakan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa (PMM) membantu menanamkan berpikir kritis (critical thinking) sejak dini di Panti Asuhan Darul Aitam Attaqwa Sitirejo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.

Peserta pengabdian merupakan kelompok 83 gelombang 4 bimbingan dari dosen Alifah Nabilah Masturah, S.Psi., M.A. yang beranggotakan 5 orang yaitu 

Elma Nur Islamiyah  202110110311204

Noviana Dewantari   202110110311206

Sri Atika Sukma          202110110311125

Adrian Bima Gumilang  202110110311281

Ahmad Afwan              202110110311023

Menurut Muflikhatul Ida Affana (Pengurus Panti Asuhan), selama ini anak didik di Panti Asuhan sudah mulai bisa berpikir dengan kritis, tetapi kondisinya belum ada seseorang yang mendampingi dalam proses pengembangan berpikir kritis tersebut. Padahal berpikir kritis itu penting dikembangkan untuk membantu menyelesaikan masalah yang akan dihadapi oleh anak-anak dalam kehidupan sehari-hari.

Mahasiswa PMM menerangkan materi berpikir kritis (Foto: Dokumentasi Mahasiswa PMM)
Mahasiswa PMM menerangkan materi berpikir kritis (Foto: Dokumentasi Mahasiswa PMM)

Dari permasalahan tersebut, PMM kelompok 83 membuat program kerja yang dapat menyokong berkembangnya pemikiran kritis dari anak-anak di Panti Asuhan Darul Aitam Attaqwa, meliputi materi berpikir kritis, mengarang cerita dan puisi, menggambar pola, serta menganalisis video tentang memecahkan suatu permasalahan.  Selain itu, terdapat progam kerja lainnya yang membantu menemukan solusi untuk bercocok tanam dengan lahan dan tanah yang terbatas dengan menggunakan metode hidroponik. Program kerja tersebut pastinya dirancang agar sesuai dengan subjek anak usia dini.

Anak didik di Panti Asuhan Darul Aitam Attaqwa bertanya kepada mahasiswa PMM (Foto: Dokumentasi Mahasiswa PMM)
Anak didik di Panti Asuhan Darul Aitam Attaqwa bertanya kepada mahasiswa PMM (Foto: Dokumentasi Mahasiswa PMM)

Hasil dari pelaksanaan program kerja selama 30 hari (27/07/2023-26/08/2023)  yakni anak didik lebih dekat dengan peserta pengabdian masyarakat oleh mahasiswa, yang dimana anak-anak panti tersebut tidak berani dalam bertanya secara kritis dan masih memiliki pola pikir yang belum mumpuni, akhirnya dengan adanya program yang kita kerjakan dan materi yang dipaparkan anak-anak panti tersebut mengalami peningkatan dalam berpikir out of the box dan berpikir secara kritis, sehingga mereka mulai berani dalam mengutarakan pendapat mereka dan sering memberikan pertanyaan yang kritis diberikan kepada kami kelompok PMM 83, Kreativitas anak di Panti Asuhan meningkat dan hasil tanaman hidroponik dapat dipanen.

Diharapkan setelah melaksanakan program ini dapat diterapkan anak didik dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari dan dapat mengambil keputusan dengan tepat selain dapat diterapkan di kehidupan sehari -hari  berpikir secara out of the box juga dapat membantu anak didik dalam membedakan antara  berita hoax (berita palsu) dan berita fakta (berita benar) yang dimana saat ini berita hoax banyak bermunculan di sosial media yakni dengan cara mencari kebenaran tetang berita yang beredar dan memastikannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun