Mohon tunggu...
Elma Fadilah Putri
Elma Fadilah Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Small people with a big dreams.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 21107030049

Selanjutnya

Tutup

Money

Di Saat Harga Jual Tempe Tahu Meroket, Tidak dengan di Pedagang Satu Ini!

5 Maret 2022   21:11 Diperbarui: 5 Maret 2022   21:27 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tahun sebelumnya pernah (terjadi kenaikan harga kedelai), tapi ini yang paling parah. Dulu (harga kedelai) naik tapi bisa turun lagi, kalo sekarang enggak, naik-naik terus malah. Waktu tahun baru 2021 juga pernah mogok (produksi) tiga hari. Jadi hampir setahun sekali,"

Namun demikian, kenaikan harga tahu dan tempe tidak menyurutkan minat masyarakat untuk mengonsumsi tempe dan tahu. Pada kenyataannya banyak orang yang tetap membeli dan menjadikan tempe dan tahu sebagai makanan sehari-hari di saat melonjaknya harga kedelai, mereka bisa memahami kalau ukuran tempe dan tahu sekarang sedikit lebih kecil. "Pembeli masih tetep beli (tempe), paling cuma nanya harga doang. Diakalin kita sendiri aja dikecilin (ukuran tempe) atau gimana," tambahnya.

Kementerian Perdagangan berspekulasi bahwa penyebab kenaikan harga kedelai internasional dikarenakan China membeli begitu banyak kedelai guna mendukung reformasi peternakan babi di dalam negeri. Diperkirakan reformasi akan membutuhkan pasokan kedelai yang besar sebagai salah satu bahan baku pakan ternak. Oleh sebab Indonesia 80% sampai 90% bergantung pada pasokan kedelai impor, tentunya akan terkena dampak langsung. Khususnya produsen tahu dan tempe yang membutuhkan kira-kira 3 juta ton kedelai per tahun.

Di saat harga tahu dan tempe mengalami kenaikan yang begitu tinggi, ada salah satu pedagang di pasar yang justru memilih untuk tidak menaikkan harga tahu dan tempe yang dijualnya. Pedagang ini bernama Eko. Dia berdagang di Pasar Klandasan, Balikpapan. Eko merupakan salah satu pedagang tahu dan tempe yang sungkan untuk menaikkan harga jual. 

Ia mengakui, walau harga kedelai mahal, tempe yang dijualnya tidak mengalami kenaikkan harga. Hal tersebut ia lakukan sebab ia khawatir, kalau ia menaikkan harga, nantinya ia bisa saja ditinggal pembeli. "Harga jualnya tetap, tapi pembelinya saat ini juga ikut menurun." ucapnya, dilansir dari Inibalikpapan.com Jaringan Suara.com, Jumat (4/3/2022).

Dirinya mengakui, sempat ada niatan untuk mengusahakan supaya komoditas yang dijualnya tetap memperoleh untung. Tetapi hal itu tidak jadi dilakukan olehnya, pasalnya ia bingung bagaimana cara mengakalinya. Alhasil ia memilih solusi lain yaitu dengan menurunkan jumlah produksi, tetapi harga jual yang digunakan tetap sama. "Kalau ukurannya dikurangi nanti tambah ditinggal pembeli (karena) kok makin kecil (ukuran tempenya). Dalam sehari paling mengolah 100 kg kedelai jadi tempe," ujar terakhirnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun