Seiring dengan kemajuan zaman, kita dihadapkan dengan kenyataan bahwa dunia ini menjadi serba modern, semua hal dapat dilakukan dengan mudah dengan kecanggihan teknologi masa kini, dibalik kemudahan tersebut tentunya terdapat dampak positif dan negatif, beberapa orang merasa aktivitasnya menjadi mudah, semua serba cepat.Tanpa disadari terdapat budaya baik dari zaman dahulu yang terlupakan dan mungkin akan segera hilang keberadaannya.
Contoh yang paling terlihat yaitu dalam hal keramahan, dari dulu Indonesia terkenal dengan negara yang penduduknya ramah-ramah, ini merupakan salah satu budaya baik yang perlu diterapkan sampai kapanpun. Namun, kenyataannya sekarang budaya ramah sudah mulai pudar, apakah kamu merasakannya? Ketika berjauhan kita bergantung pada smartphone atau teknologi lainnya sehingga merasa pertemuan secara langsung sudah tidak terlalu bermakna, ketika bertemu secara langsungpun kita cenderung sibuk dengan smartphone masing-masing. Bukankah kita sudah jauh dari kata ramah itu? Sadarkah kita bahwa antar tetangga saja terkadang tidak saling menyapa? Bukankah menyapa dapat membuat kita menjadi lebih mudah kenal dengan orang lain? Pertanyaan ini mungkin  bisa disanggah oleh penggiat sosial media dimana zaman sekarang berkenalan atau sekedar menyapa orang lain bukan hal yang selalu berdampak baik, karena banyak juga kejahatan yang terjadi akibat pertemanan. Tetapi apa salahnya jika diri kita berniat baik?
Sebenarnya masih banyak yang dirindukan dari budaya zaman dahulu, dan sah-sah saja ketika kita merasakan hal tersebut. Kita juga tidak bisa menolak perkembangan zaman dan menjadi individu yang tertinggal. Sebagai penulis essai ini yang dapat saya simpulkan yaitu tetaplah menjadi orang baik di zaman apapun kamu hidup, lakukan yang terbaik untuk dirimu sendiri dan yang bermanfaat untuk orang lain, ketika segala sesuatu memiliki positif dan negatif maka ambil dan jadilah yang positif.
