Mohon tunggu...
Elma Fadilah Putri
Elma Fadilah Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Small people with a big dreams.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 21107030049

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ini Dia Tiga Peristiwa Penting dan Empat Tradisi Umat Buddha Peringati Hari Raya Waisak

16 Mei 2022   15:09 Diperbarui: 16 Mei 2022   15:20 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senin, 16 Mei 2022 Umat Buddha di Indonesia merayakan Hari Raya Waisak 2566 BE (Buddhist Era). Waisak sendiri merupakan salah satu nama bulan di penanggalan India Kuno. Waisak memiliki sebutan lain yaitu Vesak, Visaka, dan Wesakha. Selain itu Hari Waisak juga dikenal dengan sebutan Vesak di Malaysia, Singapura dan Sri Lanka, Visakah Puja atau Buddha Purnima di India, Visakha Bucha di Thailand, dan Saga Dawa di Tibet. Hari Raya Waisak ini dijadikan sebagai hari libur nasional di sejumlah negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Berdasarkan keputusan Presiden Indonesia Nomor 3 tahun 1983 pada 19 Januari 1983 Hari Raya Waisak ditetapkan sebagai hari libur nasional di Indonesia. Hari Raya Waisak biasa dirayakan setiap tahun di Bulan Mei, tepat saat bulan purnama terjadi. Nama Waisak diambil dari bahasa Pali 'Wesakha' yang kemudian disebut juga sebagai 'Waisakha' dalam bahasa Sansekerta.  Peringatan ini dirayakan pada waktu terang bulan atau purnama sidhi.

Seperti halnya peringatan hari raya lainnya, Hari Raya Waisak juga terdapat peristiwa penting di dalamnya. Berikut mari kita bahas tiga peristiwa penting 'Trisuci Waisak' yang dinyatakan dalam Konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia (World Fellowship of Buddhists -- WFB) yang pertama kali diselenggarakan di Sri Lanka tahun 1950.

1. Lahirnya Pangeran Siddharta di Taman Lumbini pada tahun 623 S.M.

2. Pangeran Siddharta mencapai penerangan agung dan menjadi Buddha di Buddha Gaya di umur 5 tahun pada tahun 588 S.M.

3. Buddha Gautama Parinibbana (wafat) di Kusinara pada usia 80 tahun di tahun 534 S.M.

Trisuci Waisak tersebut ialah momen dalam merenungkan segala perbuatan yang telah diperbuat, apakah itu baik maupun buruk untuk diri sendiri dan untuk orang lain. Pada Hari Raya ini setiap budaya Buddha mempunyai tradisinya sendiri. Waisak pun dirayakan dengan berbeda-beda di berbagai negara. Pada perayaan umat Buddha akan berangkat ke kuil lokal mereka. Beberapa dari mereka akan berada di kuil sepanjang siang dan malam bulan purnama. Di sana mereka melakukan banyak perbuatan baik mengambil peran dalam nyanyian, meditasi, merenungkan ajaran Buddha, membawa persembahan ke kuil dan berbagi makanan kepada orang lain.

Perayaan Waisak di Indonesia sendiri mengikuti keputusan WFB. Secara tradisional dan nasional, Waisak dipusatkan di kompleks Candi Borobudur. Rangkaian perayaan Waisak secara umum meliputi:

  • Pengambilan air berkah dari mata air (umbul) Jumprit di Kabupaten Temanggung serta penyalaan obor menggunakan sumber api abadi Mrapen di Kabupaten Brobogan.
  • Ritual "Pindapatta", yakni suatu ritual pemberian dana makanan kepada para biksu oleh masyarakat untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk melakukan kebaikan.
  • Samadhi pada puncak bulan purnama. Penentuan bulan purnama ini berdasarkan perhitungan falak, sehingga puncak purnama bisa saja terjadi di siang hari.

Selain tiga upacara pokok di atas, dilakukan juga pradaksina, pawai dan juga acara kesenian. Sementara itu, terdapat tradisi Hari Raya Waisak yang turun-temurun dilakukan oleh umat Buddha di Indonesia. Seperti yang kita tahu bahwa tradisi Hari Raya Waisak di Indonesia dirayakan di beberapa candi yang berbeda. Apa saja perbedaan tradisi di beberapa candi tersebut? Simak penjelasan yang telah saya rangkumkan untuk kamu berikut ini.

1. Tradisi di Candi Borobudur Magelang

Pelaksanaan peringatan Hari Raya Waisak terbesar di Indonesia dilakukan di sini selama bertahun-tahun. Dalam perayaan, sedikitnya ada kirab 3 km dengan membawa puja bakti yang dilengkapi dengan replika patung Buddha, air, api dan pastinya kitab. Masyarakat sekitar Candi Borobudur bisa menyaksikan pelepasan ribuan lampion yang diterbangkan ke udara oleh umat Buddha yang sedang merayakan maupun oleh wisatawan yang juga ikut berpartisipasi. Ternyata wisatawan diperbolehkan ikut serta merayakan hari raya ini loh. Asalkan wisatawan diwajibkan untuk memakai pakaian yang sopan saat mengikuti perayaan.

2. Tradisi festival Candi Muaro Jambi

Festival Waisak juga diadakan di Candi Muaro Jambi. Festival ini merupakan festival besar Waisak terbesar kedua setelah yang ada di Candi Borobudur. Beberapa rangkaian kegiatan yang dilakukan di Candi Muaro yaitu upacara sakral di sekitar kompleks Candi Muaro sendiri, persembahyangan dan penutupan dengan melepas lampion. Selain acara keagamaan, kuil muaro juga terbuka untuk umum dengan diadakan adanya pasar makanan dan festival musik yang seru.

3. Tradisi perayaan Waisak di Candi Mendut Magelang

Perayaan di Candi Mendut ini memberikan kesan bahwa candi itu tidak ada habisnya. Salah satunya di Kabupaten Magelang di mana umat Buddha ikut merayakan Waisak di Candi Mendut ini. Perayaan di candi ini dilakukan dengan berbagai rangkaian kegiatan diantaranya yakni ritual adat, upacara pemujaan roh leluhur, hingga prosesi dari Candi Mendut ke Candi Borobudur.

4. Tradisi Karnaval Agung Amisa Puja Yogyakarta

Setelah dari Magelang, tidak jauh kita berpindah ke Daerah Istimewa Yogyakarta. Tepatnya di Desa Gunung Kelir, Girimulyo, Yogyakarta. Perayaan ini dilakukan bersamaan dengan karnaval umat Buddha secara umum. Penduduk setempat membuat replika Buddha dengan persembahan dari biara.

Demikian beberapa hal penting dalam perayaan Hari Raya Waisak yang dapat saya sampaikan kepada kalian. Waisak merupakan hari kedamaian dan hari perbuatan baik. Selamat merayakan Hari Raya Waisak 2022 bagi umat Buddha yang merayakan. Semoga segala kedamaian, kebahagiaan serta kesejahteraan menghampiri hidup setiap orang yang merayakan Waisak. Hiduplah dengan meneladani perbuatan baik Sang Buddha agar senantiasa mendapatkan kemuliaan lahir dan batin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun