Mohon tunggu...
Ellyta Lufihasna Wakhanda
Ellyta Lufihasna Wakhanda Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger | Full time mom | Magister Pendidikan

Sedang belajar menulis secara konsisten :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

5 Strategi Sukses PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru): Tidak Cukup Hanya Promosi!

26 Mei 2023   22:00 Diperbarui: 5 Juli 2023   19:32 17395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bermunculannya lembaga-lembaga pendidikan baru, pada satu sisi memberikan sinyal positif akan tingginya perhatian pemerintah dan masyarakat terhadap dunia pendidikan, namun pada sisi lain menyisakan cerita tentang persaingan antar lembaga pendidikan yang semakin atraktif. Lembaga pendidikan kini pun dipandang sebagai lembagai bisnis. Ketika lembaga pendidikan mampu untuk bersaing dan lebih unggul dari lembaga lainnya maka secara tidak langsung banyak pelanggan akan melirik dan tertarik. Menurut Edward Sallis, pelanggan pendidikan secara internal adalah guru dan staff yang ada di sekolah, sedangkan secara eksternal pelanggan pendidikan adalah pelajar, orangtua, kepala daerah, sponsor, pemerintah, masyarakat dan bursa kerja. Dalam bisnis ada yang namanya pemasaran. Begitupun dalam lembaga pendidikan, pemasaran mutlak diperlukan karena persaingan antar lembaga pendidikan semakin ketat. Hal itu terlihat dari munculnya berbagai lembaga pendidikan yang selalu menawarkan inovasi dan keunggulannya.

Sebelum masuk pada strategi sukses PPDB, perlu diketahui bahwa ada 2 elemen penting dalam rangka memasarkan jasa pendidikan ke masyarakat. Pertama, baiknya kualitas promosi dan komunikasi antara sekolah dan masyarakat. Kedua, kemampuan sekolah untuk memahami kebutuhan dan keinginan masyarakat.

Berikut ini adalah beberapa strategi efektif yang dapat dilakukan sekolah dalam PPDB:

1. Aktif Melakukan Promosi

Promosi sekolah merupakan cara mendapatkan siswa baru bagi suatu sekolah. Dengan promosi yang tepat dan efektif, sebuah sekolah bisa mendapatkan siswa yang sesuai dengan harapan dan daya tampung sekolah. Promosi ini tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Agar promosi sekolah dapat berjalan baik, maka perlu adanya pemetaan target calon peserta didik. Selain kategori umur, kriteria pemetaan target bisa bermacam-macam variabel. Misal, tentang keminatan calon peserta didik, jika sekolah anda adalah sekolah kejuruan bisa lakukan promosi dengan memberikan tes minat, bakat dan kemampuan pada calon peserta didik dan memberikan konsultasi rencana lanjut studi secara gratis. Atau jika sekolah anda merupakan sekolah dengan peserta didik yang berdomisili di daerah tertentu, maka bisa dilakukan promosi yang memberikan kemudahan layanan transportasi antar jemput.

Pemetaan target ini sebaiknya dilakukan secara kontinyu dan dievaluasi secara berkala, supaya pihak sekolah mendapatkan data yang up to date sehingga akan memudahkan melakukan strategi promosi pada tahun-tahun ajaran berikutnya. Setelah dilakukan pemetaan, langkah promosi selanjutnya adalah mengenalkan sekolah pada masyarakat. Pengenalan ini bisa dengan kegiatan temu langsung (offline) seperti open house sekolah dan bazar, home visit calon peserta didik, presentasi ke sekolah yang jenjang lebih rendah, menyelenggarakan pameran. Kemudian pengenalan dengan melibatkan teknologi/digital marketing dengan memanfaatkan platform media digital dan media sosial seperti Instagram, TikTok, Facebook, Twitter, YouTube, WhatsApp, Telegram, dan lain-lain. Pastikan sekolah memiliki official account tersendiri yang secara konsisten diupdate dengan konten-konten yang menarik sesuai segmen pasar. Digital marketing ini juga memberikan harapan agar program dan keunggulan sekolah dapat efektif diketahui oleh masyarakat luas.

sumber gambar: pexels.com
sumber gambar: pexels.com

Saat melakukan promosi sekolah, perhatikan adab maupun etika. Hindari memberikan jaminan dan janji-janji yang terlalu muluk hingga mempengaruhi citra sekolah, seperti menghasilkan pelajar dengan standar jaminan tertentu, karena hal ini adalah sesuatu yang mustahil. Sebagaimana Lynton Gray mengungkapkan bahwa manusia tidak sama, dan mereka berada dalam situasi pendidikan dengan pengalaman, emosi, dan opini yang tidak bisa disama ratakan.

Jadi, fokus promosi lebih pada mengenalkan sekolah dengan jaminan mutu dan pelayanan yang nantinya akan memberikan kepuasan bagi pelangganya. Pelanggan menilai mutu dengan berdasarkan persepsi mereka tentang apa yang mereka terima dengan apa yang mereka harapkan.

2. Menjalin Kemitraan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun